Rabu, 28 Agustus 2013

Saya, membaca, dan es krim

(sumber: wowiamreading.com)
We read to know that we are not alone. (C.S. Lewis)

Saya sendiri tidak pernah mengingatnya dengan jelas, kapan saya mulai suka membaca. Hingga saat ini terkadang saya masih takjub dengan foto masa balita, seumur-umur yang belum bisa membaca, di mana saya duduk di sofa ruang tamu sambil membaca koran dengan posisi terbalik ! Saya sangat yakin bahwa pada saat itu, huruf ‘a’ atau ‘b’ atau ‘z’ tidak lebih dari sekedar gambar-gambar meliuk padat dan rapat. Saya kira ada sesuatu yang menarik perhatian seorang Gama kecil di koran yang terhampar begitu saja di sofa ruang tamu.

Sebelum memulai mengetik tulisan kali ini, saya menyempatkan diri membaca sejenak sebuah artikel yang terlihat menarik saat saya mengetik kata kunci ‘research reading cognitive' pada mesin pencari Google. Pada bagian pendahuluan dari artikel yang ditulis oleh Cunningham dan Stanovich (2001)* tereja istilah Matthew effects. Sebuah istilah yang menggambarkan fenomena di mana orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Singkat cerita, konsep yang sama ternyata berlaku pada kebiasaan membaca manusia. Semakin sering kita terekspos oleh pengalaman membaca maka semakin senang kita dalam aktivitas membaca. Konsep yang sama kemudian mengilhamkan untuk membentuk ‘pengalaman membaca’ yang kaya pada anak-anak untuk menumbuhkan minat membaca sekaligus mengasah kemampuan kognitif mereka. Saya berpikir bahwa ‘pengalaman membaca’ tak mesti tentang anak yang duduk diam membaca, bisa jadi kegiatan-kegiatan yang memiliki banyak aktivitas gerak yang dihubungkan dengan ‘kegiatan membaca’ atau ‘buku’.

Masa awal memasuki universitas boleh jadi menjadi waktu intensitas membaca saya meningkat drastis. Bukan hanya karena tuntutan kuliah, sungguh bukan hanya itu, tetapi juga karena pada masa awal tersebut saya belum memiliki alat elektronik bernama laptop. Alhasil, saya yang tinggal di kost pada saat itu sering berkunjung ke perpustakaan pusat universitas untuk sejenak mengatasi kebosanan di kamar kost pada akhir pekan, selain tentu saja karena saya bisa memakai lab komputernya untuk berselancar ria di dunia maya. Saya ingat ketika saya menyelusuri satu demi satu rak-rak buku di perpustakaan, dari sebelah rak-rak yang berisikan buku-buku psikologi, filsafat, juga agama, berlanjut ke buku-buku sains, kedokteran, teknik, hingga ke buku-buku rumpun humaniora. Dari sini saya menemukan ternyata mereka juga memiliki koleksi buku-buku fiksi ! Dari novel-novel ringan semacam teenlit hingga karya sastra karangan penulis besar yang saya bahkan baru sekedar melihatnya pun sudah tercium aroma beratnya sastra Indonesia. Maka saya perlu berterimakasih pada perpustakaan pusat universitas karena mengenalkan berbagai macam buku fiksi yang menarik untuk dibaca. Saya mengingatnya walau dengan samar, saya membaca hampir semua serial supernova karya Dee hasil pinjaman perpustakaan pusat, atau novel bahasa Inggris pertama yang saya baca karya James Patterson (judulnya saya lupa, yang pasti berhubungan dengan eksperimen genetik yang menjadikan anak manusia bersayap seperti malaikat) hingga novel karya Stephen King yang bahkan pada halaman pertamanya saja sudah membuat saya mengenyerengitkan dahi kemudian menyudahinya pada halaman kelima. Tentu saja saya tidak lupa untuk sekedar meminjam buku farmasi fisiknya Alfred Martin atau melihat-lihat beberapa halaman berwarna dari fisiologi manusianya William F. Ganong.

Satu hal yang saya tahu bahwa membaca dapat membawamu sejenak dari realita di sekitarmu. Terutama ketika kita membaca buku-buku fiksi fantasi yang membawa realita kita ke negeri antah-berantah atau sekedar padang rumput bersemilirkan angin. Saya menyukai membaca dan buku tentunya, yang selalu saya anggap harta yang berharga. Kemajuan teknologi, ebook, tak akan pernah menggantikan kertas-kertas krem buku yang darinya tercium aroma khas yang memesona, atau paling tidak hingga manusia berhasil menciptakan sensasi yang sama pada saat kita membaca ebook. Di tengah pikiran yang sedang berat atau hati yang tidak keruan, membaca adalah pilihan yang selalu menyenangkan. Terutama membaca Qur’an, baca saja dan anda akan merasakan ketenangan yang menjalar dari ubun-ubun kepala. Oleh karena itu jika anda melihat saya sedang bersedih hati atau bermuram ria, berikan saja saya sebuah buku yang menarik untuk dibaca atau tulislah sebuah tulisan dan biarkan saya membacanya. Buku, tak ayal lagi, adalah moodbooster kedua terbaik selain, ah tentu saja yang terbaik pertama, es krim coklat !

*)Cunningham, A.E. and K.E. Stanovich. (2001). What reading does for the mind. Journal of Direct Instruction, 1(2), 137-149.


Read More..

Senin, 19 Agustus 2013

Parasetamol dan cerita lainnya

“Hingga saat ini saya kira semua sepakat, parasetamol masih menjadi obat yang paling dicari-cari saat kepala sakit terasa, saat demam menggigil melanda.”

Parasetamol tak pernah ditemukan benar-benar secara tidak sengaja, paling tidak hingga mereka menyebutnya parasetamol dan dipasarkan oleh Sterling-Winthrop Co. Meskipun demikian, rasanya kita perlu mencatat selalu ada pelajaran dari setiap kesalahan, dan dari sebuah kesalahan pemberian obat cacing, naftalen, menjadi asetanilid, dua orang asisten professor dari Universitas Strassburg mencatatkan dalam sejarah, obat penurun demam (antpiretik) baru yang dapat diproduksi dengan murah. Sayangnya, keberuntungan tak berlangsung lama, asetanilid memiliki efek samping serius pada hemoglobin darah dan peredarannya ditarik dari pasaran.

Berhenti hingga di sinikah? Tentu saja tidak. Ketidaksengajaan penemuan efek antipiretik asetanilid menggelitik rasa penasaran manusia. Rasa penasaran yang sama yang ada pada setiap penemu-penemu besar dunia. Rasa penasaran yang sama yang membangun peradaban manusia. Hingga singkat cerita, percobaan-percobaan dilakukan, sintesis senyawa baru yang memiliki potensi lebih baik dan efek samping rendah diciptakan. Setelah 60 tahun sejak kejadian kesalahan pemberian obat cacing di Universitas Strassburg, parasetamol dipasarkan ke dunia. Meledak menjadi obat sakit kepala dan demam yang dicari-cari umat manusia.

Kesalahan-kesalahan selalu terjadi, dari sesepele salah mengambil warna dasi hingga salah memberikan obat. Kesalahan-kesalahan mungkin terjadi, pada pribadi yang sudah ahli dan terbiasa sekalipun. Tetapi mereka yang luarbiasa adalah mereka yang mengakui kesalahannya, menyelesaikannya, bahkan bisa jadi memanfaatkannya menjadi suatu yang lebih berguna.

Cerita-cerita sakit kepala
Bahkan ketika mengetik tulisan ini, kepala saya masih agak terasa pening karena beberapa hal nampaknya terlalu menjadi beban pikiran. Beberapa hal memang tak perlu dipikirkan berlebihan karena hal-hal tersebut tercipta untuk dikerjakan. Masalah-masalah tak akan pernah selesai dengan memikirkan solusinya saja. Sakit kepala bisa saja tetap berlangsung walau solusi ditemukan, jika solusi tersebut tak pernah dilakukan, yang berarti tidak terbukti ketepatannya, yang dengan demikian menambah sakit kepala anda !

Banyak hal memang akan membuat anda sakit kepala, hal-hal yang tidak dapat dikendalikan atau rencana-rencana yang tak berjalan sesuai harapan. Bahkan harapan sendiri bisa membuat anda sakit kepala ! Sekali lagi jika harapan tersebut hanya dibayangkan, tak selangkah pun coba diwujudkan. Bayangan-bayangan masa depan bisa jadi sangat menyeramkan, tetapi bayangan hanyalah bayang-bayang, ketakutan-ketakutan akan masa depan tidak pernah perlu terjadi, dan masa depan sendiri bukanlah sesuatu yang harus selalu dibayang-bayangkan. Masa depan ada untuk kemudian kita melangkah memeluknya.

Urusan cinta yang membius banyak orang bisa jadi membuat anda lebih sakit kepala lagi. Tak ada kegilaan yang lebih memayahkan kecuali pada orang-orang yang memendam rindu dan tersiksa karena kerinduannya. Urusan gila-menggila karena cinta-rindu-harap sebenarnya bisa dihindari dengan mindset yang tepat. Ah, terlalu awam bagi saya untu berbicara persoalan gila-rindu-cinta-harap yang tak habis-habis. Paling tidak, satu solusi yang bisa saya tawarkan untuk meredakan sakit kepala anda sementara, minumlah obat sakit kepala, parasetamol !


Read More..

Kamis, 08 Agustus 2013

Happy Eid Mubarak 1434H :D


Taqabbalallahu minna wa minkum.
Mohon maaf pembaca sekalian atas segala postingan yang tidak berkenan.
Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi :D


Read More..