Selasa, 27 Juli 2010

Journey to the Future: Brotherhood

Tak ada yang lebih mengikat kita dibanding rasa persaudaraan yang telah mengharu-biru hati

27 Juni 2010

Setelah satu minggu sebelumnya kami melakukan kunjungan ke berbagai tempat di daerah sekitar Jakarta-Bandung, maka minggu ini kami akan memulai perjalanan jauh menuju Bali. Meskipun lelah sudah mengintai dari minggu pertama, hingga adanya beberapa teman kami yang drop, tapi bayangan berjalan jauh satu angkatan rupanya menjadi motivasi lebih sehingga senyum ceria pun tetap mengembang di setiap wajah-wajah nan semangat. Para studek-ers harus sudah memastikan persiapannya sebelum jam 4 sore, mulai dari pakaian, snack, kado, hingga kertas kecil pesan-kesan kepada setiap orang di angkatan 2007.

28 Juni 2010

Malam pertama: Bulan pun bercahaya sendu

Pukul 4 sore banyak dari kami yang sudah berkumpul di DPR (Dibawah Pohon Rindang) depan gedung B-one. Keceriaan terlihat di sana-sini, anak-anak acara mulai sibuk untuk mengatur dan sebagian lainnya pun tetap dengan candaannya. Sesudah maghrib, pancaran aneh mulai terlihat di muka beberapa petinggi studek, wow, ada apa ya?, beberapa sudah membuat rapat dadakan terpisah dari teman lainnya yang sedang menunggu kedatangan bus.Perhatian saya pun teralihkan kepada mereka yang duduk melingkar di sisi-sisi gedung student store. “Ada masalah sebentar dengan busnya, Insya Allah sebentar lagi datang”, salah satu dari mereka berucap. Saya mulai mengendus ada hal yang tidak beres.

Studi Kasus

Saya akan menggambarkannya sejauh pandangan saya dan menurut sepengetahuan saya.
1. Kabar pertama yang diterima oleh kami adalah ada dua bus yang akan menjemput kami, dan itu berasal dari Solo dan Bandung atau ada yang berkata Bambu Apus. Dikabarkan bahwa dua bus tersebut bermasalah oleh Pak Y**i, salah satunya mengalami kecelakaan dan yang lainnya tidak diketahui. Berita tersebut ternyata diralat oleh pihak Y****wW**h dan dikatakan tidak ada bus yang mengalami kecelakaan. Kecurigaan kami telah dibohongi mulai merebak saat Pak Y**i tidak dapat dihubungi berkali-berkali. Kami mulai menelepon seluruh contact person PO. Y****wW**h yang kami punya, namun tidak ada jawaban yang benar-benar memuaskan. Semua jawaban mengambang dan tidak ada kejelasan soal nasib bus kami sama sekali. Kemudian dikabarkan bahwa ada satu bus yang berada di tol cikampek dan dengan ajaibnya dalam waktu setengah jam sudah sampai di lenteng agung menuju kampus. Alhasil ternyata bus tersebut adalah bus K*****a yang belum ‘diapa-apakan’ sehingga memiliki kualitas yang tidak bagus dan jauh dari perjanjian awal kami. Seketika itu kami pun geram, ada main apa dibalik ini semua. Penipuankah? Itu hal yang pertama terlintas. Berbagai pendapat bersilangan, ingin tetap melanjutkan studek setelah menunggu bus kedua atau membatalkan studek dan menempuh jalur hukum. Rapat angkatan dadakan digelar, kali ini untuk memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Setelah berbagai pendapat dikumpulkan dan dipertimbangkan, banyak yang memilih untuk menempuh jalur hukum. Beberapa orang pun dihubungi, mulai dari orang tua hingga saudara, untuk meminta pendapat akan polemik ini. Sementara itu pihak bus terus dicoba untuk dihubungi meski hanya nada sumbang yang terdengar di telepon genggam. Beberapa orang mencoba untuk mengorek informasi dari supir bus K*****a, dan ternyata mendapat informasi yang mengejutkan bahwa bus tersebut baru dihubungi untuk berangkat tadi sore. Sungguh permainan ini sudah terlampau jauh!!.

2. Akhirnya terdengar kabar bahwa bus kedua sekarang berada di cikampek dan baru bisa datang jam 12 malam. Para petinggi studek meminta anak-anak yang sudah menaikkan barang bawaannya ke dalam bus untuk diturunkan lagi. Tim penyidik (koko, dkk) terus bergerak lebih progresif, Sie Acara (Gilang, dkk) dikerahkan untuk mengatasi keresahan warga 2007, LO dosen (Teh Citra, Vero, dkk) diberi tugas untuk menjelaskan posisi kami yang terpentok di sana-sini kepada dosen pembimbing. Konferensi pers pun digelar, keputusan terakhir adalah kita menunggu bus yang kedua. Beberapa orang tua berdatangan untuk menjemput anaknya, ada yang menolak untuk pulang dan ada pula yang tak kuasa untuk menahan keinginan orang tua. Mereka yang tetap tinggal dimigrasi ke departemen Farmasi untuk menginap di sana selama semalam.

