Selasa, 27 Juli 2010

Journey to the Future: Brotherhood

Tak ada yang lebih mengikat kita dibanding rasa persaudaraan yang telah mengharu-biru hati

27 Juni 2010

Setelah satu minggu sebelumnya kami melakukan kunjungan ke berbagai tempat di daerah sekitar Jakarta-Bandung, maka minggu ini kami akan memulai perjalanan jauh menuju Bali. Meskipun lelah sudah mengintai dari minggu pertama, hingga adanya beberapa teman kami yang drop, tapi bayangan berjalan jauh satu angkatan rupanya menjadi motivasi lebih sehingga senyum ceria pun tetap mengembang di setiap wajah-wajah nan semangat. Para studek-ers harus sudah memastikan persiapannya sebelum jam 4 sore, mulai dari pakaian, snack, kado, hingga kertas kecil pesan-kesan kepada setiap orang di angkatan 2007.

28 Juni 2010

Malam pertama: Bulan pun bercahaya sendu

Pukul 4 sore banyak dari kami yang sudah berkumpul di DPR (Dibawah Pohon Rindang) depan gedung B-one. Keceriaan terlihat di sana-sini, anak-anak acara mulai sibuk untuk mengatur dan sebagian lainnya pun tetap dengan candaannya. Sesudah maghrib, pancaran aneh mulai terlihat di muka beberapa petinggi studek, wow, ada apa ya?, beberapa sudah membuat rapat dadakan terpisah dari teman lainnya yang sedang menunggu kedatangan bus.Perhatian saya pun teralihkan kepada mereka yang duduk melingkar di sisi-sisi gedung student store. “Ada masalah sebentar dengan busnya, Insya Allah sebentar lagi datang”, salah satu dari mereka berucap. Saya mulai mengendus ada hal yang tidak beres.

Studi Kasus

Saya akan menggambarkannya sejauh pandangan saya dan menurut sepengetahuan saya.
1. Kabar pertama yang diterima oleh kami adalah ada dua bus yang akan menjemput kami, dan itu berasal dari Solo dan Bandung atau ada yang berkata Bambu Apus. Dikabarkan bahwa dua bus tersebut bermasalah oleh Pak Y**i, salah satunya mengalami kecelakaan dan yang lainnya tidak diketahui. Berita tersebut ternyata diralat oleh pihak Y****wW**h dan dikatakan tidak ada bus yang mengalami kecelakaan. Kecurigaan kami telah dibohongi mulai merebak saat Pak Y**i tidak dapat dihubungi berkali-berkali. Kami mulai menelepon seluruh contact person PO. Y****wW**h yang kami punya, namun tidak ada jawaban yang benar-benar memuaskan. Semua jawaban mengambang dan tidak ada kejelasan soal nasib bus kami sama sekali. Kemudian dikabarkan bahwa ada satu bus yang berada di tol cikampek dan dengan ajaibnya dalam waktu setengah jam sudah sampai di lenteng agung menuju kampus. Alhasil ternyata bus tersebut adalah bus K*****a yang belum ‘diapa-apakan’ sehingga memiliki kualitas yang tidak bagus dan jauh dari perjanjian awal kami. Seketika itu kami pun geram, ada main apa dibalik ini semua. Penipuankah? Itu hal yang pertama terlintas. Berbagai pendapat bersilangan, ingin tetap melanjutkan studek setelah menunggu bus kedua atau membatalkan studek dan menempuh jalur hukum. Rapat angkatan dadakan digelar, kali ini untuk memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Setelah berbagai pendapat dikumpulkan dan dipertimbangkan, banyak yang memilih untuk menempuh jalur hukum. Beberapa orang pun dihubungi, mulai dari orang tua hingga saudara, untuk meminta pendapat akan polemik ini. Sementara itu pihak bus terus dicoba untuk dihubungi meski hanya nada sumbang yang terdengar di telepon genggam. Beberapa orang mencoba untuk mengorek informasi dari supir bus K*****a, dan ternyata mendapat informasi yang mengejutkan bahwa bus tersebut baru dihubungi untuk berangkat tadi sore. Sungguh permainan ini sudah terlampau jauh!!.

2. Akhirnya terdengar kabar bahwa bus kedua sekarang berada di cikampek dan baru bisa datang jam 12 malam. Para petinggi studek meminta anak-anak yang sudah menaikkan barang bawaannya ke dalam bus untuk diturunkan lagi. Tim penyidik (koko, dkk) terus bergerak lebih progresif, Sie Acara (Gilang, dkk) dikerahkan untuk mengatasi keresahan warga 2007, LO dosen (Teh Citra, Vero, dkk) diberi tugas untuk menjelaskan posisi kami yang terpentok di sana-sini kepada dosen pembimbing. Konferensi pers pun digelar, keputusan terakhir adalah kita menunggu bus yang kedua. Beberapa orang tua berdatangan untuk menjemput anaknya, ada yang menolak untuk pulang dan ada pula yang tak kuasa untuk menahan keinginan orang tua. Mereka yang tetap tinggal dimigrasi ke departemen Farmasi untuk menginap di sana selama semalam.

3. Beberapa orang tetap bertahan di halte MIPA dan menunggu bus kedua muncul. Tengah malam pun tiba, dan bus kedua akhirnya tiba di kampus (kali ini benar bus Y****wW**h seperti yang dijanjikan) namun dengan kondisi ban belakang yang tidak bagus. Bersama dengannya, terdapat Mas E**(tour guide kami) yang tidak tahu menahu mengenai masalah yang ada. Beberapa orang mencoba mengintrogasi untuk mendapat informasi lebih jauh. Kami pun memutuskan untuk berangkat esok hari dan membiarkan bus kedua untuk membetulkan bannya terlebih dahulu. Kontak dengan pihak Y****wW**h meningkat lewat perantara mas E**.

4. Akhirnya perundingan berhasil dilakukan. Kami mendapatkan tiga kompensasi, yaitu: (1) gratis makan satu hari, (2) penggantian bus K*****a dengan bus Y****wW**h sesuai dengan perjanjian awal, (3) dan uang. Kondisi malam itu benar-benar kacau, namun prioritas untuk teman-teman 2007 lainnya agar tidur terlebih dahulu, sebagian besar tidur di Departemen, beberapa tidur di halte, dan lainnya tidur di dalam bus.

Menit demi menit terlewati dan bus yang dinanti pun tidak datang jua. Akhirnya keputusan dibulatkan untuk menggelar forum angkatan dadakan,membahas masalah sebenarnya yang menghanyutkan kita pada ketidakpastian di malam ini.

Seiring matahari bergerak di ufuk, pemberitahuan dikeluarkan bahwa kami akan berangkat setelah subuh. Lelah menggantung di muka kami, namun setelah beberapa kejadian semalam, perjalanan ini akan tetap dilanjutkan. Kami pun berdoa, semoga perjalanan ini selamat dan lancar hingga kembali lagi ke depok.
Ingatkah kawan, berapa besar perjuangan kita malam itu,
betapa lelah dan tangis merebak di sana
Tapi kita melaju dan maju
Mari ku dendangkan untukmu
“Andai ini ujian, terangilah kamar kesabaran
Pergilah gelita, hadirlah cahaya diselamanya”(Brothers-Untukmu teman)


29 Juni 2010

Kunjungan ke Rekan Sejawat

Hari ini kami menuju penginapan di asrama haji Surabaya. Setelah beres-beres, makan, dan bersih-bersih kami berangkat menuju Universitas Airlangga.
Berbeda dengan UI, Farmasi Unair sudah menjadi fakultas. Di sana kami langsung disambut dan diberikan presentasi mengenai Fakultas Farmasi Unair dan organisasi kemahasiswaan di dalamnya. Setelah dibagi menjadi dua kloter, kami melakukan kunjungan laboratorium dengan didampingi oleh mahasiswa farmasi Unair. Secara garis besar, lab yang ada tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki di farmasi UI, hanya saja besar labnya berbeda. Fasilitas mesin di lab teknologi farmasi pun lebih banyak. Lab biologi farmasi luar biasa karena ada lab kultur jaringan tersendiri. Sementara Lab kimia farmasi kurang lebih memiliki peralatan yang sama dengan yang ada di farmasi UI. Setelah puas berkunjung dan berdiskusi, kunjungan ini diakhiri dengan foto bersama.


30 Juni 2010

Pagi Bali!!!, setelah selama kurang lebih 40 menit kami terombang-ambing di selat Bali, akhirnya menginjak juga pasir Bali. Fokus selanjutnya adalah sampai ke penginapan di Hotel V****g. Setelah menyelusuri jalan di Bali, bus kami akhirnya sampai di penginapan tersebut. Kamar-kamar pun dibagikan dan tas serta koper dibawa masuk ke dalam kamar.

Malam Angkatan

Sore hari kami bergerak menuju wonderland terlebih dahulu sebelum makan malam di Jimbaran. Disambut oleh lembutnya pasir putih dan deburan ombak, kami menikmati momen di sana. Angin laut terasa segar, menyapu debu-debu khawatir dan lelah dari pundak kami. Candaan dan ceriaan menyeruak di udara, menyelingkupi kami menikmati indahnya ciptaan Sang Mahakuasa. Pasir ini terasa lembut dan deburan ombak terasa menjadi nada-nada alam yang begitu memikat. Senyum terukir di wajah setiap orang, terabadikan dalam foto-foto kenangan dan memori pikiran kami.
Setelah maghrib kami bergerak ke Jimbaran. Makan malam satu angkatan di pantai dengan menu utama seafood (wow anda kurang beruntung jika yang memiliki alergi seafood). Deburan ombak dan angin pantai menemani kami malam itu, juga tarian khas Bali ikut menghangatkan suasana. Setelah kenyang dengan makan malam, kami melingkar dan mengikuti acara angkatan. Dengan dipandu oleh Siti dan Isna, acara diawali oleh games. Selanjutnya adalah tukar kado dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu bagi tiap orang yang berhasil menjawab pertanyaan unik mengenai angkatan dari pembawa acara, maka dialah yang berhak terlebih dahulu memilih kadonya. Akhirnya ditutup oleh kesan dan pesan dari beberapa orang yang terpilih secara acak. Keharuan menebarkan sensasinya, ada yang menitikkan air matanya, ada yang sekadar terharu, bahkan menahan air matanya jatuh. Kertas kecil berisi kesan dan pesan dari tiap orang dari angkatan ini pun dibagikan. Tidak ada orang yang dapat menahan godaan untuk tidak membacanya malam itu. Hanyut oleh tulisan di dalamnya, kami pun sadar seperti apa pandangan teman-teman lainnya. Namun jauh dalam lubuk kami, tidak pernah terpikirkan sebelumnya, betapa besar perjuangan untuk bisa sampai di sini. Menuju Bali, kami jatuh-bangun berjalan, walau harus dengan terseret, menggeliat untuk maju. Kenangan ini sungguh tak ingin kami lupa.

Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari
betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu
mekar mendewasa
masih kusimpan senda tawa kita
kembalilah sahabat lawasku
semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan semangatmu itu
oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
tak terbangun dari khayal keajaiban ini
oh mimpi

Andai ada satu cara
tuk kembali menatap agung surya-Mu
lembayung Bali

(Sarasdewi-Lembayung Bali)

1 Juli 2010

Water Sports!!

Tanjung Benoa kami datang beramai-ramai. Menikmati terik matahari hari itu, kami mencoba beberapa permainan yang disediakan di Tanjung Benoa, mulai dari diving hingga parasailing pun ada. Manapun boleh anda coba tergantung minat dan kantong anda tentunya. Hari itu benar-benar bersahabat untuk menghabiskan hari dengan mencoba permainan yang ada, tak ada awan gelap menggantung apalagi rintik hujan. Diawali dengan tarik tambang, kami memulai hari di Tanjung Benoa. It was all about games, sea, and wind.
Setelah puas bermain, perjalanan dilanjutkan dengan wisata oleh-oleh di Krisna. Selama lebih dari satu jam kami berputar-putar di dalam Krisna, mencari oleh-oleh untuk orang di rumah dan di kampus. Beberapa orang sepertinya kalap saat berbelanja. Bus pun penuh oleh kantong-kantong plastik berisikan barang-barang belanjaan.

End of Journey

Hari itu menutup kami di Bali, menyisakan kenangan berharga yang untuk diceritakan kepada anak-cucu kami, sebuah kisah klasik. Tiga tahun sudah kami bersama, hingga masa-masa akhir studi kami di farmasi pun bergerak mendekat. Satu tahun berikutnya akan dipenuhi oleh sibuknya kuliah dan ribetnya penelitian akhir. Tapi bukankah begitu banyak kenangan yang tercipta, memberikan perasaan yang mendalam terhadap angkatan ini. Sudah banyak rintangan yang dilewati bersama-sama, tugas kuliah, ujian, hingga perjuangan berat menuju Bali. Sungguh luar biasa bisa bertemu dengan orang-orang seperti kalian, hal yang saya syukuri sangat dalam hidup ini. Mungkinkah bisa bersua suatu saat nanti? Tidak ada yang dapat menebak jalur takdir dan hidup setiap orang memiliki jalan yang berbeda. Insya Allah akan ada persilangan di jalan tersebut dimana kita bisa berucap salam lagi, tersenyum, dan teringat akan kenangan lama. Catatan ini merupakan persembahan dari saya, mungkin bermanfaat suatu saat nanti, menjadi bukti akan keberadaan kita, bukti bahwa perasaan-perasaan kita terikat dalam angkatan ini. Sebagai penutup mari kudendangkan lagi untukmu kawan,

Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria

Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu

Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa

Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan

Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya

Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
(Brothers-Untukmu Teman)



Read More..

Rabu, 07 Juli 2010

Journey to the Future: Machine Oriented

Man becomes man only by his intelligence, but he is man only by his heart.[Henri Frederic Amiel]

25 Juni 2010

Pagi ini tetap menyambut kami hangat walau lelah masih terasa di sekujur tubuh. Berkumpul kembali di balsid BNI, kami berangkat menuju kunjungan terakhir minggu pertama. Ditemani oleh prof. Effi, kami meluncur menuju Sukabumi, pabrik minuman ion dan cemilan low GI itu.
Disambut oleh bangunan megah dan orang yang hangat kami memasuki pabrik PT. Amerta Indah Otsuka. Pabrik inilah yang memproduksi pocarisweat dan soyjoy. Kami dipandu menuju aula pertemuan untuk mendengarkan presentasi dari pihak otsuka mengenai pabrik ini. Setelah itu kami disuguhi oleh minuman pocarisweat dan cemilan low GI, soyjoy dan kemudian berlanjut dengan keliling pabrik. Jika anda beranggapan bahwa pabrik Sanbe Steril Plant sudah cukup wah dengan banyaknya tenaga mesin maka di pabrik ini hampir 90% pabrik dijalani oleh mesin. Mulai dari proses pembuatan hingga pengepakan sebagian besar dilakukan oleh mesin.
Tidak lupa foto bersama mengakhiri kunjungan kali ini. Berakhirnya kunjungan ini merupakan akhir dari minggu pertama studek. Tetapi, tunggu dulu, jangan turunkan gairah anda, karena perjalanan selanjutnya akan lebih panjang, berliku, dengan duri di sana-sini.

Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [Qs.95:4]

Read More..

Journey to the Future: Menjajah Bandung

Freedom makes a huge requirement of every human being. With freedom comes responsibility. For the person who is unwilling to grow up, the person who does not want to carry is own weight, this is a frightening prospect. [Eleanor Roosevelt]

24 Juni 2010

Bandung, here we come! Hari ini dimulai lebih awal, pukul 05.30 kami sudah harus berkumpul di balsid BNI. Dengan ditemani oleh Bu Nelly, kami berangkat ke Bandung disertai gerimis mengayun. Perjalanan luar Jakarta pertama kami dan semua orang sudah siap. Alhamdulillah tidak ada gangguan yang berarti selama perjalanan ke dan dari Bandung.

Sanbe Sterile Preparation Plant: Ruangan Tanpa Sudut

Hari ini berkunjung ke perusahaan farmasi terkenal Sanbe Farma, lebih tepatnya ke bagian pabrik yang memproduksi sediaan-sediaan steril, seperti infus, preparat vial dan ampul, dsb yang berlokasi di Padalarang Bandung. Kami disambut dengan hangat dan snack yang enak. Salah satu hal yang menarik adalah kami harus mengganti sepatu yang kami kenakan dengan sepatu yang disediakan oleh pihak pabrik.
Di sini kami mendapat penjelasan tentang Sanbe Steril Plant, terutama sistem air nya yang merupakan jantung dari pabrik ini. Salah satu produk unggulan pabrik ini adalah infus kemasan softbag pertama di Indonesia yang mengalami sterilisasi pada suhu 121°C dan sesuai dengan prosedur CPOB standar Indonesia dan internasional. Selanjutnya kami beranjak mengelilingi tempat ini dan melihat sedikit banyak proses produksi dari infus tersebut. Kegiatan di pabrik ini sudah lebih banyak menggunakan tenaga mesin dan semuanya terintegrasi dalam suatu sistem. Hal yang menarik adalah hampir sebagian besar pabrik ini tidak memiliki sudut, yang merupakan standar dari ruangan steril. Hal ini dikarenakan sudut pada ruangan dapat memperbesar kemungkinan kontaminasi oleh mikroba.
Kunjungan tempat ini pun berakhir, sepatu-sepatu sudah dikembalikan, foto-foto sudah diabadikan, dan saatnya berangkat menuju tempat berikutnya.

Kebun Percobaan Manoko: Hiking untuk melihat tanaman obat

Wow, sebuah tempat dengan jalur menantang untuk dilalui. Naik-turun bukit kami lalui, walaupun dengan keringat di dahi, senut di kaki, dan lelah yang menghampiri, senyum kami tetap tersungging untuk foto yang dijepretkan. Untunglah Bu Nelly diantar dengan motor oleh pihak perkebunan Manoko.
Perkebunan ini terletak di dataran Lembang dengan luas hingga 20,7 Ha dan sebagian besar tertanami tanaman obat dan aromatik. Tempat ini memiliki pemandangan alam yang cukup indah dan sangat tepat untuk foto-foto. Di sini kami berkeliling sambil diberi penjelasan mengenai tanaman yang ada serta khasiatnya.
Setelah kunjungan selesai, kami tetap harus melalui jalur naik-turun itu untuk kembali ke bus. Akhirnya kami sampai di kampus pada maghrib dan diteruskan dengan istirahat di tempat masing-masing untuk mengistirahatkan kaki-kaki yang berteriak dalam bisu.


Read More..

Journey to the Future: Jakarta Ibukota Tercinta

Every great advance in science has issued from a new audacity of imagination. [John Dewey]

23 Juni 2010

Hari ini adalah hari Jakarta karena hari inilah kunjungan terakhir kami di Jakarta. Sama seperti sebelumnya, kami berkumpul pukul 06.30 plus, plus. Plus registrasi, siap-siap, dan tak ketinggalan snack selama perjalanan. Hari ini sang PO tersayang tidak bisa hadir dikarenakan diare yang harus dideritanya, tapi tak mengapa jalur koordinasi sudah diserahkan ke pihak acara sehingga kegiatan tetap berjalan lancar. Meskipun diawali dengan kedatangan bus yang terlambat akibat miskomunikasi antara supir bus dan pihak manajemen bus, kami toh tetap berangkat dengan gairah yang sama.

Museum BI: uang, sejarah, dan negara

Museum BI mungkin salah satu museum di Indonesia yang menawarkan konsep museum yang berbeda. Perpaduan antara gaya bangunan khas belanda nan klasik, canggihnya teknologi digital, dan sejarah moneter Indonesia yang dikemas dengan kompak menjadi daya tarik lebih bagi museum BI. Dengan dipandu oleh seorang tour guide, kami mengelilingi museum BI dengan sajian pertama adalah game menangkap uang digital yang menggunakan sensor cahaya sebagai respon terhadap gerakan tangan manusia. Selanjutnya adalah menonton film singkat tentang sejarah museum BI yang disaji cukup menarik. Tak lupa setelah itu ada bagi-bagi hadiah untuk mereka yang berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan tour guide. Perjalanan berlanjut dengan melihat koleksi museum BI, mulai dari sejarah moneter Indonesia yang dipadukan oleh teknologi touch screen, bentuk uang yang ada di Indonesia dari masa ke masa, dan emas batangan berwarna kuning kusam, serta tak lupa foto-foto di segala sudut ruangan. Secara garis besar museum ini cukup mengagumkan dan kunjungan ini diakhiri dengan foto-toto bersama.

SCI: Like a magic, advanced science was appeared

Kami selanjutnya meluncur Stem Cell and Cancer Institute (SCI) yang terletak di Pulo Mas, Jakarta Timur. Di sini pun dosen pembimbing sudah hadir lebih dahulu, yaitu Pak Iskandar. Kemudian sebagai lembaga penelitian yang bergerak di bidang stem cell dan kanker, SCI memiliki SDM yang mumpuni dan perlengkapan yang cukup advance d Indonesia, di antaranya RT/PCR, Western Blot, Cell Culture dan ELISA serta Immunofluorescence dan Flow Cytometry. SCI memiliki dua divisi yaitu divisi stem cell dan divisi antikanker. Masing-masing divisi tersebut memiliki spesifikasi yang bergerak dibidang:
Divisi stem cell: Mouse embryonic stem cell, Adult Stem cell dari pembuluh darah tepi untuk pengobatan luka bakar, stroke, dsb, serta stem cell yang berasal dari darah plasenta manusia.
Divisi Antikanker: program pencegahan kanker, terapi dan diagnosis molekular melalui biomarker, serta vaksin kanker.
Saat tiba di tempat ini, kami dibagi menjadi grup, salah satu grup mengikuti presentasi dan lainnya tur keliling SCI. Banyak hal yang diperlihatkan di sini dengan penjelasan yang cukup detail, meskipun tidak semua penjelasan kami mengerti.
Kunjungan pun di akhiri dengan foto bersama dan decak kagum akan sains dan teknologi yang sudah cukup maju di lembaga ini. Sungguh tempat yang inspiratif!

Science is an imaginative adventure of the mind seeking truth in a world of mystery. [Sir Cyril Herman Hinshelwood]



Read More..

Journey to the Future: Menyelesaikan yang Tertunda

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.[QS. 94:7]

22 Juni 2010

Hari ini tidak ada studek, jeda satu hari dalam satu minggu padat. Namun bukan menjadi alasan bagi mereka yang aktif untuk berleha-leha, ada pekerjaan menumpuk yang harus diselesaikan; ujian farmakokinetika, laporan PKM-P, proposal untuk berangkat ke APPS, ngambil tambang di basecamp mapala UI, kuliah K2N, rapat dan rapat.
Untuk mengisi kekosongan, berikut dilampirkan ringkasan perjalanan kami:

MINGGU I
SENIN 21/6 = BPOM & Ristra IndoLab
Pembimbing: Bu Atiek
RABU 23/6 = Museum BI dan Stem Cell and Cancer Institute (SCI)
pembimbing : Pak Iskandar
KAMIS 24/6 = Sanbe Sterile Plant dan Kebun Percobaan Manoko
pembimbing : Bu Nelly
JUMAT 25/6 = PT. Amerta Indah Otsuka
pembimbing : Bu Effionora

MINGGU II
Berkumpul di lapangan farmasi pukul 16.00-17.00
pembimbing : Bu Nelly dan Bu Katrin
SENIN 28/6 = Nyonya Meneer
SELASA 29/6 = Universita Airlangga
RABU 30/6 = Acara Puncak Angkatan di Jimbaran
KAMIS 1/7 = Kegiatan Angkatan di Tanjung Benoa dan Wisata Belanja di Krisna

Tak ada jiwa yang tak disibukkan dengan perkara besar, kecuali ia akan disibukkan oleh perkara kecil. Tak ada jiwa yang tidak disibukkan dengan kebaikan, kecuali ia pasti disibukkan dengan keburukan.[unknown]

Read More..

Journey to the Future: Kunjungan Pertama, Sebuah Langkah Awal

Berdoalah di tiap awal pekerjaanmu, karena hal itulah yang memberikan nilai lebih dalam setiap hasilmu.

21 Juni 2010

Hari pertama dimulai pukul 06.30, kami berkumpul di balai sidang BNI. Banyak yang tepat waktu, namun tidak sedikit yang tetap telat. Kunjungan hari pertama dimulai ke BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan selanjutnya berkunjung ke Ristra Indolab. Studek sudah dimulai, semangat kami meninggi, inilah saatnya, perjalanan menuju masa depan pun dimulai.

BPOM, lembaga pemerintah

BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) merupakan lembaga pemerintah non-kementrian. Kunjungan pertama kami adalah ke lembaga ini yang berlokasi di Jl. Percetakan Negara, Jakarta dengan menaiki dua bus. Jumlah kami sekitar 66 dengan ditemani oleh Prof. Atiek yang ternyata sudah sampai lebih dahulu sebelum kami. Pada rundown acara, dijadwalkan kunjungan dimulai pukul 10.00, namun kami hadir setengah jam sebelumnya (such a punctual people!!, hehe..)
Kami disambut dengan hangat oleh Drs. Arustiyono, Apt., Kepala Biro Umum BPOM, yang kemudian menjelaskan betapa BPOM memiliki tugas penting, yaitu memberi perlindungan pada konsumen bahkan hingga ke pelosok daerah dan diakhiri dengan pengingatan akan pentingnya softskill selain hardskill bagi para pegawai BPOM.
Sesi selanjutnya diberikan pemaparan tentang BPOM oleh Dra. Neviyenti, Apt. yang berisikan mengenai l atar belakang pendirian Badan POM, kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, grand strategy, struktur organisasi, visi dan misi, produk yang diawasi oleh Badan POM, serta mekanisme pengawasannya. Selain itu, sesi ini juga dihadiri oleh Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Obat Dra. Tri Asti Isnariani,Apt.M.Pharm dan Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Keracunan, Dra.Murti Hadiyani. Sesi ini diakhiri dengan diskusi, penyerahan kenang-kenangan, dan foto bareng.

Ristra IndoLab, Hidup Mahasiswi!!..

Beranjak dari Jl. Percetakan Negara, kami meluncur ke citeureup, Bogor lokasi target kami selanjutnya, Ristra IndoLab. Wajah para mahasiswi Farmasi terlihat lebih cerah (atau setidaknya begitu menurut penulis). Tak ayal, Ristra merupakan produsen kosmetik yang terkenal di kalangan menengah ke atas, dan apalagi setelah berhembus berita akan dibagikan produk Ristra kepada para peserta yang hadir.
Disambut dengan hangat oleh pihak Ristra, cukup menghibur kami yang agak kepanasan karena AC dalam ruangan tidak sepenuhnya bekerja. Selanjutnya presentasi oleh dokter dari Ristra mengenai kulit dan problemnya serta cara kita menanggulanginya. Kunjungan dilanjutkan dengan keliling pabrik Ristra. Setidaknya ada tiga bagian yang kami kunjungi, yaitu bagian produksi, quality control dan R (Research) and D (Development). Meskipun pada bagian produksi, pekerjaan yang dilakukan masih menggunakan banyak tenaga manusia, Ristra IndoLab dapat menerima pesanan produk untuk diproduksi dari perusahaan kosmetik lainnya. Pada bagian produksi sendiri terlihat adanya ruang preparasi bahan (penyiapan bahan, penimbangan, dll), kemudian bagian yang memproduksi lipstick, bedak, sabun, gel, dan lain sebagainya. Tak lupa ketika memasuki bagian produksi ini kami diharuskan memakai baju khusus untuk mengurangi adanya kontaminasi.
Pada bagian quality control dan R and D, kami berdiskusi langsung dengan pekerja di sana. Banyak hal menarik dan baru bagi kami, kurang lebih memberikan gambaran mengenai pekerjaan di bagian ini. Hal menarik lainnya adalah kami menemui alumni farmasi UI angkatan 2002 (kalo tidak salah) yang bernama ka Inggid (kalo tidak salah lagi, maaf ya ka..) di bagian R and D.
Kunjungan diakhiri dengan pemberian dua buah produk Ristra, yaitu Trustee, penyerahan kenang-kenangan dan foto bareng.
Inilah hari pertama kunjungan kami. Rasa lelah pun terbayar dengan kunjungan yang ada. Sungguh semoga pengalaman yang didapat dapat berguna di masa depan.

Even every long journey must begin with a single step.[unknown]


Read More..

Journey to The Future: Opening Theme

The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.[ Eleanor Roosevelt]



Sebuah catatan perjalanan, inilah isi tulisan ini dan tulisan lanjutan yang akan diterbitkan dengan tagline yang sama. Catatan mengenai perjalanan untuk mencari sedikit pengalaman untuk sebuah harapan yang besar. Catatan perjalanan dari keluarga besar Farmasi UI 2007, little experience for great expectation.
Studi Ekskursi (studek) merupakan acara angkatan yang biasa diadakan oleh mahasiswa farmasi UI. Ekskursi berarti di luar kursi, maksudnya adalah sebuah studi di luar kelas untuk melihat langsung gambaran ruang kerja bagi mahasiswa farmasi di masa depan nantinya, setidaknya itulah tujuan utamanya. Mungkin tidak banyak yang tahu, dahulu acara ini merupakan proker dari himpunan mahasiswa farmasi UI, yang kemudian diubah menjadi acara kultural angkatan yang diadakan saat menjelang tahun ke-4 studi di Farmasi UI. Selanjutnya dengan berbagai pertimbangan dan dorongan, pada tahun 2009, kegiatan ini dilegal-formalkan dengan dimasukan sebagai proker khusus HMD farmasi UI.
Studek ini sudah mulai dirancang pada tahun ke-2 studi di Farmasi oleh Farmasi UI angkatan 2007. Pemilihan PO (Project Officer) pun dilaksanakan, kepanitiaan segera dibentuk, dan angkatan mulai disolidkan untuk berkontribusi secara aktif di kegiatan ini. Saat itu dibuat keputusan untuk menghentikan kas angkatan dan mengalihkannya ke tabungan studek. Minggu per minggu uang dikumpulkan, ada yang bayar lunas langsung, ada juga yang menunggak hingga beberapa minggu. Pencarian dana lebih digiatkan ketika memasuki tahun ke-3. Konsep awal dibentuk, Kita pergi ke singapura!! Tetapi tidak kawan, budget terlalu tinggi dan tidak banyak yang bisa dikunjungi, jangan-jangan malah lebih banyak belanjanya. Target diturunkan namun tetap harus lebih baik dari tahun lalu, Kita akan menginjak pasir Bali! Kesepakatan telah dibuat dan terpenting adalah pelaksanaannya. Karena cita tanpa usaha hanyalah angan kosong. Dan tentunya tidak dapat dihindari, kesibukan kuliah harus disisihkan sedikit untuk kepentingan studek. Namun tidak mengapa, inilah pembelajaran menuju kedewasaan. Manajerial waktu merupakan skill yang tak dipelajari saat duduk di bangku kelas.
Waktu terus bergulir, hari semakin dekat, dan kami terus bergerak. Ego pribadi janganlah diikutkan, semua untuk kepentingan bersama. Barisan dirapatkan, pergerakkan terus diakselerasi; memenuhi target budget, fiksasi tempat kunjungan, perancangan konsep acara itulah tema utamanya. Technical Meeting tidak lupa diadakan, tanggal 18 Juni semua hal yang perlu disiapkan disosialisasikan. Tempat kunjungan dan bus sudah dikonfirmasi, kami siap berangkat.
Hari-hari tinggal dihitung jari-jemari. Meskipun dengan keterbatasan di sana-sini kami tetap berani melangkah. Bukankah di setiap perjalanan panjang selalu diawali dengan sebuah langkah? Mereka yang melangkah dengan rasa takut sebenarnya tidak pernah beranjak kemana-mana. Pagi pun tiba, dan mentari tetap tersenyum hangat kepada kami, meskipun awan kegelisahan tetap menggantung, kami melangkah dengan tekad di hati. Semoga hati-hati kami disatukan, langkah-langkah kami dikuatkan, keberkahan dan kebermanfaatan teriring disetiap sudut-sudut studi ini.
Mimpi kemarin adalah kenyataan hari ini, mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari.[Hasan Al-Banna]



Read More..