3. Beberapa orang tetap bertahan di halte MIPA dan menunggu bus kedua muncul. Tengah malam pun tiba, dan bus kedua akhirnya tiba di kampus (kali ini benar bus Y****wW**h seperti yang dijanjikan) namun dengan kondisi ban belakang yang tidak bagus. Bersama dengannya, terdapat Mas E**(tour guide kami) yang tidak tahu menahu mengenai masalah yang ada. Beberapa orang mencoba mengintrogasi untuk mendapat informasi lebih jauh. Kami pun memutuskan untuk berangkat esok hari dan membiarkan bus kedua untuk membetulkan bannya terlebih dahulu. Kontak dengan pihak Y****wW**h meningkat lewat perantara mas E**.

4. Akhirnya perundingan berhasil dilakukan. Kami mendapatkan tiga kompensasi, yaitu: (1) gratis makan satu hari, (2) penggantian bus K*****a dengan bus Y****wW**h sesuai dengan perjanjian awal, (3) dan uang. Kondisi malam itu benar-benar kacau, namun prioritas untuk teman-teman 2007 lainnya agar tidur terlebih dahulu, sebagian besar tidur di Departemen, beberapa tidur di halte, dan lainnya tidur di dalam bus.

Menit demi menit terlewati dan bus yang dinanti pun tidak datang jua. Akhirnya keputusan dibulatkan untuk menggelar forum angkatan dadakan,membahas masalah sebenarnya yang menghanyutkan kita pada ketidakpastian di malam ini.

Seiring matahari bergerak di ufuk, pemberitahuan dikeluarkan bahwa kami akan berangkat setelah subuh. Lelah menggantung di muka kami, namun setelah beberapa kejadian semalam, perjalanan ini akan tetap dilanjutkan. Kami pun berdoa, semoga perjalanan ini selamat dan lancar hingga kembali lagi ke depok.
Ingatkah kawan, berapa besar perjuangan kita malam itu,
betapa lelah dan tangis merebak di sana
Tapi kita melaju dan maju
Mari ku dendangkan untukmu
“Andai ini ujian, terangilah kamar kesabaran
Pergilah gelita, hadirlah cahaya diselamanya”(Brothers-Untukmu teman)


29 Juni 2010

Kunjungan ke Rekan Sejawat

Hari ini kami menuju penginapan di asrama haji Surabaya. Setelah beres-beres, makan, dan bersih-bersih kami berangkat menuju Universitas Airlangga.
Berbeda dengan UI, Farmasi Unair sudah menjadi fakultas. Di sana kami langsung disambut dan diberikan presentasi mengenai Fakultas Farmasi Unair dan organisasi kemahasiswaan di dalamnya. Setelah dibagi menjadi dua kloter, kami melakukan kunjungan laboratorium dengan didampingi oleh mahasiswa farmasi Unair. Secara garis besar, lab yang ada tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki di farmasi UI, hanya saja besar labnya berbeda. Fasilitas mesin di lab teknologi farmasi pun lebih banyak. Lab biologi farmasi luar biasa karena ada lab kultur jaringan tersendiri. Sementara Lab kimia farmasi kurang lebih memiliki peralatan yang sama dengan yang ada di farmasi UI. Setelah puas berkunjung dan berdiskusi, kunjungan ini diakhiri dengan foto bersama.


30 Juni 2010

Pagi Bali!!!, setelah selama kurang lebih 40 menit kami terombang-ambing di selat Bali, akhirnya menginjak juga pasir Bali. Fokus selanjutnya adalah sampai ke penginapan di Hotel V****g. Setelah menyelusuri jalan di Bali, bus kami akhirnya sampai di penginapan tersebut. Kamar-kamar pun dibagikan dan tas serta koper dibawa masuk ke dalam kamar.

Malam Angkatan

Sore hari kami bergerak menuju wonderland terlebih dahulu sebelum makan malam di Jimbaran. Disambut oleh lembutnya pasir putih dan deburan ombak, kami menikmati momen di sana. Angin laut terasa segar, menyapu debu-debu khawatir dan lelah dari pundak kami. Candaan dan ceriaan menyeruak di udara, menyelingkupi kami menikmati indahnya ciptaan Sang Mahakuasa. Pasir ini terasa lembut dan deburan ombak terasa menjadi nada-nada alam yang begitu memikat. Senyum terukir di wajah setiap orang, terabadikan dalam foto-foto kenangan dan memori pikiran kami.
Setelah maghrib kami bergerak ke Jimbaran. Makan malam satu angkatan di pantai dengan menu utama seafood (wow anda kurang beruntung jika yang memiliki alergi seafood). Deburan ombak dan angin pantai menemani kami malam itu, juga tarian khas Bali ikut menghangatkan suasana. Setelah kenyang dengan makan malam, kami melingkar dan mengikuti acara angkatan. Dengan dipandu oleh Siti dan Isna, acara diawali oleh games. Selanjutnya adalah tukar kado dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu bagi tiap orang yang berhasil menjawab pertanyaan unik mengenai angkatan dari pembawa acara, maka dialah yang berhak terlebih dahulu memilih kadonya. Akhirnya ditutup oleh kesan dan pesan dari beberapa orang yang terpilih secara acak. Keharuan menebarkan sensasinya, ada yang menitikkan air matanya, ada yang sekadar terharu, bahkan menahan air matanya jatuh. Kertas kecil berisi kesan dan pesan dari tiap orang dari angkatan ini pun dibagikan. Tidak ada orang yang dapat menahan godaan untuk tidak membacanya malam itu. Hanyut oleh tulisan di dalamnya, kami pun sadar seperti apa pandangan teman-teman lainnya. Namun jauh dalam lubuk kami, tidak pernah terpikirkan sebelumnya, betapa besar perjuangan untuk bisa sampai di sini. Menuju Bali, kami jatuh-bangun berjalan, walau harus dengan terseret, menggeliat untuk maju. Kenangan ini sungguh tak ingin kami lupa.

Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari
betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu
mekar mendewasa
masih kusimpan senda tawa kita
kembalilah sahabat lawasku
semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan semangatmu itu
oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
tak terbangun dari khayal keajaiban ini
oh mimpi

Andai ada satu cara
tuk kembali menatap agung surya-Mu
lembayung Bali

(Sarasdewi-Lembayung Bali)

1 Juli 2010

Water Sports!!

Tanjung Benoa kami datang beramai-ramai. Menikmati terik matahari hari itu, kami mencoba beberapa permainan yang disediakan di Tanjung Benoa, mulai dari diving hingga parasailing pun ada. Manapun boleh anda coba tergantung minat dan kantong anda tentunya. Hari itu benar-benar bersahabat untuk menghabiskan hari dengan mencoba permainan yang ada, tak ada awan gelap menggantung apalagi rintik hujan. Diawali dengan tarik tambang, kami memulai hari di Tanjung Benoa. It was all about games, sea, and wind.
Setelah puas bermain, perjalanan dilanjutkan dengan wisata oleh-oleh di Krisna. Selama lebih dari satu jam kami berputar-putar di dalam Krisna, mencari oleh-oleh untuk orang di rumah dan di kampus. Beberapa orang sepertinya kalap saat berbelanja. Bus pun penuh oleh kantong-kantong plastik berisikan barang-barang belanjaan.

End of Journey

Hari itu menutup kami di Bali, menyisakan kenangan berharga yang untuk diceritakan kepada anak-cucu kami, sebuah kisah klasik. Tiga tahun sudah kami bersama, hingga masa-masa akhir studi kami di farmasi pun bergerak mendekat. Satu tahun berikutnya akan dipenuhi oleh sibuknya kuliah dan ribetnya penelitian akhir. Tapi bukankah begitu banyak kenangan yang tercipta, memberikan perasaan yang mendalam terhadap angkatan ini. Sudah banyak rintangan yang dilewati bersama-sama, tugas kuliah, ujian, hingga perjuangan berat menuju Bali. Sungguh luar biasa bisa bertemu dengan orang-orang seperti kalian, hal yang saya syukuri sangat dalam hidup ini. Mungkinkah bisa bersua suatu saat nanti? Tidak ada yang dapat menebak jalur takdir dan hidup setiap orang memiliki jalan yang berbeda. Insya Allah akan ada persilangan di jalan tersebut dimana kita bisa berucap salam lagi, tersenyum, dan teringat akan kenangan lama. Catatan ini merupakan persembahan dari saya, mungkin bermanfaat suatu saat nanti, menjadi bukti akan keberadaan kita, bukti bahwa perasaan-perasaan kita terikat dalam angkatan ini. Sebagai penutup mari kudendangkan lagi untukmu kawan,

Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria

Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu

Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa

Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan

Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya

Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
(Brothers-Untukmu Teman)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar