tag:blogger.com,1999:blog-62642248108546630552024-03-06T07:18:38.650+07:00Journal of Ramadhan<i>If you can't explain it simply, you don't understand it well enough.</i> (A. Einstein, 1879-1955)Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.comBlogger124125tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-64914438746257370512014-11-08T07:08:00.001+07:002014-11-08T07:08:11.175+07:00on HIATUS<i>Hallo for anyone who read this blog !</i> <br />
<br />
I apologize that I have to tell you that this blog will be on hiatus for a while due to certain reasons. Please don't ask the reason, I'm afraid I can't answer it :P<br />
However, I still quote something or reblog everything I think interesting in my secondary blog <i><a href="http://www.jurnalramadhan.tumblr.com/">www.jurnalramadhan.tumblr.com</a></i>.<span class="fullpost"><br />
If you have any suggestion on anything, feel free to reach me via ramadhan.journal@gmail.com or asking button in my tumblr.<br />
<br />
Thank you very much for reading my blog.<br />
May you have a happy life :)<br />
<br />
Sincerely,<br />
<br />
Gama Ramadhan <br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-63173798135016671082014-08-18T23:11:00.004+07:002014-08-19T16:05:07.135+07:00Mengapa skeptis?<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE7pCovp93XNANMO6-rv-5RHs2OgqXBgrbKZ_FoehU5OgVtrHs7ddoDYol2r0S1JB8G4Hg0YhnWkOSWGTuXrpWEnPBE1XGYEg6uyjMPeAUfIPSBlCmjBWaq5cUz_Zf2tgNxQxUpV4OX-4/s1600/test-tube.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE7pCovp93XNANMO6-rv-5RHs2OgqXBgrbKZ_FoehU5OgVtrHs7ddoDYol2r0S1JB8G4Hg0YhnWkOSWGTuXrpWEnPBE1XGYEg6uyjMPeAUfIPSBlCmjBWaq5cUz_Zf2tgNxQxUpV4OX-4/s200/test-tube.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber: <a href="http://aidwatchers.com/2010/03/undercover-economist-goes-public-for-randomized-controlled-trials/"><i>aidwatchers.com</i></a>)</td></tr>
</tbody></table>
Dalam dunia penelitian, kita memiliki satu metode yang merupakan salah satu dari metode paling kuat yang pernah diciptakan manusia dan kita menyebutnya sebagai <i>double-blind, randomized placebo-controlled study</i>. Pertanyaan pertama yang perlu diajukan kemudian adalah mengapa kita perlu suatu metode yang kuat? Saya mengira-ngira seperti ini jawabannya, ketika manusia mempelajari suatu fenomena, memberikan suatu intervensi atas suatu keadaan dan mengamati akibat dari sebab yang diberikan, akan muncul pertanyaan: bagaimana kita bisa memastikan bahwa ‘sebab’ yang diberikan benar menyebabkan ‘akibat’ yang muncul? Lebih lanjut lagi, apakah ‘akibat’ yang sama akan muncul kembali pada kondisi yang sama di waktu yang berbeda atau kondisi yang berbeda di waktu yang sama, dan seterusnya? Lebih dalam lagi, apakah hanya karena ‘sebab’ yang diberikan saja, suatu ‘akibat’ tersebut muncul dan tidak disebabkan ‘penyebab’ lain? Dan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya yang mungkin ada. Pertanyaan-pertanyaan ini memicu serangkaian uji-coba, <i>trial and error</i>, yang kemudian diharapkan memunculkan kesimpulan yang paling mendekati keadaan yang sebenar-benarnya terjadi.<br />
<span class="fullpost"><br />
<i>Double-blind, randomized placebo-controlled study</i> dirancang untuk memungkinkan mengeliminasi berbagai faktor dan kondisi yang tidak semestinya dan memungkinkan peneliti untuk mengambil kesimpulan yang paling tepat, mendekati keadaan yang sebenar-benarnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Mari kita telaah satu persatu dari nama metode ini sendiri. Istilah <i>placebo-controlled</i> berarti bahwa penelitian ini menggunakan minimal dua kelompok uji: satu kelompok uji diberikan agen (obat) yang sedang diteliti; kelompok uji lainnya diberikan plasebo, suatu bahan/sediaan yang mirip secara pemerian dengan agen (obat) tetapi tidak mempunya efek apapun atau bisa kita sebut obat <i>bohongan</i>. <i>Randomized</i> berarti baik obat uji maupun plasebo diberikan secara acak kepada subjek uji. <i>Double blind</i> dimaksudkan bahwa baik peneliti/investigator maupun subjek uji tidak mengetahui siapa dapat yang mana. Ada orang ketiga yang mengatur, mengacak, dan mencatat kepada siapa, obat atau placebo diberikan. Akan tetapi orang ketiga ini tidak ikut serta dalam analisis penelitian. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengeliminasi bias hasil penelitian yang mungkin disebabkan oleh sugesti subjek uji (<i>placebo effect</i>) maupun subjektivitas peneliti (<i>observer bias</i>) dan subjek uji (<i>Rosenthal effect</i>).<br />
<br />
Oleh karena kekuatannya dalam mengeliminasi berbagai bias yang mungkin timbul, metode ini biasa digunakan dalam uji klinis (<i>clinical trial</i>) untuk mengetahui efektivitas suatu agen (obat) dalam memberikan efek atas klaim/hasil yang ditujukan pada manusia (misalnya, mengetahui efek anti nyeri suatu obat A). FDA mensyaratkan dua kali uji ini sebelum suatu obat baru diizinkan beredar. Suatu metode yang luarbiasa walaupun tidak mudah untuk dilakukan. Bila kita membaca <i>paper</i> yang menggunakan metode ini, kita hampir bisa mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian atau kesimpulan yang diambil metode ini berkualitas premium ataupun mendekati 100% kebenarannya.<br />
<br />
Sayangnya, meskipun metode ini sangat kuat, hal tersebut tidak menjadikannya serta-merta membuat suatu hasil penelitian berkualitas premium atau sudah pasti benar kesimpulannya. Saya selalu teringat pertanyaan salah seorang dosen di almamater ketika sedang membaca-baca suatu <i>paper</i>, <i>“Apa yang pertama kali perlu kita lihat,”</i> tanya beliau, <i>“untuk mengetahui kualitas suatu paper?”</i> Kami, sewaktu itu, tidak ada yang berhasil menjawab dengan tepat hingga akhirnya beliau yang menjawab sendiri, <i>“Untuk tahu kualitas suatu paper,”</i> lanjut beliau, <i>“hal yang pertama kali dilihat adalah sampel yang digunakan.”</i> Bahkan metode sekuat <i>double-blind, randomized placebo-controlled trial</i> sekalipun bisa menghasilkan hasil yang tidak tepat atau kesimpulan yang melenceng bila sedari awal, sampel yang digunakan keliru. Sebagai contoh (walau agak dramatis), kita ingin melihat efek obat M terhadap penyakit Malaria yang disebabkan oleh parasit <i>Plasmodium falciparum</i>. Akan menghasilkan kesimpulan yang keliru, bila sampel subjek penelitian yang digunakan terjangkit Malaria yang ternyata hampir 80% disebabkan oleh parasit <i>Plasmodium vivax</i>. Contoh lainnya, kita bisa saja mengambil jumlah sampel yang terlalu sedikit sehingga efek obat M terhadap penyakit Malaria yang disebabkan oleh <i>P. falciparum</i> tidak signifikan secara statistik bila dibandingkan dengan plasebo. Hal ini tidak berarti obat M tidak memiliki efek melawan <i>P. falciparum</i>, tetapi butuh jumlah sampel yang lebih besar untuk dapat mendeteksi efektifitas obat M.<br />
<br />
<i><b>Kembali ke judul</b></i><br />
Skeptis bisa jadi kata yang terlalu keras, mungkin kita bisa memperhalusnya menjadi suatu tindakan kehati-hatian, berhati-hati atas apa-apa yang kita terima dan peroleh dari hamburan informasi yang berselayaran di sekitar kita. Dalam membaca suatu <i>paper</i> penelitian pun, kehati-hatian diperlukan untuk mengevaluasi apakah hasil penelitian yang kita baca kuat dan valid sehingga bisa dijadikan landasan. Kita kemudian akan menilai, membaca, menggali lebih banyak lagi dari referensi-referensi yang lain untuk membangun kesimpulan yang kita susun. Perilaku yang sama secara prinsipil diperlukan oleh semua orang di dunia ini, tanpa memandang latar belakang pekerjaan atau pendidikan. Hal ini akan membuat kita lebih mengerti bahwa bias informasi bisa terjadi dimana saja, pada posisi apa saja, dan oleh siapa saja, apalagi pada dunia yang kompleks dimana kita tidak bisa mengontrol arus yang masuk ke dalam kepala kita; sekaligus membuat kita lebih rendah hati dalam mengklaim sesuatu atas pengetahuan kita yang tidak seberapa atasnya. Kebenaran bisa jadi subjektif, bervariasi, atau lebih dari satu, dan kita memiliki kemampuan untuk memilah dan memilihnya. Di atas pilihan itu sendiri, lebih penting rasanya untuk memilih dengan cara yang paling baik.<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-11893164319622347822014-06-28T08:54:00.001+07:002014-06-28T08:54:13.933+07:00Summer Tsukuba #6: Farewell Party<i>Don't be dismayed at good-byes. A farewell is necessary before we can meet again and meeting again, after moments or a lifetime, is certain for those who are friends</i>. (Unknown)<br />
<br />
Mendekati seminggu akhir di Tsukuba menjadi puncak-puncak kesibukan seiring dengan target yang senantiasa dikejar. Setiap akhir pekan, saya mengirimkan laporan pekanan ke Aoki sensei di Jakarta atas kemajuan yang telah dicapai. Hingga pekan terakhir, saya telah berhasil mengisolasi 5 senyawa bahan alam, walaupun tidak semuanya memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, dari sejumlah fraksi sampel tanaman yang dibawa ke Tsukuba. Mendekati pekan akhir juga diwarnai dengan kemas-kemas oleh-oleh yang hendak dibawa ke Jakarta :)<br />
<span class="fullpost"><br />
Di pekan terakhir Juli, kami, semua anggota lab, mengadakan pesta perpisahan untuk kami bertiga (saya, mba Lidya, dan ka Tia) yang akan segera kembali ke Indonesia. Pesta diadakan setelah maghrib, sesudah kami berbuka, di atas atap lab yang pada sore harinya sudah dihiasi lampion dan pernak-perniknya, meja-meja panjang untuk makan bersama serta semacam panggangan. Berbagai makanan disediakan, mulai dari ikan hingga daging sapi. Oleh karena semua anggota lab tahu kami hanya memakan daging halal, khusus untuk kami pun dibelikan daging yang berlabel halal. Kalo untuk ikan dan lainnya, Alhamdulillah tidak ada yang meragukan. Minuman pun disediakan berbagai jus, walaupun beberapa anggota lab juga menikmati minuman keras seperti anggur atau bir kaleng. Turut hadir pula Kawahara sensei yang merupakan direktur NIBIO tempat lab kami berada.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwe6PAEYkxPuX1T9UXQSmK4WeFqvwcr5loCpIIvywlFAtMchhOtACY9f8_XiIau-4OCyuRy8EfIxlGBGuP6xTRlWyZXBPgp2cDR3xFJNgveeHU-UdZhLHh9MaK4c4DJU2NknhkkuuA-z8/s1600/farewell+party.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwe6PAEYkxPuX1T9UXQSmK4WeFqvwcr5loCpIIvywlFAtMchhOtACY9f8_XiIau-4OCyuRy8EfIxlGBGuP6xTRlWyZXBPgp2cDR3xFJNgveeHU-UdZhLHh9MaK4c4DJU2NknhkkuuA-z8/s400/farewell+party.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>farewell party di atap lab. Kampai !</i></td></tr>
</tbody></table>Saya pikir sudah menjadi tradisi orang Jepang untuk memberikan hadiah-hadiah kecil (<i>omiyage</i>) kepada orang lain, terutama sebagai tanda terimakasih ataupun perpisahan. Saya pun pada hari-hari sebelumnya sempat menyiapkan <i>omiyage</i> untuk para anggota lab. Banyak kenangan, kesan, hal-hal yang sangat patut untuk saya syukuri Ramadhan tahun 2013 ini. Saya tidak pernah tahu apakah akan ada kesempatan lagi menginjakkan kaki di tanah matahari terbit dan berjumpa dengan mereka lagi atau tidak. Di antara berbagai dinamika, naik dan turunnya hidup kita, saya pikir selalu ada waktu-waktu di mana senyum mengembang dan hati yang ringan bersuka ria. Kenangan musim panas di tahun 2013 adalah salah satunya. <i>‘Ala kulli hal, Alhamdulillah</i>. :)<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-68585432289391818882014-06-28T08:35:00.001+07:002014-06-28T08:35:39.466+07:00Summer Tsukuba #5: Puasa !<i>A 15 hours fasting !</i><br />
<br />
Ada yang lebih spesial kali ini dari sekedar kunjungan kedua ke Jepang, ini kali pertama saya menjalankan tigaperempat bulan Ramadhan di negeri orang, ini kali pertama saya berpuasa selama sekitar 15 jam. Berpuasa di negeri dengan penduduk mayoritas nonmuslim sebenarnya bukan suatu masalah, apalagi jika mereka juga mengerti hal yang sedang kita lakukan. Jika ada hal yang berbeda dari hari biasa adalah bahwa saya absen dari makan siang bersama anggota lab lainnya. Karena memang sedang berpuasa, maka saat istirahat saya isi dengan kembali melanjutkan pekerjaan di lab. Satu hal lagi yang sangat berbeda tentu saja tidak ada pasar kaget penjual kolak pisang, pacar cina, atau kue-kue basah di kanan kiri jalan atau orang-orang yang menghabiskan waktu menunggu maghrib seperti di Indonesia.<br />
<span class="fullpost"><br />
Meskipun belum memasuki puncak musim panas di bulan Agustus, matahari bersinar lebih lama dari pada musim lainnya. Di sini, kita sudah memasuki waktu subuh di sekitar jam 3 pagi dan menjemput waktu maghrib di sekitar jam setengah 7. Durasi puasa memang berkisar 15 jam, terlihat berat apalagi di musim panas, tetapi jika dijalani ternyata biasa saja. Apalagi jika kamu menghabiskan lebih dari setengah waktu kamu di lab. Menjalani puasa di sini, Alhamdulillah, banyak diberi kemudahan karena pihak asrama TBIC pun menfasilitasi bagi para penghuni muslim, makanan untuk sahur. Pada malam sebelumnya, mereka yang berpuasa akan mengisi semacam borang yang berisikan menu untuk sahur. Variasi menunya tidak banyak, tetapi jenisnya cukup lengkap dari nasi/roti/cornflake, ada lauknya berupa ayam, serta minuman sari buah ataupun susu. Mas Andi, sebagai ketua komunitas WNI di TBIC, pun berhasil melobi pihak TBIC untuk menyediakan ruangan shalat yang lebih luas di lantai 2 selama bulan Ramadhan. Cukup kiranya memuat belasan muslim yang hendak bertarawih bersama di TBIC. Tarawih pun menjadi hal yang sangat berkesan di Ramadhan tahun 2013, karena inilah pertama kalinya saya berjamaah dengan muslim dari berbagai belahan dunia, dari Asia hingga Afrika, baik berkulit hitam maupun bule. Imam tarawih biasa dipimpin oleh seorang saudara Muslim dari Mesir yang bersuara merdu setiap kali membaca ayat-ayat Qur’an. Selain itu, setiap hari kami bergantian menyediakan ta’jil untuk berbuka bersama, sekedar sirup dan kurma yang dinikmati bersama-sama.<br />
<br />
Di Tsukuba terdapat satu masjid yang biasa dijadikan semua komunitas muslim dari berbagai benua yang tinggal di Tsukuba untuk shalat jum’at berjamaah. Kamu jangan membayangkan sebuah masjid dengan kubah di tengah dan tiang-tiang penyangga berwarna putih atau lainnya. Masjid Tsukuba merupakan rumah (saya kurang tahu apakah hanya menyewa atau sudah dibeli) yang cukup besar dan memiliki 3 ruangan utama: ruang shalat pria, ruang shalat wanita, dan ruang untuk pengurus masjid. Di sampingnya terdapat semacam toko yang menjual macam-macam pangan halal. Meskipun demikian, di sini merupakan pusat komunitas muslim Tsukuba berkumpul, bercengkrama, dan saling berbagi persaudaraan, cinta, serta keimanan. Sepertinya sudah menjadi tradisi untuk melaksanakan buka puasa bersama setiap akhir pekan di sini. Biasanya pelaksana buka puasa dibagi per komunitas Muslim, misalnya pada minggu pertama dilaksanakan oleh komunitas muslim dari Timur Tengah yang menyediakan nasi biryani atau minggu kedua dilaksanakan oleh komunitas muslim dari Indonesia-Malaysia yang kali ini menyediakan menu ayam kecap, capcai, lumpia, hingga brownies kukus. Perjalanan dari TBIC menuju masjid sekitar satu jam yang ditempuh dengan naik sepeda. Seperti biasa, saya ke sana bersama Mas Andi dan Mas Suryo.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEini1hzqeKPFMWJcG4cQfyt2VHOrmMYBvVr0NiRtiH1Te_rYssW8Z0BCY7JhnS9YwW-Tk17Z7O1exRMuzS3mx_8DOSgL4sHH67zxQJE5Eonn707XFZkb2V-1EB9QZ4DtMbk2juWICJBDPs/s1600/P1010239.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEini1hzqeKPFMWJcG4cQfyt2VHOrmMYBvVr0NiRtiH1Te_rYssW8Z0BCY7JhnS9YwW-Tk17Z7O1exRMuzS3mx_8DOSgL4sHH67zxQJE5Eonn707XFZkb2V-1EB9QZ4DtMbk2juWICJBDPs/s400/P1010239.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Masjid Tsukuba</i></td></tr>
</tbody></table><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx6VFIs6jQfhk2xTDTTm8BiDrgqfX7uJvdUkveK8U9W1HVN1gdV2wQoV47xPMESdwcZe8TgswRKWz84BA6yrSq72N2OQWbtLNBKl4X_LAlvaxBZvD0uGTDMbg-Qi5Nv6rYsYCgrC0DSXc/s1600/bukber1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx6VFIs6jQfhk2xTDTTm8BiDrgqfX7uJvdUkveK8U9W1HVN1gdV2wQoV47xPMESdwcZe8TgswRKWz84BA6yrSq72N2OQWbtLNBKl4X_LAlvaxBZvD0uGTDMbg-Qi5Nv6rYsYCgrC0DSXc/s400/bukber1.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Buka puasa bersama minggu pertama dengan menu utama nasi biryani</i></td></tr>
</tbody></table><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieFRTdJvFncV0Im8wFxETVtMliNUWEXAgV2lbWyD28NVS53JO89HGLKcttK9EO4LVFUrRMtdELjEp6TiBRWkTatYMqrMXCdX6Fyb3bFtfz1puOD0CinWe-hLZz8K_gaIV393M0wuqT6Ss/s1600/bukber2.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieFRTdJvFncV0Im8wFxETVtMliNUWEXAgV2lbWyD28NVS53JO89HGLKcttK9EO4LVFUrRMtdELjEp6TiBRWkTatYMqrMXCdX6Fyb3bFtfz1puOD0CinWe-hLZz8K_gaIV393M0wuqT6Ss/s400/bukber2.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Buka bersama minggu kedua disiapkan oleh komunitas muslim Indonesia dan Malaysia. Saya pun ikut bantu-bantu mempersiapkannya </i>:))<i><br />
</i></td></tr>
</tbody></table>Alhamdulillah, Ramadhan tahun 2013 memang jadi Ramadhan yang demikian istimewa, bukan karena dijalani di negeri orang, melainkan betapa gembiranya bersua dengan saudara-saudara Muslim dari berbagai negara. Menjadi minoritas di negara lain memang membuat rasa persaudaraan dan kedekatan hati menjadi begitu terasa, tetapi bukan tentang itu, bukan hanya itu, Allah sedemikian baiknya mendekatkan hati-hati sesama muslim, memperingankan langkah-langkah kaki bersilaturahim serta tangan kita bersalaman, dan mulut kita yang tersungging senyum seraya berucap salam. Semoga Allah memberkahi tiap jumpa dan salam kita, semoga Allah merahmati tiap silaturahim yang senantiasa dihubungkan. <i>Allahu yubarik fiikum</i><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-24898067464267848952014-06-28T00:32:00.002+07:002014-06-28T00:32:37.526+07:00Summer Tsukuba #4: Festival !<i>There is no summer, without a festival !</i><br />
<br />
Saya kira musim panas adalah musim perayaan di banyak negara. Meskipun cuaca memanas, tak ada yang benar-benar menghalangi keceriaan musim panas. Dan mengunjungi sebuah festival musim panas adalah hal menyenangkan bagi siapa saja. Di Jepang, sejauh yang saya tahu, ada beberapa festival yang diadakan saat musim panas tiba, seperti Festival Tanabata, Festival Hanabi, Festival Obon ataupun Bon-Odori, dan berbagai festival lokal di daerah. Alhamdulillah, saya berkesempatan untuk mengunjungi tiga festival yang diadakan di Tokyo di bulan Juli, yaitu Festival Iriya-Asagao, Festival Tanabata, dan Festival Hanabi.<br />
<span class="fullpost"> <br />
<i>Festival Iriya-Asagao</i><br />
<i>Iriya-asagao</i> atau <i>morning glory flower</i> merupakan bunga yang sangat familiar bagi warga Jepang. Bunga ini mudah dipelihara dan merawatnya sering dijadikan tugas musim panas bagi sekolah anak-anak di Jepang. Festival Iriya-Asagao diadakan setiap tahun pada minggu awal Juli di jalan Kototoi-dori, Iriya, Tokyo. Festival ini dicirikan dengan begitu banyaknya stand penjual bunga morning glory, serta tentu saja stand jajanan yang selalu ada di sisi-sisi jalan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjst9y1O50qObEPzqjkL2Kcr7le07cA-1cpkWODi_bedaVbwTEiJOFCoBBIndAe4Mf4SaabmlRNW_1p4sdTK-5aHTG9zjp9nYyopdx-SZYcYi0DLcSKgebsxZoR9Rssmv1TlVpKYzGGGP4/s1600/iriya-asagao.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjst9y1O50qObEPzqjkL2Kcr7le07cA-1cpkWODi_bedaVbwTEiJOFCoBBIndAe4Mf4SaabmlRNW_1p4sdTK-5aHTG9zjp9nYyopdx-SZYcYi0DLcSKgebsxZoR9Rssmv1TlVpKYzGGGP4/s400/iriya-asagao.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Festival Iriya-Asagao dengan bunga Asagao biru memesona</i></td></tr>
</tbody></table>Hari minggu, 7 Juli, saya berangkat dari TBIC menuju Tsukuba center dengan ka Tia dan mba Lidya menggunakan Tsukubus yang melewati tempat pemberhentian bus Koyodai. Sesampainya di Tsukuba center, kami melanjutkan perjalanan dengan kereta Tsukuba express hingga stasiun Asakusa. Di sini kami kemudian bergabung bersama beberapa anggota lab NIBIO, Kawakami-san yang mengikutsertakan suaminya dan Matsubara-san yang mengajak temannya yang ternyata dapat berbahasa Indonesia dengan lumayan baik. Merekalah yang menjadi pemandu festival kami hari itu. Festival Tanabata sebenarnya merupakan tujuan utama kunjungan ke Tokyo kali ini, namun karena pada hari yang sama terdapat Festival Iriya-Asagao pula maka kami pergi ke festival ini terlebih dahulu. Jarak antara jalan Kototoi-dori, tempat Festival Iriya-Asagao berlangsung, dengan jalan Kappabashi, lokasi Festival Tanabata digelar mendukung rencana jalan-jalan kali ini. Dan oleh karena kami masih berada di daerah Asakusa, maka kurang lengkap rasanya bila tidak berkunjung ke Kuil Sansoji terlebih dahulu.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6T6qkDOiK0HKqbDXS1f-toK0e9i9NDeYNEEPp8_YVmQrMVx5_iauNXyjpSK2okYGcUwf5ioe6KBRte2J62GUZGj0X3WmJZwYZGZ38Ua6lz8r3ym5q1Z0IXOOXoU64BCKXZMJaOaNLzJU/s1600/sansoji.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6T6qkDOiK0HKqbDXS1f-toK0e9i9NDeYNEEPp8_YVmQrMVx5_iauNXyjpSK2okYGcUwf5ioe6KBRte2J62GUZGj0X3WmJZwYZGZ38Ua6lz8r3ym5q1Z0IXOOXoU64BCKXZMJaOaNLzJU/s640/sansoji.gif" height="400" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Kuil Sansoji yang berada di Asukasa ini merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik. Kamu bisa ikut mencoba melihat peruntungan di masa depan di sini ;)</i></td></tr>
</tbody></table><br />
<i>Festival Tanabata</i><br />
Tanabata dilaksanakan untuk merayakan pertemuan cinta antara sepasang suami-istri dewa-dewi langit, Orihime dan Hikoboshi, yang hanya dapat berjumpa satu tahun sekali pada tanggal 7 bulan ke 7. Agak mengenaskan sih, hanya bisa bertemu sehari dalam setahun, tapi kira-kira demikian sebagai hukuman dari langit qkarena terlalu asyik dengan dunia mereka sendiri setelah menikah sehingga melupakan tugas kelangitan mereka. Festival Tanabata memang diadakan setiap tahun pada (umumnya) tanggal 7 Juli di berbagai daerah di Jepang. Pada festival tanabata, setiap orang akan menuliskan harapan/cita-cita mereka pada sepotong kertas warna-warni (<i>tanzaku</i>) dan menggantungkan pada pohon bambu. Festival Tanabata tahun ini diadakan di sepanjang jalan Kappabashi, dengan berbagai untaian ornamen dan pernak-pernik warna-warni yang sangat menarik. Ketika memasuki jalan Kappabashi, kita akan disambut oleh <i>fukinagasi</i>, ornamen berbentuk bola pada pangkalnya dengan banyak pita menjuntai berwarna-warni, yang seakan menari bila terhembus angin. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip8MDkGehLmtQVzreeKAp73cb2i4MaOzMZYuIlUpXCBQxtilztJSy46X6Qs26t8br15C71zlVX4aEQrjxtQBLmgsPWHTc3cBYZNxhKPQM8aNLDYkk_Z9mDO1AYkwstZhuXtIMZOPWX2Vo/s1600/fukinagasi.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip8MDkGehLmtQVzreeKAp73cb2i4MaOzMZYuIlUpXCBQxtilztJSy46X6Qs26t8br15C71zlVX4aEQrjxtQBLmgsPWHTc3cBYZNxhKPQM8aNLDYkk_Z9mDO1AYkwstZhuXtIMZOPWX2Vo/s400/fukinagasi.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Fukinagasi di sepanjang jalan Kappabashi memeriahkan keceriaan festival</i></td></tr>
</tbody></table>Hari itu adalah hari yang sangat cerah, menambah semarak dan gairah orang-orang dalam berfestival. Kita akan melihat banyak orang yang memakai <i>yukata</i> warna warni, baik laki-laki maupun wanita. Di sepanjang jalan juga banyak pohon bambu tempat orang-orang menggantungkan <i>tanzaku</i> atau <i>orizuru</i> (kertas lipat berbentuk bangau), atau hiasan lain yang berbentuk segitiga atau lingkaran yang dipasang berkaitan satu sama lain hingga menjuntai beberapa sentimeter. Semakin ke tengah, kita akan melihat berbagai atraksi seperti tarian atau permainan yang saya tidak mengerti cara bermainnya, hahaa.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6hYc77usbLB-cQHQRqkjBjBjzZAMdExK9KC5oRl4NVQJkXHbwmdkuPHpohu3cVKp-am0qsoyJ7NldEKgPNaEdR9PC1WSJCM-nicX1vprJrKHuMyFySsWYFGZKHO2zj1HgZ1lNlMRGWMg/s1600/tanabata.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6hYc77usbLB-cQHQRqkjBjBjzZAMdExK9KC5oRl4NVQJkXHbwmdkuPHpohu3cVKp-am0qsoyJ7NldEKgPNaEdR9PC1WSJCM-nicX1vprJrKHuMyFySsWYFGZKHO2zj1HgZ1lNlMRGWMg/s400/tanabata.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Festival Tanabata dan semarak kemeriahannya</i></td></tr>
</tbody></table>Hal yang disayangkan, Fuchino sensei tidak dapat bergabung bersama kami hari itu, sehingga sebagai gantinya, beliau menitipkan uang untuk mentraktir kami unagi, makanan yang berisikan belut panggang yang disiram saus tertentu dan diletakkan di atas nasi. Satu kata untuk makanan ini: <i>oishii !</i><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6YTCjB1OUxHCDn98lchBXyN1A_lmtogdjzOv8afGczigwm30ZGXGLJDHflsNnKVlxtuO49q4LXwwdpEdb4lZMOFAHc36xs7tgUsgWgZN8x7fGVfpulOCiNR461PUu0fiW7nq_Hc3kepI/s1600/IMG_3190.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6YTCjB1OUxHCDn98lchBXyN1A_lmtogdjzOv8afGczigwm30ZGXGLJDHflsNnKVlxtuO49q4LXwwdpEdb4lZMOFAHc36xs7tgUsgWgZN8x7fGVfpulOCiNR461PUu0fiW7nq_Hc3kepI/s400/IMG_3190.JPG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Sebelum bersantap unagi. Dari kiri-kanan: Matsubara san, ka Tia, Saya, Kawakami-san dan suami, teman dari Matsubara-san. (Terimakasih untuk mba Lidya yang menjadi juru foto)</i></td></tr>
</tbody></table><br />
<i>Festival Hanabi</i><i><br />
Hanabi</i> dalam Bahasa Indonesia berarti kembang api, ya, Festival Hanabi adalah festival kembang api yang biasa diadakan setiap akhir Juli di berbagai daerah di Jepang. Hari itu sabtu, 27 Juli kami berangkat dari TBIC sekitar siang hari dengan cuaca cukup panas di bulan puasa. Seperti biasa, rombongan hari itu adalah saya, mas Andi, mas Dafi, mas Suryo, ka Tia, ka Nani berangkat menggunakan sepeda menuju TBIC. Di sana kami bergabung dengan mba Krisna dan mba Ria. Sama seperti pada Festival Hanabi, kami menggunakan kereta Tsukuba Express menuju Asukasa, di mana atraksi kembang api akan berlangsung di atas sungai Sumida yang melintas di samping menara Tokyo SkyTree. Atraksi dimulai sekitar pukul enam sore, sedangkan sekitar setengah lima kami sudah sampai di stasiun Asakusa. Kami menyempatkan diri untuk berjalan di sepanjang pasar tradisional di depan Kuil Sansoji yang sudah mulai pada dipenuhi pengunjung sekaligus memikirkan titik-titik di mana akan melihat atraksi kembang api yang bagus.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh05qzQWQO8PVeu-yvxu9-5s3dgmRLFG3aJbw_hq9xHU51RJWrJsT2_bxVADBQjIRAsLBBIV9DNOESiJKbscDUnGBw-ltCH4m9mNulnrKsP3peLOTkXhpZPAPWcHPxczc9PpmjpjtoEKLE/s1600/sansoji+market.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh05qzQWQO8PVeu-yvxu9-5s3dgmRLFG3aJbw_hq9xHU51RJWrJsT2_bxVADBQjIRAsLBBIV9DNOESiJKbscDUnGBw-ltCH4m9mNulnrKsP3peLOTkXhpZPAPWcHPxczc9PpmjpjtoEKLE/s400/sansoji+market.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Suasana sore hari di daerah Kuil Sansoji sebelum atraksi kembang api dimulai</i></td></tr>
</tbody></table>Saat sampai di Kuil Sansoji, kami terpisah menjadi dua grup karena padatnya manusia yang mulai memenuhi daerah di sekitar Kuil Sansoji dan sungai Sumida. Saya bersama grup mas Andi, kang Dafi, dan mba Krisna memutuskan untuk mencari tempat melihat kembang api di sekitar sungai Sumida. Berhubung hari itu sudah bulan puasa, setelah mendapatkan tempat yang cukup baik dan sudah membawa bekal untuk berbuka, kami memutuskan untuk membeli beberapa minuman dan kentang rebus yang ternyata besar sekali bagi saya untuk menghabiskannya, hahaa. Atraksi kembang api dimulai beberapa menit setelah kami berbuka.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK5mJszITB3UeBOUWhmSiGpsmo-JXHuNMKc_ly6ayZ42B4J2b99SEmMF38qN1RZIXG_qdqkxjGntYlrpRt8Jrn_ySzdS7b6zt4QensYTMBcrV0kOw8JDH-lZoX8et_UTDh1epGuuKrIyc/s1600/hanabi.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK5mJszITB3UeBOUWhmSiGpsmo-JXHuNMKc_ly6ayZ42B4J2b99SEmMF38qN1RZIXG_qdqkxjGntYlrpRt8Jrn_ySzdS7b6zt4QensYTMBcrV0kOw8JDH-lZoX8et_UTDh1epGuuKrIyc/s400/hanabi.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Rona-rona kembang api di atas sungai Sumida. Aslinya jauh lebih dramatis dan spektakular</i></td></tr>
</tbody></table>Bagaimanapun juga ternyata takdir berkata lain, sekitar pukul tujuh malam, hujan lebat mengguyur daerah Asukasu sehingga atraksi kembang api hanya berlangsung sekitar satu jam serta atraksi-atraksi utama belum sempat diluncurkan. Kami sempat berteduh dahulu di depan sebuah toko hingga hujan reda. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang agar tidak terlalu larut sampai di TBIC, walaupun mas Andi dan kang Dafi sempat mentraktir saya sushi seharga 300 yen lebih/potong, hohohoo. Berdasarkan pengamatan sok tahu, saya membagi tiga tingkat restoran sushi. Pertama yang menyajikan sushi seharga sekitar 100 yen. Biasanya potongan daging ikan sushi tersebut tidak dipotong segar ketika pengunjung memesan. Seperti jika makan di warteg, kita memilih sushi yang hendak dimakan dan langsung disajikan kepada kita. Restoran tipe kedua adalah yang menyajikan sushi seharga sekitar 300 yen ke atas. Potongan daging ikan akan dipotong segar saat kita memesan menu yang diinginkan. Sehingga kita harus menunggu dulu beberapa lama hingga pesanan sampai ke meja untuk siap dimakan. Restoran tipe ketiga adalah yang menyajikan sushi seharga lebih dari 1000 yen. Ini adalah restoran kelas atas yang tidak pernah saya bayangkan untuk masuk ke dalamnya. Menurut kabar yang beredar, pengunjung akan memilih sendiri ikan hidup yang akan dijadikan sushi. Weew…<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcxpqBKfm51nmooObQ6nzpAxjdOr1na2CbKyGi7VTyc09AFS05-yMliAEeTk-udmrDAUJ-4AtOplwp3-56gatgwYBktGkf4vm3QOiTFr4FIG-r2cefKvyDIXkmqyAkkxJFbfgpX4Y5Ils/s1600/sushi.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcxpqBKfm51nmooObQ6nzpAxjdOr1na2CbKyGi7VTyc09AFS05-yMliAEeTk-udmrDAUJ-4AtOplwp3-56gatgwYBktGkf4vm3QOiTFr4FIG-r2cefKvyDIXkmqyAkkxJFbfgpX4Y5Ils/s400/sushi.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Mampir-mampir sejenak sebelum kembali ke Tsukuba</i></td></tr>
</tbody></table>Sampai kembali di stasiun Tsukuba sekitar pukul 9 malam. Kami mengambil sepeda yang diparkir di salah satu swalayan di dekat Tsukuba center dan bergerak menuju TBIC dalam dengan diiringi lampu sepeda. Sekitar pukul 11 malam kami sudah masuk ke kamar masing-masing. Oleh karena azan subuh sekitar pukul 3 pagi, maka saya memutuskan untuk terjaga hingga selesai shalat subuh. Setelahnya menuntaskan waktu tidur yang kurang di hari minggu :)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-1279378793806049472014-06-27T21:50:00.001+07:002014-06-27T21:51:38.808+07:00Summer Tsukuba #3: NIBIO Tsukuba<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaam-Ed5ZE2U7PKNajSj8VfEg4kCiYQCiMuhlTuOZZthbvwpuU5vhBpK_kiAAPIdjhvjSYzzCtE7YA1_fYaiD3lHlc1z_JCnsF9fgfZCjbQkK3waO9GIrePuMxFYSZ2oE_pcJ7LeiGUx8/s1600/P1010367.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaam-Ed5ZE2U7PKNajSj8VfEg4kCiYQCiMuhlTuOZZthbvwpuU5vhBpK_kiAAPIdjhvjSYzzCtE7YA1_fYaiD3lHlc1z_JCnsF9fgfZCjbQkK3waO9GIrePuMxFYSZ2oE_pcJ7LeiGUx8/s320/P1010367.JPG" /></a></div><i>Research is what I'm doing when I don't know what I'm doing</i>. (Wernher von Braun)<br />
<br />
Pelatihan sekaligus bekerja adalah alasan utama saya mendapat kesempatan kembali mengunjungi Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan <a href="http://jurnalramadhan.blogspot.com/2014/06/summer-tsukuba-1-introduksi.html">pertama</a>, sebagian besar hari-hari saya di sini dihabiskan di sebuah institusi penelitian bernama NIBIO atau National Institute of Biomedical Inovation. NIBIO sendiri memiliki beberapa fasilitas riset di berbagai daerah di Jepang dengan pusatnya yang berada di Osaka. Di Tsukuba terdapat dua fasilitas riset NIBIO, yaitu Tsukuba Primate Research Center dan tempat saya ‘ngelab’, Research Center for Medicinal Plant Resources. Apa yang saya kerjakan di sini? Secara sederhana, saya mencari senyawa kimia bahan alam dari suatu spesies tanaman yang memiliki aktivitas anti hepatitis C. Kurang lebih, di sini saya mempelajari teknik-teknik yang biasa dilakukan oleh para peneliti di NIBIO dalam mengisolasi senyawa kimia bahan alam.<br />
<span class="fullpost"><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifMGMStlN9XFtCqo6AcQfa-eid2P_Vq8LqsBOktgxHBiXsB1EFsTujv0VoFRyQPDDb0MDHqy5UwNJw2cUbpdHzbKOQu_cj6MJQRUxa7tYpVaeu6jiSnE-RN-YyivUmxl_XEUbGPJBssNg/s1600/P1010370-c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifMGMStlN9XFtCqo6AcQfa-eid2P_Vq8LqsBOktgxHBiXsB1EFsTujv0VoFRyQPDDb0MDHqy5UwNJw2cUbpdHzbKOQu_cj6MJQRUxa7tYpVaeu6jiSnE-RN-YyivUmxl_XEUbGPJBssNg/s400/P1010370-c.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Dengan Takewaki-san, tetangga seberang meja kerja. Takewaki adalah mahasiswa farmasi Tokyo University of Science dan sedang menyelesaikan riset tugas akhirnya di NIBIO</i></td></tr>
</tbody></table>Setiap pagi saya, mba Lidya, dan ka Tia berangkat dari TBIC menuju NIBIO bersama dengan para penghuni TBIC lainnya dengan bus yang disediakan oleh JICA. Penghuni TBIC berasal dari beragam negara dengan tujuan tinggal di sana biasanya karena mendapat beasiswa S2/S3 atau pelatihan dari JICA. Setiap pagi senin hingga jumat, kami selalu disediakan dua bus besar dengan rute yang berbeda untuk mengantar para penghuni TBIC ke lokasi aktivitasnya masing-masing. Perjalanan bisa lebih ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit dengan melewati berbagai institusi riset yang berada di Tsukuba. Begitu sampai, kami mengganti sepatu luar dengan sepatu lab, naik ke lantai dua (tempat lab kami berada), masuk ke ruang staf lab dan mengucapkan selamat pagi <i>ohayou gozaimasu !</i> kepada setiap orang, terutama pada sensei kami. Selanjutnya masuk ke dalam lab dan mulai bekerja di bench masing-masing.<br />
<br />
NIBIO, tempat lab saya berada, merupakan area yang cukup luas. Terdapat berbagai macam ladang tempat tanaman obat ditanam untuk dipanen. Koleksi herbariumnya juga banyak, menyimpan tanaman obat dari berbagai daerah di dunia, termasuk Indonesia. Terdapat dua gedung utama yang saya jelajahi untuk bekerja, satu gedung di mana saya menghabiskan sebagian besar waktu penelitian di sana (tempat saya berfoto dengan Takewaki-san di atas) dan satu gedung di mana berbagai instrumen analisis kimia berada. Di gedung yang saya sebut terakhir, biasa saya kunjungi untuk mendapatkan data spektrum NMR dari senyawa kimia yang saya dapat.<br />
<br />
Orang-orang di lab ini sangat ramah dan menyenangkan. Sensei saya, Fuchino sensei, adalah orang yang humoris dan terkadang suka ‘jahil’ dengan anggota labnya. Bila jam makan siang tiba, beliau akan meminta semua anggota lab untuk menghentikan pekerjaannya dan makan siang bersama di ruang staf. Sudah menjadi budaya di sini untuk membawa bekal (<i>bento</i>) masing-masing. Oleh karena, lokasi lab yang jauh dari tempat makan ataupun <i>combini</i> (<i>convenient store</i>), maka saya biasanya membawa <i>bento</i> yang disisihkan dari jatah makan pagi di TBIC. Beberapa kali, sensei membawa banyak tomat atau semangka untuk dimakan bersama saat makan siang. Dan pertama kalinyalah saya mencoba memakan semangka yang ditaburi garam dahulu sebelumnya. Dan ternyata, lezat juga :3<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJQK47P0uSWd4aZ2Ky9FPNgSiNS2PgKFfamlmfXyq_IUkPkNhTAT5XcNRAhVWPu5GwRY-arXY4ukE6O7VUqJ9qAV3wOcGbW-tnZMhE4Lf8vA8yShzeyXVK-eG1_QScboatM1twYQAGumw/s1600/1052437_10200678940514271_140898033_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJQK47P0uSWd4aZ2Ky9FPNgSiNS2PgKFfamlmfXyq_IUkPkNhTAT5XcNRAhVWPu5GwRY-arXY4ukE6O7VUqJ9qAV3wOcGbW-tnZMhE4Lf8vA8yShzeyXVK-eG1_QScboatM1twYQAGumw/s400/1052437_10200678940514271_140898033_o.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Beberapa anggota lab natural product di NIBIO. Berdiri (dari kiri-kanan): mba Lidya, Mikiko-san, *yang berjas lab putih, saya lupa namanya, gomennasai :(*, Miyanaga-san, *ibu ini juga saya lupa namanya,sumimasen deshita*, Kumigay-san. Duduk (dari kiri-kanan): Kawakami-san, Fuchino sensei, Kawahara sensei, Takewaki-san, Matsubara-san. (dok. oleh ka Tia) </i></td></tr>
</tbody></table>Ah ya, satu budaya lagi yang biasa dilakukan di sini, terutama bila telah selesai bekerja atau pamit akan pulang, berucap <i>otsukaresamadesu</i> :)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-16266321113987672942014-06-26T22:54:00.002+07:002014-06-26T22:54:34.004+07:00Summer Tsukuba #2: Trip to Oarai Beach<i>The journey of life is like a man riding a bicycle. We know he got on the bicycle and started to move. We know that at some point he will stop and get off. We know that if he stops moving and does not get off he will fall off.</i> (William Golding)<br />
<br />
Menuju akhir pekan pertama di Tsukuba, saya sudah berkenalan dengan beberapa orang Indonesia dan Malaysia yang sudah menjadi penghuni TBIC sebelum kedatangan saya, termasuk mba Lidya dan ka Tia yang satu lab nantinya dengan saya. Di sini, Alat transportasi andalan kami adalah sepeda TBIC yang bisa dipinjam hingga pukul 21.00. Berhubung transportasi umum yang ada hanyalah bus Tsukubus dengan rute terbatas atau taksi yang sudah pasti mahal, dan tentu saja tidak ada angkot apalagi ojek, walhasil kemanapun pergi, sepeda adalah moda transportasi pilihan, terkecuali bila pergi ke lokasi kerja yang disediakan bus oleh TBIC. Rute bersepeda pertama saya adalah menuju Mall Aeon yang bisa ditempuh dalam 10 menit dari TBIC dengan melewati rumah penduduk, hamparan sawah di kiri kanan jalan, kolong jalan layang tol, bahkan kompleks pemakaman x)<br />
<br />
Rencana menghabiskan akhir pekan pertama ini adalah dengan perjalanan ke pantai Oarai bersama beberapa teman baru mahasiswa Universitas Tsukuba. Perjalanan dimulai dengan bersepeda di pagi hari bersama mas Suryo, ka Tia, dan ka Nani menuju Tsukuba Center sejauh sekitar 7,5 km. Sesampainya di sana, kami beristirahat di samping kolam ikan besar dan kemudian menuju titik pertemuan di depan <i>Koban</i> (pos polisi). Dari sini, kami bergabung bersama kang Deni, mba Dian, pak Harsono, dan mba Ria.<br />
<span class="fullpost"><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi26N6Zx7cGG8MSnvB-9FqvsTUge5gYh3SMQYq1EYI_5WYDehKFY2Op9wuUloR8w-DTqKcJnDqfdrqddDF6EVTFyuCTq_MdjgsJSPbk2JkK2WzcoR44rbaK9ZLmQI450lQoeOmJPXCrUpA/s1600/tsukuba+centa.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi26N6Zx7cGG8MSnvB-9FqvsTUge5gYh3SMQYq1EYI_5WYDehKFY2Op9wuUloR8w-DTqKcJnDqfdrqddDF6EVTFyuCTq_MdjgsJSPbk2JkK2WzcoR44rbaK9ZLmQI450lQoeOmJPXCrUpA/s400/tsukuba+centa.gif" height="400" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Di Tsukuba center, burung hantu adalah lambang kota Tsukuba.</i></td></tr>
</tbody></table>Setelah berkenalan sebentar, memastikan anggota perjalanan lengkap dan sepeda nyaman digunakan, kami bergerak menuju stasiun Tsuchiura yang ditempuh sejauh 10 km.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLSsxm0qc25TjSy89jsdLA3XMrASCj6GdmJ8ba1sPH-w-vwXQBvLvbsr25SkycOMH1z2KxjO1YNAGHN2MjR1zGuICVFrd1ZyXrWhQpIPRVOPvLb3mc5FZx05JUM7GXq8iH4N3RhlDAgtE/s1600/otw+to+tsuchiura.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLSsxm0qc25TjSy89jsdLA3XMrASCj6GdmJ8ba1sPH-w-vwXQBvLvbsr25SkycOMH1z2KxjO1YNAGHN2MjR1zGuICVFrd1ZyXrWhQpIPRVOPvLb3mc5FZx05JUM7GXq8iH4N3RhlDAgtE/s400/otw+to+tsuchiura.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>perjalanan bersepeda menuju stasiun Tsuchiura</i></td></tr>
</tbody></table>Setelah perjalanan memegalkan paha dan betis, kami akhirnya tiba di stasiun Tsuchiura. Saya pertama kalinya menggunakan parkiran sepeda berbayar sejumlah 100 yen di sini. Ban depan sepeda diletakkan ke semacam alat penguncinya, kemudian untuk membuka kuncinya, kita harus memasukkan uang sejumlah 100 yen ke alat penerima uang dan menekan nomor alat parkir sepeda kita.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_acgDtyporEJht7F6xGimctNx-a_fbOGYQkj6UHWWQ6KWL3Ja9xFkiDNSTyHXlgRpoEw5EYzqKB6i8c3Mx0qEau5w5teu9JuNhf_AEyyCC0RWnhXZDZ7DoQDEi2Iefim1kKWAgzIsvMQ/s1600/parkir+sepeda.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_acgDtyporEJht7F6xGimctNx-a_fbOGYQkj6UHWWQ6KWL3Ja9xFkiDNSTyHXlgRpoEw5EYzqKB6i8c3Mx0qEau5w5teu9JuNhf_AEyyCC0RWnhXZDZ7DoQDEi2Iefim1kKWAgzIsvMQ/s400/parkir+sepeda.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Parkir sepeda berbayar dengan kunci otomatis di samping Sta. Tsuchiura</i></td></tr>
</tbody></table>Di stasiun Tsuchiura, kami bertemu satu anggota perjalanan terakhir dan paling penting (karena membawa logistik makan siang XD), yaitu teh Windi. Dari sini, kami berangkat menuju stasiun Mito terlebih dahulu untuk mencapai stasiun Oarai.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8dwLiEjcu9SA3w5Z091b6_wKTHXF6PBnH4ctShfJPS6r9DKBrNY6x82P_BjRdvTog1vOMLe83qMLzyBv0dE2IUk1yAXtuJxnj37l1KBjAbLP9erpNeyRgoAsnqyH9kNsfAUuih6tkeoU/s1600/di+Sta+Tsuchiura.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8dwLiEjcu9SA3w5Z091b6_wKTHXF6PBnH4ctShfJPS6r9DKBrNY6x82P_BjRdvTog1vOMLe83qMLzyBv0dE2IUk1yAXtuJxnj37l1KBjAbLP9erpNeyRgoAsnqyH9kNsfAUuih6tkeoU/s400/di+Sta+Tsuchiura.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>di Sta. Tsuchiura</i></td></tr>
</tbody></table>Hal menarik dari kereta yang membawa kami dari stasiun Mito menuju stasiun Oarai adalah tidak seperti perjalanan kereta yang pernah saya coba, di rute ini tiket dibayarkan di dalam kereta. Masinis kereta akan memintakan uang tiket satu persatu dari penumpang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifbJcZjsGtWZ9W8rycQLCk1ZTZrQcYuEPvdrjiALgFQf00GVl4AmKMW-FbEJxnK61lThunpQiXbF9aSft_A37vjjzuMVfakfADkDyIRUbPsNpHtAXg6N-vSX1EKTaQOIkp12B6agE3nQI/s1600/P1010092.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifbJcZjsGtWZ9W8rycQLCk1ZTZrQcYuEPvdrjiALgFQf00GVl4AmKMW-FbEJxnK61lThunpQiXbF9aSft_A37vjjzuMVfakfADkDyIRUbPsNpHtAXg6N-vSX1EKTaQOIkp12B6agE3nQI/s400/P1010092.JPG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Masinis yang sedang memintakan uang tiket ke penumpang. *Saya ambil secara diam-diam* </i>:p<i><br />
</i></td></tr>
</tbody></table>Dan akhirnya kami tiba di stasiun Oarai<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2yk_pz4mAOrRrBXK8r51sp1mi0VjDF-jRjQpk0p8qYKvbMBiXqsQctIyKh-_3qW5boWRkxdCxBJ6EtsQsR2vfNjIZumF3NmKF6W52Pm9wajxGs70Nm4Yw3XFXsILZhn54UY8rBf2RmGU/s1600/P1010094.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2yk_pz4mAOrRrBXK8r51sp1mi0VjDF-jRjQpk0p8qYKvbMBiXqsQctIyKh-_3qW5boWRkxdCxBJ6EtsQsR2vfNjIZumF3NmKF6W52Pm9wajxGs70Nm4Yw3XFXsILZhn54UY8rBf2RmGU/s400/P1010094.JPG" height="266" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Di depan stasiun Oarai</i>. <i>(dari kiri ke kanan: ka Tya, ka Ria, teh Windi, Pak Harsono, kang Deni, saya, ka Nani,dan ka Dian. Terimakasih untuk mas Suryo sebagai fotografer)</i></td></tr>
</tbody></table>Untuk sampai ke pantai Oarai, kami masih harus menempuh perjalanan sekitar 2 km dengan berjalan kaki.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA06bITvMmYswBwWRKWXU-maj7hmnti-dQhnAF4MmKj-YRiTkPB2317BwxVPkCnTWT9mK_D2K8MzEJaN9dH6gF3-M6PvBO-1-rO25OzWEGJSDRlhoIlvoOHgZYjqmhr_TxPvZkfP0jDPc/s1600/otw+to+beach.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA06bITvMmYswBwWRKWXU-maj7hmnti-dQhnAF4MmKj-YRiTkPB2317BwxVPkCnTWT9mK_D2K8MzEJaN9dH6gF3-M6PvBO-1-rO25OzWEGJSDRlhoIlvoOHgZYjqmhr_TxPvZkfP0jDPc/s400/otw+to+beach.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>masih melanjutkan dengan perjalanan kaki menuju pantai Oarai</i></td></tr>
</tbody></table>Sebelum masuk ke daerah pantai, kami mencari lokasi untuk makan siang. Menu pembuka disediakan dan diproses kemudian secara ‘adat’ :P. Selanjutnya, kami berjalan sedikit dari lokasi makan siang, dan bermain-main di pantai yang ternyata tidak begitu ramai. Hal menarik yang dilakukan di sini adalah memberi makan burung camar dengan ikan-ikan kecil, karena kebetulan saat kami tiba, ada beberapa orang Jepang yang sedang memberi makan burung camar. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoTOleXsEhNm9pcxc-_V7qwe3rK4LBgvusBmKv6tYyI41VuzphcpYh9Q2IwnN4AWvoxxKyuhXD1skuNxJKAEkxlofQOogqWWp-ji9GLNhlu579li5fnLRPTk2-7piZI_P-zBqPpxklNvI/s1600/oarai+beach.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoTOleXsEhNm9pcxc-_V7qwe3rK4LBgvusBmKv6tYyI41VuzphcpYh9Q2IwnN4AWvoxxKyuhXD1skuNxJKAEkxlofQOogqWWp-ji9GLNhlu579li5fnLRPTk2-7piZI_P-zBqPpxklNvI/s400/oarai+beach.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>di Pantai Oarai</i></td></tr>
</tbody></table>Puas bermain di pantai, selanjutnya adalah menikmati menu utama, soto asli khas Indonesia yang telah disiapkan bahan-bahan nya oleh teh Windi. <i>Ittadakimasu</i> ! :D<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMstCR70x9uoprkBci3N69lfNoBfZznQpq616FmkUIBjoLfQMptUrtwMCXQjH-EVPgr2rRRtQgMVL0RQyGicL2HyBD7EiBMiNwxWHFFlS5Qheds9sxzpDpCxBEpmzqI2bbA4X-lTEUUcM/s1600/bento.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMstCR70x9uoprkBci3N69lfNoBfZznQpq616FmkUIBjoLfQMptUrtwMCXQjH-EVPgr2rRRtQgMVL0RQyGicL2HyBD7EiBMiNwxWHFFlS5Qheds9sxzpDpCxBEpmzqI2bbA4X-lTEUUcM/s400/bento.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ittadakimasu !</i></td></tr>
</tbody></table><br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-10803037152860115062014-06-26T21:28:00.002+07:002014-06-26T21:28:35.789+07:00Summer Tsukuba #1: Introduksi<i>Apa yang akan kamu tuliskan pada sebuah blog? Kontemplasi sarat makna? Rekaman cerita-cerita sewaktu? Kisah-kisah istimewa penuh inspirasi? Atau ricauan tentang dunia?</i><br />
<br />
Beberapa minggu sebelum perjalanan pesawat saya yang pertama, dosen saya pernah berpesan untuk sebuah perjalanan jauh melintas pulau-pulau ini, <i>“Tuliskan gam”</i>, pesannya, <i>“kisah perjalanan kamu”</i>. Sejak saat itu, ketika saya melakukan perjalanan jauh (yang sangat jarang sekali dilakukan), ada buku catatan kecil yang saya bawa, sekedar untuk menuliskan teman perjalanan, nama tempat, hal-hal menarik yang kemudian tertangkap mata. Saya kemudian menyadari bahwa sekiranya perlu untuk menuliskan pengalaman-pengalaman yang patut untuk dikenang, pada sebuah blog atau catatan-catatan lainnya. Bukan untuk siapa-siapa, dan semoga bukan menjadi wadah berpamer-ria, hanya paling tidak, menjadi pengingat bahwa kita pernah diberi kesempatan-kesempatan berharga, yang walaupun semua hal tersebut telah terlewati, semoga masih terus tersimpan rasa syukur atasnya.<br />
<span class="fullpost"><br />
Rangkaian tulisan <i>Summer Tsukuba</i> adalah rekam jejak saat saya diberi kesempatan sekali lagi ke Jepang dalam rangka tugas pekerjaan pada tahun 2013. Seri <i>Summer Tsukuba</i> ini akan saya susun berdasarkan topik-topik besar menarik yang saya lakukan selama satu bulan di sana. Hari ketika saya membuka ruang kantor SATREPS Project di gedung IASTH FK UI, kemudian menyerahkan CV pada calon atasan saya saat itu, Aoki sensei, dan membuat janji untuk wawancara adalah awal dari kesempatan saya kembali ke sana. Hari itu, di awal Juli 2013, memasuki musim panas dan menuju bulan Ramadhan, saya kembali ke negara yang telah melesat bangkit semenjak keterpurukannya di tahun 1945, meskipun kali ini bukan lagi ke Tokyo, melainkan ke sebelah utaranya, dan dengan menempuh perjalanan sekitar satu jam, kita akan mendapatinya sebagai kota Tsukuba.<br />
<br />
<i>Kunjungan kedua</i><br />
Proyek riset yang saya ikuti merupakan bagian dari program SATREPS Jepang yang mengolaborasikan tiga institusi pendidikan, FK Universitas Kobe, FK Universitas Indonesia, dan FF Universitas Airlangga dengan JICA (<i>Japan International Cooperation Agency</i>) dan JST (<i>Japan Science and Technology Agency</i>) sebagai penyuntik donasi. Oleh karena kunjungan saya ke Tsukuba ini mendapat <i>endorsement</i> dari JICA, sungguh sangat dimudahkan pengurusan visa dan keperluan lainnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikjB4FUXM8jOxUMBaREHucOgKz3kIvA6Nf0TiFJJnZejHtz89rACw2O5yc3ENFoEfMUtVTit3y3M6hf-uYYDVm-QVBfa2uD5haRF2YwBI4v30zpczRHJ-yoQWLdD6yGkyKuiFWQFQiVkw/s1600/paspor-appl+gif.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikjB4FUXM8jOxUMBaREHucOgKz3kIvA6Nf0TiFJJnZejHtz89rACw2O5yc3ENFoEfMUtVTit3y3M6hf-uYYDVm-QVBfa2uD5haRF2YwBI4v30zpczRHJ-yoQWLdD6yGkyKuiFWQFQiVkw/s320/paspor-appl+gif.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Borang aplikasi dari JICA dan Tiket keberangkatan</td></tr>
</tbody></table>
Setelah menempuh perjalanan sekitar 8 jam dengan Japan Airlines (JAL 726) sendirian tanpa teman (semacam jomblo :P), saya menapakkan kaki kembali di Narita. Melesat turun dari pesawat, saya tiba di <i>satellite building</i> dan berlanjut menuju gedung utama (<i>honkan</i>) dengan menggunakan kereta monorel tanpa masinis. Setelah mengambil koper dan barang bawaan, saya menyelesaikan urusan kepabeanan (<i>custom inspections</i>), dan menuju loket JICA di lobi kedatangan. Sesampainya di sana, saya disambut petugas yang berjaga, seorang lelaki setengah baya, bersalaman dengan sedikit berkenalan dan bercakap-cakap. Selanjutnya ternyata saya diantarkan ke taksi yang sudah dipesankan untuk membawa saya ke JICA Tsukuba International Center (TBIC), sebuah asrama yang menampung banyak orang dari berbagai negara.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVWwpRq_Ve8c9O43EEcxqtLNJllNrzfNcyMDydtFGY46NdwBL958gEZ-0HegzIMLwRwBXplwC-cwpWsQtHxKgLO4lJ40fmSXtzqAxZ4HhpdqFhrWlXQVDm-1Jy423NktxgRnDYe_yKHEc/s1600/narita-tbic.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVWwpRq_Ve8c9O43EEcxqtLNJllNrzfNcyMDydtFGY46NdwBL958gEZ-0HegzIMLwRwBXplwC-cwpWsQtHxKgLO4lJ40fmSXtzqAxZ4HhpdqFhrWlXQVDm-1Jy423NktxgRnDYe_yKHEc/s320/narita-tbic.gif" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menuju TBIC</td></tr>
</tbody></table>
TBIC terletak di kawasan Koyadai, di antara perumahan penduduk dengan pemandangan tatanan rumah yang rapi, jalan yang cukup lengang, serta hamparan persawahan yang masih cukup banyak. Setibanya saya di sana, meja resepsionis adalah tempat pertama yang dituju. Setelah mengisi beberapa borang, saya menerima arahan singkat mengenai jadwal orientasi, kunci kamar, serta kartu makan. Berjalan santai menuju kamar, ha yang saya lakukan pertama kali adalah rebahan di tempat tidur !<br />
Meskipun demikian, setelah badan kembali segar, saya iseng untuk berjalan-jalan di sekitar TBIC.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieGtcBf3XRT7SJRUpcJ59p3zAC6y5y0dbv7IwJUrSV1hVOIKaeHVpibU7IO53et1BSd_zybxJfCKioGqS6ucpfS7ZiJoYr3tCX2hHfkECF0Cli1lmhQdURoIMw9i-zuKKOqpSNA6xKOp0/s1600/around+TBIC.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieGtcBf3XRT7SJRUpcJ59p3zAC6y5y0dbv7IwJUrSV1hVOIKaeHVpibU7IO53et1BSd_zybxJfCKioGqS6ucpfS7ZiJoYr3tCX2hHfkECF0Cli1lmhQdURoIMw9i-zuKKOqpSNA6xKOp0/s400/around+TBIC.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Di sekitar TBIC</td></tr>
</tbody></table>
Sambil menghirup udara sore yang segar, dan ditemani suara tonggeret yang khas di musim panas, <i>Japan, here I am back again</i> :)<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-22605782880656678062014-04-27T22:05:00.000+07:002014-04-27T22:09:46.849+07:00Nobody wants to be left behind.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLZUrpnQQuZKH8IcjhvDoK1WMsmOig25XlFOMW8VeUQOus1ejEJVBisZRqR3d8SLgXxleI1_BGqNPKD_gAB0FnHd39LqQlgD6ANilEPY-wjD9IYpHq8okUxGGuVG9ETBCNS1nvO47dQaE/s1600/piccit_left_behind_1680x1050_1576618926.1680x0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLZUrpnQQuZKH8IcjhvDoK1WMsmOig25XlFOMW8VeUQOus1ejEJVBisZRqR3d8SLgXxleI1_BGqNPKD_gAB0FnHd39LqQlgD6ANilEPY-wjD9IYpHq8okUxGGuVG9ETBCNS1nvO47dQaE/s320/piccit_left_behind_1680x1050_1576618926.1680x0.jpg" height="250" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber: <a href="https://forums.station.sony.com/ps2/index.php?threads/how-many-of-you-ex-proxrad-users-arent-going-to-cert-a-tank-ability.166743/" target="_blank"><i>forum.station.sony.com</i></a>)</td></tr>
</tbody></table><i>Apakah yang menjadi ketakutan manusia, sebenarnya?</i><br />
<br />
Monster yang terbaring di bawah tempat tidur atau bayangan perempuan berambut panjang di pojok kamar sebelah lemari baju atau binatang yang merayap, melata mengerikan? Bukan, saya rasa bukan. Ketidaktahuan adalah ketakutan terbesar manusia. Mahluk yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, kejadian yang tidak dimengerti sepenuhnya, atau bahkan masa depan yang tak pernah jelas muaranya berakhir. Ketakutan, ketidakmengertian membawa manusia keluar dari lingkaran amannya, memaksa manusia untuk menghadapi apapun itu, tragedi, masa lalu, masa depan.<br />
<span class="fullpost"> <br />
<i>Siapa yang tertinggal?</i><br />
<br />
Apa yang paling buruk dari tertinggal? Ketidakmengertian mengapa semua orang meninggalkan, ketidaktahuan apa yang akan terjadi setelahnya. Kita mungkin tak pernah benar-benar mengerti mengapa hal itu terjadi atau hal ini tidak bisa terjadi. Mengapa jawaban-jawaban tak selalu muncul di depan mata. Mengapa kita ditinggal belakangan, sendirian. Dan merasa sendirian adalah hal yang dihindari sangat oleh manusia. Bukan tentang berapa orang di sekitarnya, perasaan sendirian tak melulu berhubungan lurus dengan jumlah orang yang berada di samping kanan-kiri atau depan-belakang. Merasa sendiri adalah esensi dari kesendiriannya, menelingkupi hati, pikiran, raga bahkan walau dunia bergerak bising di sekitar. Siapa yang ingin ditinggal oleh orang terkasih? Kemudian sendiri setelahnya, berjalan di tepi-tepi sepi. Tetapi setiap kekasih akan terpisah, setiap hubungan akan menemui akhir, dan waktu yang membingkai semua hal juga terbatas. Waktu-waktu yang berujung di batasnya dan keinginan-keinginan yang ingin terus melaju, memaksa kita untuk memilih. Meninggalkan satu hal untuk hal lainnya, juga tertinggal oleh satu hal dan menjadi hal lainnya. Kita mungkin tak pernah ingin meninggalkan, begitu pula kita tak ingin pernah ditinggalkan.<br />
<br />
<i>Demikiankah?</i><br />
<br />
Dan takut adalah manusia. Meskipun demikian, dikatakan bahwa di atas semua itu, manusia tetap bisa bahagia. Walau dengan bayangan di waktu lalu atau ketidakpastian di akan datang. Kita hidup saat ini. Dikatakan ada pilihan untuk bahagia. Tidak ada orang yang ingin ditinggal di belakang, sendirian. <i>Semisal kamu sendiri, adakah menemukan pilihan untuk berbahagia di sana?</i><br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-11690360653433264142014-03-07T22:45:00.003+07:002014-03-08T13:35:33.909+07:00Vaksin 101: Komposisi dan Hal-Hal di Sekitarnya<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-A_qRZaz7LNM/UxnpSlVZBTI/AAAAAAAABIo/cY8p9yh7ytg/s1600/bdc9f6cbb2d0ea27dd1cf81434509887529e9417d2641417f626e6b365543e46.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-A_qRZaz7LNM/UxnpSlVZBTI/AAAAAAAABIo/cY8p9yh7ytg/s320/bdc9f6cbb2d0ea27dd1cf81434509887529e9417d2641417f626e6b365543e46.jpg" height="150" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber gambar: <a href="http://www.quickmeme.com/p/3vqjb0" target="_blank">quickmeme.com</a></td></tr>
</tbody></table>Vaksin, seperti produk obat lainnya, dibuat dengan memenuhi tiga poin kritis: aman, berkualitas, dan berkhasiat. Penelitian pengembangan vaksin memerlukan usaha yang besar dan pada pembuatan produknya untuk skala massal berada dalam pengaturan yang ketat sehingga diupayakan untuk selalu menjaga keamanan, kualitas, dan khasiat dari tiap produk yang sampai ke tangan masyarakat. Berikut saya sarikan untuk pembaca sekalian, beberapa hal terkait bahan-bahan pada vaksin, terutama mengenai masalah keamanannya. Sebagian besar sumber tulisan ini berasal dari Vaccine Education Center, The Children’s Hospital of Philadelphia<sup>(1)</sup>. Tetapi sebelumnya, kita sama-sama perlu tahu beberapa definisi berikut: (1) Adjuvant adalah bahan yang membantu tubuh menimbulkan respon imun yang lebih baik; (2) Preservative atau pengawet merupakan bahan yang mencegah kontaminasi mikroorganisme pada produk vaksin; (3) Additive atau bahan tambahan yang membantu produk vaksin tetap berkualitas selama penyimpanan<sup>(2)</sup>.<br />
<span class="fullpost"><br />
<b>Alumunium</b><br />
<br />
Alumunium (lebih tepatnya dalam konteks ini, garam alumunium) sudah digunakan sejak lama dalam proses pembuatan vaksin. Sebagian orang mungkin mempertanyakan mengenai keamanan penggunaan alumunium sebagai adjuvant. Meskipun demikian, hal yang perlu diketahui pertama adalah alumunium merupakan senyawa yang secara normal ada di lingkungan sekitar kita, begitu pula pada air dan makanan yang masuk ke perut, mengandung alumunium walau dalam jumlah yang sangat sedikit sekali. Jumlah garam alumunium dalam sebuah vaksin sangatlah kecil. Sebagai gambarannya, pada enam bulan pertama, seorang bayi yang mendapatkan vaksin lengkap akan menerima sekitar 4 miligram alumunium yang terkandung dalam vaksin. Akan tetapi, pada durasi yang sama, seorang bayi dapat menerima 10 miligram alumunium dari ASI, 40 miligram jika mereka diberi susu formula secara regular, dan hingga 120 miligram bila mereka diberikan susu formula yang berbahan kedelai. Alumunium akan berbahaya hanya bila ketika fungsi ginjal tidak berfungsi dan bila alumunium dalam jumlah besar diberikan, seperti saat kita meminum antasida untuk obat mag.<br />
<br />
Selain alumunium, lipid monofosforil A yang diisolasi dari bakteri juga dapat digunakan sebagai adjuvant dan sudah digunakan pada salah satu produk vaksin HPV.<br />
<br />
<b>Formaldehid</b><br />
<br />
Formaldehid digunakan selama proses produksi pada beberapa vaksin untuk menginaktivasi virus atau toksin bakteri yang akan digunakan. Sebagian besar formaldehid akan hilang pada proses pemurnian produk, walau sedikit jumlah yang masih tersisa. Meskipun demikian, hal yang perlu dicatat adalah formaldehid juga merupakan produk samping dari sintesis protein dan DNA dalam sel, sehingga senyawa ini umum ditemukan pada aliran darah. Jumlah formaldehid yang umum terdeteksi pada darah 10x lebih besar dari yang dapat ditemukan pada vaksin.<br />
<br />
<b>Gelatin</b><br />
<br />
Gelatin merupakan salah satu jenis <i>stabilizer</i> yang ditambahkan pada produk vaksin. Bahan stabilizer berguna untuk melindung bahan aktif selama proses produksi, pendistribusian, hingga penyimpanan. Gelatin yang digunakan pada umumnya berasal dari hewan babi atau sapi. Selain gelatin, beberapa bahan lain dapat digunakan sebagai stabilizer seperti sukrosa, laktosa, albumin, MSG, dan glisin. Data dari CDC<sup>(3)</sup> hanya beberapa produk vaksin (keluaran Amerika) saja yang menggunakan gelatin sebagi <i>stabilizer</i>-nya, seperti vaksin influenza, vaksin MMR-II, vaksin rabies, vaksin varicella, vaksin demam kuning (yellow fever), dan vaksin zoster. Pada vaksin produksi dalam negeri (keluaran PT Biofarma) tidak disebutkan menggunakan gelatin sebagai <i>stabilizer</i>-nya<sup>(4)</sup>. Gelatin yang digunakan sebenarnya sangat sedikit sekali dan merupakan merupakan senyawa yang mudah dirusak (dihidrolisis) sehingga konsentrasinya akan semakin berkurang.<br />
<br />
<b>Merkuri</b><br />
<br />
Merkuri atau lebih tepatnya sebagai senyawa mengandung merkuri merupakan pengawet yang umum digunakan pada awal abad 20. Pengawet ini digunakan terutama pada sediaan vaksin yang digunakan beberapa kali (tidak sekali pakai habis), seperti pada vaksin influenza. Senyawa mengandung merkuri yang dimaksud adalah Thimerosal. Seringkali terdapat kesalahpahaman antara etilmerkuri dengan metilmerkuri. Etilmerkuri terbentuk setelah tubuh memetabolisme thimerosal dan akan dipecah lagi serta dikeluarkan dari tubuh dengan cepat. Metilmerkuri umum terbentuk di alam ketika terdapat logam merkuri. Jika metilmerkuri ditemukan dalam tubuh, hal ini biasanya terjadi akibat mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi logam merkuri. Etilmerkuri dan metilmerkuri merupakan dua senyawa yang berbeda dengan cara metabolisme serta pembuangan (clearance) pada tubuh yang berbeda pula. Hingga saat ini, penelitian-penelitian yang ada tidak menemukan adanya hubungan antara thimerosal pada vaksin dengan autisme pada anak<sup>(5)</sup>.<br />
<br />
Bagaimana dengan enzim tripsin? Pada dasarnya tripsin bukan merupakan bagian dari komposisi produk vaksin. Tripsin digunakan pada saat penyiapan kultur virus yang akan digunakan untuk pembuatan vaksin, seperti isolasi sel inang dari jaringan hewan untuk tempat tumbuh virus, atau untuk aktivasi partikel virus tertentu<sup>(6)</sup>. Setelah bahan virus atau bagian virus berhasil di-‘panen’ dari kultur sel, bahan tersebut akan dimurnikan hingga memungkin tidak terdeteksi kembali bahan-bahan lainnya, termasuk enzim tripsin. Kemudian setelah itu bahan virus ini lah yang merupakan komposisi dari produk vaksin. <br />
<br />
<i>Sumber-sumber</i>:<br />
</span><br />
<ol><li><span class="fullpost">Vaccine Education Center The Children’s Hospital of Philadelphia. (2012). Vaccine ingredients: what you should know. Diunduh 7 Maret 2014 [<a href="http://www.chop.edu/export/download/pdfs/articles/vaccine-education-center/vaccine-ingredients.pdf" target="_blank">vaccine.chop.edu</a>]</span></li>
<span class="fullpost">
<li>American Academy of Pediatrics. (2013). Questions and answers about vaccine ingredients.</li>
<li>CDC. (2013). Vaccine excipient and media summary. Diunduh 7 Maret 2014 [<a href="https://www.blogger.com/%5Bhttp://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/appendices/B/excipient-table-2.pdf" target="_blank">cdc.gov</a>]</li>
<li>PT Biofarma. Diakses pada 7 Maret 2014 [<a href="http://www.biofarma.co.id/?page_id=14838&lang=en#all/1/list" target="_blank">biofarma.co.id</a>]</li>
<li>CDC. (2013). Understanding thimerosal, mercury, and vaccine safety. Diunduh 7 Maret 2014 [<a href="http://www.cdc.gov/vaccines/hcp/patient-ed/conversations/downloads/vacsafe-thimerosal-color-office.pdf" target="_blank">cdc.gov</a>]</li>
<li>European Medicines Agency. (2013). Draft guideline on the use of porcine trypsin used in manufacture of human biological medicine products. EMA/CHMP/BWP/814397/2011 [<a href="http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Scientific_guideline/2013/03/WC500139532.pdf" target="_blank">ema.europe.eu</a>]</li>
</span></ol><span class="fullpost"><br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-80471674737682357302014-03-07T08:21:00.002+07:002014-03-07T08:21:25.121+07:00Memasak dalam Industri Farmasi<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKJhOEl6pZ7jAqRAgMjf2LQYs4z8I4azIu75Lr9-Rnfxu98SE1eQyy3wB7kU4sH5hUwzD2VIvyu3rZy24ng-AS5FdpJjP2PbOETL2nMbydSMSnk-7zQKtJqy09EbV-OnL7EVAG3DM6s50/s1600/pharma-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKJhOEl6pZ7jAqRAgMjf2LQYs4z8I4azIu75Lr9-Rnfxu98SE1eQyy3wB7kU4sH5hUwzD2VIvyu3rZy24ng-AS5FdpJjP2PbOETL2nMbydSMSnk-7zQKtJqy09EbV-OnL7EVAG3DM6s50/s200/pharma-1.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber gambar: <a href="http://www.pharmaleaders.tv/india-ruling-deals-blow-to-german-pharma-giant/" target="_blank">pharmaleaders.tv</a>)</td></tr>
</tbody></table>
Industri farmasi, mungkin, adalah industri dengan regulasi terketat (<i>high regulated</i>) dalam pelaksanaannya, dimulai dari pemilihan bahan baku hingga produk jadi yang siap diedarkan di pasaran. Bahkan, setiap produk yang telah beredar masih akan diawasi keamanannya untuk masyarakat. Anda bisa membayangkannya seperti ini, anda adalah suatu industri, memasak adalah hal yang anda lakukan. Jika Anda mengikuti konsep regulasi pada industri farmasi (<i>Good Manufacturing Practice</i>/CPOB), hal berikut yang akan terjadi:<br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<ol>
<li><span class="fullpost">Sebelum pergi ke pasar untuk berbelanja bahan masakan, Anda akan memulainya dengan menuliskan resep masakan yang akan anda buat, beserta cara pembuatannya, cara bagaimana Anda memastikan bahwa rasa dan kualitas masakan Anda akan tetap konsisten, parameter yang akan Anda tes untuk memenuhi standar kualitas yang Anda harapkan dari hasil akhir masakan Anda ketika disajikan di meja makan.</span></li>
<span class="fullpost">
<li>Anda diwajibkan memilih bahan baku masakan yang memenuhi standar yang telah ditentukan. Semua bahan baku yang akan anda gunakan, dimulai dari bahan utama hingga bumbu-bumbunya, akan diperiksa terlebih dahulu, kualitasnya, keamanannya.</li>
<li>Setelah bahan baku memenuhi standar yang telah ditentukan, selanjutnya anda akan mulai masuk ke dapur, ruang produksi anda membuat masakan. Anda akan memastikan segala fasilitas dan peralatan yang akan digunakan memenuhi standar yang telah ditentukan. Kebersihan dapur, bahkan hingga kadar partikel udara terkandung di dalamnya. Sekali saja ditemukan ada hama (serangga, cicak, tikus, dan lainnya) masuk ke dapur Anda, bisa dipastikan masakan Anda akan ditolak masuk ke meja makan. Anda akan memastikan kompor, panci, sodet, dan peralatan masak lainnya berfungsi dengan baik dan sesuai.</li>
<li>Anda akan memastikan siapa personil yang boleh masuk ke dapur Anda. Apakah Anda akan bekerja sendiri atau dibantu orang lain? Berapa orang? Siapa saja? Anda akan memastikan dapur Anda tidak memuat terlalu banyak orang yang akan membuat proses memasak menjadi tidak efektif dan efisien.</li>
<li>Di tengah Anda memasak, Anda akan mengambil sedikit sampel masakan untuk diuji. Sudahkan memenuhi standar yang telah ditentukan? Jika belum, maka Anda akan melakukan investigasi letak kekeliruannya, apakah pada cara Anda memasak atau bahan bakunya yang ternyata bermasalah. Akhirnya bisa beberapa kemungkinan; bisa jadi proses memasak Anda dihentikan atau masih bisa dilanjutkan atau diulang kembali dari awal. Selain itu, Anda akan mencatat segala temuan-temuan yang terjadi selama Anda memasak.</li>
<li>Setelah Anda selesai memasak, dan masakan jadi, sekali lagi Anda akan mengambil sedikit sampel masakan Anda dan diuji kembali. Sudahkah memenuhi syarat yang telah ditentukan? Pengujian bukan hanya masakannya, tetapi juga ‘bungkus’nya, seperti piringnya, sendok-garpunya, tutup sajinya, apakah sudah memenuhi syarat?</li>
<li>Oh iya, pihak diluar Anda (regulator, anggota keluarga lain) akan turut mengaudit masakan Anda.</li>
<li>Masakan Anda yang sudah disajikan di meja makan masih akan tetap diawasi. Apakah menimbulkan sakit perut setelah memakannya, atau bahkan diare pada orang yang memakannya.</li>
</span></ol>
<span class="fullpost">Kurang lebih demikian, gambaran yang disederhanakan pada proses yang terjadi dalam Industri farmasi. Jika pada industri makanan ada dua poin kritis yang harus memenuhi standar, keamanan dan kualitas produk maka pada industri farmasi ditambah satu poin lagi, yaitu efikasi atau efek menyembuhkan dari produk obat. Tentunya kita semua tidak menginginkan meminum obat yang tidak menimbulkan efek baik apa pun kan. Dalam CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang diatur oleh Badan POM sendiri ada 12 aspek standar yang harus dipenuhi oleh suatu industri farmasi di Indonesia. Bisnis industri farmasi berjalan pada garis-garis nyawa konsumen, sudah menjadi paradigma bersama bahwa segala produk yang dihasilkan akan aman, bermutu, dan berefek.<br />
<br />
<i>Bacaan lebih dalam</i>:<br />
Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.<br />
<br />
<i>Catatan tambahan</i>:<br />
Mengintip sedikit gambaran produksi pada industri farmasi dapat and abaca di tulisan saya di <a href="http://jurnalramadhan.blogspot.com/2012/02/obat-obat-terbaik-mengintip-industri.html" target="_blank">sini</a>.<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-82347738887649956302014-01-25T22:05:00.001+07:002014-01-25T22:18:48.230+07:00Anak-anak Ibu<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglFWKj4IPJm1wZn2FmPOte1MR2A4R-wj8R5BMzahWhyphenhyphen5GM4BvzX38bE-zgk_4WTPOuoDwaNPhgri2z0pKJyDprFi_l_y8xTlY7BRqTD1tLODcjRdiVqeEKIWUolg1gTryyuXC0m258qPU/s1600/pregnancy+silhouette+graphic3001.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglFWKj4IPJm1wZn2FmPOte1MR2A4R-wj8R5BMzahWhyphenhyphen5GM4BvzX38bE-zgk_4WTPOuoDwaNPhgri2z0pKJyDprFi_l_y8xTlY7BRqTD1tLODcjRdiVqeEKIWUolg1gTryyuXC0m258qPU/s200/pregnancy+silhouette+graphic3001.jpg" height="200" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber: <a href="http://www.natureandhealth.com.au/news/folic-acid-reduces-autism-risk" target="_blank">natureandhealth.com.au</a>)</td></tr>
</tbody></table>
Kita semua sepakat, Ibu adalah sekolah pertama anak-anaknya. Dari naungan rahim seorang ibulah, perkembangan awal manusia dimulai. Mengandung selama kurang lebih 9 bulan, menyapih, merawat-membesarkan hingga setiap anak manusia mampu berdiri dengan kakinya sendiri. Dan semua orang sepakat, peran Ibu sangatlah esensial dalam perkembangan segala aspek kompetensi anak manusia, kognitif, emosi, perilaku, juga tumbuh-kembang fisik dan mental. Ada pengaruh yang sedemikian besarnya, peran seorang ibu terhadap perkembangan anak. Kita tahu akan hal itu. Banyak studi-studi, contoh-contoh, pengalaman-pengalaman yang membenarkan pendapat tersebut. <i>Golden age</i> merupakan masa yang krusial dalam perkembangan anak, dan peran ibu menjadi sedemikian besarnya dalam mempengaruhi perkembangan emas anak pada rentang umur ini. Akan tetapi jauh sebelum itu, seorang ibu sudah memiliki pengaruh terhadap perkembangan anaknya. Terhadap perkembangan kemampuan anaknya untuk bertahan di dunia luar. Pengaruh ibu sudah dimulai sejak sel pertama manusia terbentuk; <i>zigot</i>.<br />
<span class="fullpost"><br />
<i><b>The Maternal Effect</b></i><br />
Kita semua mengenal materi ini; DNA, tak lain tak bukan adalah materi penyimpan semua informasi mengenai kemampuan fisik dan mental manusia. DNA adalah warisan pertama yang diturunkan oleh orangtua kepada keturunannya, menyimpan kombinasi karakter atau sifat kedua orangtua. Dari DNA, protein disintesis, sel dibentuk, jaringan dibangun, organ disusun, hingga seluruh kesatuan manusia dilengkapi. Hingga saat proses pembuahan berhasil dilakukan, ayah dan ibu kita membagi perannya sama. Kita akan menerima sebagian warisan genetik dari ayah dan sebagain lainnya dari ibu. Setiap bagian warisan ayah-ibu kemudian akan bersatu dan membelah terus menerus hingga tercipta manusia utuh. Hal yang selanjutnya menarik adalah setelah peristiwa ini terjadi, kita akan terus-menerus dalam lingkungan ibu, dari rahim hingga gendongan ibu. <br />
<br />
Dalam studi hereditas dan genetika, ada istilah yang dikenal sebagai epigenetika, studi mengenai perubahan aktivitas genetis yang terjadi selain karena perubahan sekuens basa DNA. Apa artinya? Perubahan dalam skala molekular hingga (mungkin) fisiologis tubuh organisme, dapat terjadi tidak hanya karena ada perubahan (mutasi) pada sekuens DNA. Mekanisme bagaimana hal ini terjadi masih menjadi topik yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, meskipun demikian mekanisme yang diketahui di antaranya adalah proses interferensi RNA, remodeling kromatin, metilasi DNA, dan modifikasi histone. Secara sederhana, peristiwa epigenetik merubah bagaimana suatu gen diekspresikan, lebih lanjut lagi, hal ini berarti protein-protein yang akan disintesis oleh suatu sel akan berubah, dan pada akhirnya mungkin saja terjadi perubahan struktur fisiologis organisme tersebut.<br />
<br />
Fakta bahwa setelah proses pembuahan terjadi, suatu individu (terutama mamalia, juga manusia) akan terus menerus dalam lingkungan ibunya (terkandung dalam rahim hingga mendapat nutrisi dari ibu). Dalam skala molekular, organel sel seperti mitokondria hanya diperoleh dari sel telur ibu, mengingat mitokondria sel sperma berada pada ekornya yang akan terlepas saat ‘kepala’ sel sperma masuk ke dalam sel telur. Pada studi terhadap berbagai mamalia, pihak ibu dapat memicu terjadinya peristiwa epigenetik terhadap bakal janin yang berkembang dalam rahimnya, yang kemudian dikenal sebagai <i>Maternal Effect</i>. Secara harfiah, kita bisa mengatakan bahwa ibu memiliki akses (tanpa disadari) untuk merubah ekspresi gen (baca: merubah struktur molekular hingga morfologi) dari keturunan yang akan dilahirkannya. Hingga ke tingkat molekular pun, ibu memiliki peran dalam membentuk anak-anaknya.<br />
<br />
<i><b>Implikasi-implikasi</b></i><br />
Tujuan utama dari mungkinnya fenomena ini terjadi, tak lain adalah kecendrungan alamiah mahluk hidup untuk bertahan hidup. Suatu insting yang amat mendasar bagi seorang (atau suatu) ibu untuk memperoleh keturunan terbaik yang bertahan hidup di dunia luar (rahim). Walaupun tidak menjamin keturunan berikutnya akan terhindar dari penyakit genetik ataupun ketidakmampuan yang disebabkan faktor genetik muncul, intervensi <i>maternal effect</i> memungkinkan kita memiliki keturunan dalam bentuk terbaik yang bisa diperoleh.<br />
<br />
Mungkin ini adalah suatu interpolasi yang terlalu jauh, akan tetapi, jika seorang ibu memiliki keinginan kuat untuk memiliki anak-anak terbaik maka bisa jadi hal tersebut akan memicu terjadinya serangkaian proses yang akan berdampak pada janin yang dikandungnya. Dan pada akhirnya, kita memang anak-anak ibu kita, perwujudan dari harap dan cita sang ibu.<br />
<br />
<b><i>Catatan tambahan</i></b><br />
Bagaimana dengan <i>paternal effect</i>, efek ayah, adakah ikut mempengaruhi keturunan yang akan dihasilkan? Pada skala genetik, tentu saja ada, mengingat kita terbentuk dari setengah kromosom ayah dan setengah kromosom ibu. Intensitas hubungan anak-ibu yang sedemikian besar semenjak sel zigot terbentuk memungkinkan ibu memiliki pengaruh besar selama perkembangan janin (selain pengaruh genetik yang memang diturunkan).<br />
<br />
<i>Bacaan lebih lanjut</i>:<br />
Champagne, F.A. dan J.P. Curley. (2009). Epigenetic mechanisms mediating the long-term effects of maternal care on development. <i>Neuroscience and Biobehavioral Reviews</i> 33, 593–600.<br />
<br />
Qvarnström, A. dan T.D. Price. (2001). Maternal effects, paternal effects and sexual selection. <i>TRENDS in Ecology & Evolution</i>, 16(2), 95-100.<br />
<br />
Wolf, J.B. dan M.J. Wade. (2009). What are maternal effects (and what are they not)? <i>Philos. Trans. R. Soc. Lond. B. Biol. Sci.</i>, 364(1520), 1107-1115.<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-86592467046965149692013-12-25T23:12:00.001+07:002013-12-26T09:12:54.888+07:00Saya (tidak) berbicara mimpi lagi.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWplqMQKpJD3SFcNlqNpx0QqFpjC9cDTPcqiaswNVsiXGERswQetZK_Tm61xvcxQnvVgs_HZsa6AidIr04pxmd1Gl0OmiXChCQi4IW_emh1XzpTty7w-xoSpm9C9Iy65yRGPivNClTFMY/s1600/dreamcatcher.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWplqMQKpJD3SFcNlqNpx0QqFpjC9cDTPcqiaswNVsiXGERswQetZK_Tm61xvcxQnvVgs_HZsa6AidIr04pxmd1Gl0OmiXChCQi4IW_emh1XzpTty7w-xoSpm9C9Iy65yRGPivNClTFMY/s1600/dreamcatcher.jpeg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber: <a href="http://lockerz.com/u/kelly.enright930/decalz/20078131/dream_catcher_tumblr" target="_blank">lockerz.com</a>)</td></tr>
</tbody></table>
Saya pernah melihatnya, mungkin kamu juga, tentang cerita-cerita manusia yang digerakkan secara luarbiasa oleh mimpi. Mereka memimpikannya, memercayai keindahan mimpi-mimpinya, menggerak memujudkan hingga merubahnya menjadi sesuatu yang nyata. Mimpi, impian, cita yang kemudian terwujud nyata, dan mengakhiri dengan bahagia. Akhir bahagia.<br />
<br />
<i>Demikian dan sayangnya tidak berlaku sedemikian untuk semua orang.</i><br />
<span class="fullpost"><br />
Kita mengenal ada dua jendral besar dalam sejarah manusia. Keduanya bermimpi tinggi, bervisi besar, dan tergerakkan secara luarbiasa oleh mimpi-visi mereka. Dari keduanya kemudian kita belajar, alur besar takdir dalam aliran waktu dunia sudah digoreskan. Mimpi-mimpi mereka sama hanyut dalam alirannya, namun takdir hanya memeluk mimpi yang sudah digariskan padanya. <br /> </span><br />
<span class="fullpost">Dia seorang Habasyah yang kemudian menjadi Jenderal di Yaman. Mimpinya besar, membangun pusat peribadatan terbesar di kawasan timur tengah, bahkan dunia di daerah Yaman. Pusat peribadatan di mana seluruh umat manusia akan mengalihkan kiblat padanya. Mimpi besar perlu usaha-usaha besar mewujudkannya, dan Jenderal yang kemudian dikenal sebagai Abrahah tahu, satu-satunya cara untuk mewujudkannya adalah dengan meluluh-lantahkan Ka’bah. Dan Abrahah melakukan kerja-kerja besar, memimpin pasukan gajah yang menggentarkan untuk menghancurkan pusat peribadahan yang bangun oleh Ibrahim AS. Hingga pada akhirnya kita sama-sama tahu, kisahnya diabadikan khusus pada satu surat dalam Al Qur’an, dibaca oleh seluruh umat Islam sejak diturunkannya. Al Fiil.<br />
<br />
Sementara itu, terjarak sekitar 800 tahun lebih, kita memiliki Jenderal yang mewarisi mimpi besar para pendahulunya. Tergerakkan oleh mimpi besar, menaklukan sebuah kota yang sudah dijanjikan, Jenderal ini menggapainya dengan gemilang. Kerja besarnya bahkan sudah dimulai semenjak kanak-kanak, menempa ilmu pada salah satu alim terbaik di masanya, Syaikh Aaq Syamsudin. Menjadikannya sebagai yang disebutkan dalam sabda Muhammad saw., kita semua kemudian mengenalnya sebagai Muhammad Al Fatih. Sang Pembebas.<br />
<br />
Dua jenderal besar, dengan mimpi besar dan ikhtiar-ikhtiar terbaik, terlepas dari siapa salah dan benar, salah satunya gagal dan kalah, sementara lainnya berhasil dan berjaya. Dalam pusaran sejarah umat manusia kita belajar, di sisi pemenang, selalu berdampingan mereka yang kalah. Menang-kalah, berhasil-gagal, berjaya-terhina adalah koin dua sisi, satu sama lain berdamping tidak terpisah, menjadi paket kehidupan yang menggelinding melaju bersama waktu. Hingga pada akhirnya kita sama-sama memahfumi, di ujung usaha-usaha manusia selalu terbaring dua kemungkinan.<br />
<br />
<i>Yang pada akhirnya kita harus menjemputnya jua.</i><br />
<br />
Kita tak pernah benar-benar tahu apa yang ada di ujung jalan-jalan yang kita pilih, diakhir usaha-usaha demi mimpi. Adakah sukses membahagia di sana? Atau justru derita menestapa siap memeluk kita yang datang. Ragu dan malah berhenti di tempat tidak menyelesaikan apa-apa. Sementar kita meragu, tanpa tersadar, waktulah yang membawa kita pada ujung akhir perjalanan. Mimpi-mimpi, sayangnya, tidak melulu harus tergapai. Pada ujung-ujung takdir, mimpi kita mungkin tak akan selalu gemilang. Hasilnya bisa jadi tetap sama, bersinar gemintang atau kelam meredup, tetapi bagaimana kita menuju padanya yang memberikan perbedaan besar di antaranya. Adalah hal yang sangat berbeda, maju naik ke atas arena pertandingan dengan kepala tegak dan maju diseret masuk ke dalam arena. Karena, berkahnya bisa jadi ada pada prosesnya, ada pada tiap cara kita menggapainya. Karena hikmahnya, bisa jadi bukan di akhir cerita, melainkan di tengah, di sepanjang perjalanan. Hal yang selanjutnya menjadi pertanyaan adalah, <i>jalan mana yang akan kita ambil?</i><br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-68296401509656383532013-11-13T10:08:00.002+07:002013-11-13T10:08:34.850+07:00Hari ketika hujan tidak lagi romantis<i>Dear Amellia, sahabat ku tersayang.</i><br />
<br />
Bagaimana kabarmu di negeri seberang Mel? Sudahkah berhasil melakukan hal yang kau impi-impikan jika berhasil menjejakkan di negeri empat musim, mencicipi rasa benda putih-putih dingin yang kau sebut salju itu? Aku dengar setiap akhir tahun benda putih-putih dingin itu turun dari langit, seperti hujan yang sering turun di kampung kita.<br />
<br />
<i>Amellia yang baik,</i><br />
<br />
Aku dengar hari-hari ini, hujan sudah tidak lagi romantis. Ah, aku tahu kau pasti tak kan percaya. Akan tetapi aku mendengar orang-orang meracau demikian. Paling tidak, seperti itu kata orang-orang kota di sebelah barat kampung kita. Hujan tidak lagi membawa romantisme, seperti dahulu saat kita kecil, menadahkan tangan kita, menangkap air hujan yang turun melewati genting rumah kita yang reyot. Hujan hari ini hanya membawa air, teramat banyak bahkan. Menggenangi rumah-rumah besar bertingkat yang sering kita lihat di TV hitam-putih milik kepala kampung itu. Sampai-sampai hampir aku tidak percaya, biasanya kan alam juga pilih-pilih menimpakan kesusahan. Ternyata orang-orang kaya itu juga ditimpa bencana, hampir tergelak aku tertawa.<br />
<span class="fullpost"> <br />
<i>Amellia, sahabatku berpipi tembem,</i><br />
<br />
Aku harap kau tidak kurus kering-kempot di sana. Aku tahu sedari dulu kau tidak pernah membiarkan makanan nganggur. Aku harap mereka memberikanmu banyak makanan di sana. Kau tahu Mel, hujan sudah tidak mau lagi membawa rindu, mereka hanya membawa angin besar dan gemuruh di sudut-sudut langit. Apa kau juga melihatnya di TV? Tetangga kita di timur laut sana yang merasakannya. Aku melihatnya, mereka berkata hal yang sama, hujan tidak mau lagi menyampaikan rindu seseorang pada kekasihnya. Mereka hanya membawa kemarahan ibu bumi, angin yang ribut ditambah gemuruh kilat, hal tersebut pastilah memekakkan telinga semua orang. Orang-orang bilang ibu bumi murka karena manusia membuang kotoran mereka ke langit-langitnya, menggelapkan bahkan di siang terik. Mengotori langit yang memberikanmu dulu pelangi Mel, iya, sekarang kau mungkin tidak bisa melihat lengkung warna-warni langit lagi. Semua sudah tertutup debu-debu hitam yang menyesakkan napas.<br />
<br />
<i>Amellia yang manis,</i><br />
<br />
Aku mulai setuju bahwa hari-hari ini hujan sudah tidak lagi romantis. Tetapi ada orang sepertimu yang tetap bersikeras tidak setuju dan senang merayakan rindunya bersama hujan. Aku tahu, seperti mu juga, mereka sebenarnya tahu, mereka merayakannya selagi hujan masih mengantarkan rindu mereka ke orang-orang yang mereka kasihi. Sebelum hujan tidak membawa lagi apa-apa, seperti waktu itu Mel, kau ingat? Hari itu hujan tidak membawa apa-apa, tidak romantisme atau rindu, bahkan tidak pula kebencian. Hari itu hujan hanya membawa air saja, bersama angin dan kilat-kilat yang bergemuruh marah. Dan setelahnya, aku melihat kampung kita dengan leluasa Mel, tidak ada lagi rumah-rumah reyot yang berdiri padat-padat di dalamnya. Hujan saat itu membawa pergi romantisme kita Mel, aku tidak melihat apa-apa lagi, selain mayat-mayat yang berceceran di sudut-sudut puing rumah-rumah reyot dan adikmu, yang menangis sesenggukan, memeluk tubuhmu yang mulai dingin membiru. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-54770951624148718912013-10-22T22:01:00.004+07:002013-10-22T22:10:33.002+07:00Di Kanan dan Kiri Otak Kita<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7m2FNmbD8t7zkWGNfyg8csOfOmV9JHwKq6nT_cB2_QJgMq8r6u1Gt3triMnvyWmwRi2r0t2OCjNjnpSVvblGrDlA_3i2cZ7PBpdrjDcA1pdoA1u6vD0aaGh3hHBBQ7nC_S3RdhloUBME/s1600/right-left-brain-pink.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7m2FNmbD8t7zkWGNfyg8csOfOmV9JHwKq6nT_cB2_QJgMq8r6u1Gt3triMnvyWmwRi2r0t2OCjNjnpSVvblGrDlA_3i2cZ7PBpdrjDcA1pdoA1u6vD0aaGh3hHBBQ7nC_S3RdhloUBME/s200/right-left-brain-pink.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber: <a href="http://meritgest.com/articles/using-your-left-and-right-brain-to-instantly-improve-onboarding.html" target="_blank">meritgest.com</a>)</td></tr>
</tbody></table>Anda pasti pernah mendengarnya, menggangguk-angguk saat melihat infografis tentangnya, mengingat-ingat, kemudian bergumam, <i>”Benar juga”</i>. Dengan berbagai macam sumber psikologi popular saat ini, kita terbiasa dengan perbedaan fungsi otak yang begitu terkenal, otak kiri adalah otak analisis, logis, dan matematis. Orang-orang yang lebih suka berpikir analisis, logis, sekuens, atau matematis adalah para pemakai otak bagian kiri. Di lain sisi, otak kanan adalah otak abstrak, seni, dan kreativitas. Maka ini adalah otak para seniman, orang-orang yang berpikir kreatif adalah para pengguna sejati otak bagian kanan.<br />
<br />
<i>Demikian dan selesai</i>.<br />
<br />
Sayangnya, semua itu tidak lebih dari pseudosains, mitos yang terbungkus sains, atau paling tidak, penyederhanaan yang terlalu terburu-buru dari suatu hasil riset ilmiah.<span class="fullpost"> Dari mana miskonsepsi lama ini berasal, di mana letak ketidaktepatannya, dan apa yang bisa kita dapat dari hasil penelitian terkini? Mari sejenak, kita kembali menyelami organ paling menajubkan sekaligus paling misterius yang dimiliki manusia, satu-satunya organ yang dapat mengeksplorasi dirinya sendiri, <i>otak</i>.<br />
<br />
<b><i>Belah otak jadi dua</i></b><br />
Adalah Roger W. Sperry, peraih nobel di bidang fisiologi/kedokteran, seorang neurobiologis yang berhasil melakukan operasi pemisahan dua sisi (hemisfer) otak pertama pada pasien epilepsi di tahun 1961. Bagi Sperry pada saat itu, operasi pemisahan dua hemisfer otak merupakan harapan terakhir bagi pasien epilepsinya untuk mencegah penyebaran kondisi epilepsi dari satu sisi otak ke sisi lainnya. Operasi berjalan mulus, pasien epilepsi tersebut berhasil membaik dan berhenti mengalami kejang-kejang akibat epilepsi. Dengan kedua belah otak yang terpisah sekarang, dia tampak baik-baik saja, menjalani kehidupan yang kembali normal, menari, bercanda, mengingat, dan belajar tanpa ada masalah. Tetapi sesuatu yang aneh akhirnya teramati, dengan pensil di kedua tangan, pasien tersebut dapat menggambar bentuk geometris berbeda secara bersamaan, misal gambar lingkaran oleh tangan kanan dan segitiga oleh tangan kiri. Teramati seakan-akan pasien memiliki dua otak yang bekerja secara independen. <br />
<br />
Masih ada lagi, ketika pasien melihat sebuah kata hanya dengan mata kanannya saja, dia bisa menyebutkannya tetapi tidak dapat menggambarkannya. Sebaliknya, jika pasien melihat sebuah kata hanya dengan mata kirinya saja, dia bisa menggambarkannya, tetapi tidak dapat menyebutkannya<sup>(1)</sup>. Dari operasi pemisahan kedua sisi otak ini kemudian para peneliti menyadari adanya daerah-daerah khusus pada otak yang bertanggung jawab atas fungsi kognitif tertentu. Otak kanan yang memiliki kemampuan visual-spasial dan otak kiri yang memiliki kemampuan bahasa. Dari titik awal inilah, berkembang konsep lateralisasi fungsi otak (perbedaan fungsi kedua hemisfer otak), yang kemudian diinterpretasikan terlalu jauh sebagai otak kiri adalah otak analisis-logis dan otak kanan adalah otak abstrak-kreativitas.<br />
<br />
Interpretasi atas hasil operasi ini nyatanya lebih kompleks dari sekedar dua fungsi otak yang saling berlawanan. Bahwa sebelum zaman penggunaan teknologi pencitraan otak (<i>magnetic resonance imaging</i>, dll.), penemuan fungsi-fungsi otak selalu diawali dari adanya defek (cacat) pada daerah otak tertentu yang teramati pada penderitanya. Dalam salah satu esainya di <i>The Throwing Madonna</i>, William H. Calvin mencatat, <i>“Eksperimen pemisahan otak merupakan contoh yang bagus untuk studi mengenai kemampuan perpindahan fungsi otak dari sisi satu ke sisi lainnya, dibandingkan studi mengenai keterpisahan kemampuan dua sisi otak.”</i> Sebagian besar pasien mengalami epilepsi sejak kecil, dimana perkembangan fungsi otak sedang tinggi-tingginya. Pada masa muda, fungsi otak dapat berpindah dari daerah yang cacat ke daerah lainnya di otak, begitu pula berpindah lintas hemisfer otak<sup>(2)</sup>.<br />
<br />
Para neurosaintis sendiri tidak berani mengambil interpretasi yang terlalu jauh dari hasil eksperimen pemisahan hemisfer otak. <i>“Operasi pemisah otak tidak lebih dramatis,”</i> tulis Calvin dalam esainya, <i>“dari sekedar terciptanya konflik antara dua sisi tubuh.”</i> Pada pasien pemisahan hemisfer otak, misalnya, sering terjadi <i>alien hand syndrome</i>, satu tangan menutup kancing baju sedang tangan lainnya membukanya<sup>(3)</sup>. David Eagleman, neurosaintis dari Baylor College of Medicine, menekankan dalam bukunya, <i>Incognito</i>, <i>“Pada operasi pencabutan seluruh bagian dari salah satu hemisfer otak (hemispherectomy), selama operasi dilakukan pada anak di bawah umur 8 tahun, anak tersebut akan tetap dapat menjalani hidup dengan normal walau hanya memiliki setengah otak.”</i> Dengan hanya setengah otak yang dimiliki, dia tetap dapat tumbuh, bermain, mengerjakan matematika, dan hal-hal lainnya yang dilakukan anak normal. Pada titik ini, kedua hemisfer otak tampak seperti kembar, memiliki fungsi kognitif yang sama, satu sama lain<sup>(3)</sup>. <br />
<br />
<b><i>Membedah otak saat ini</i></b><br />
Menjadi pandangan yang diterima secara luas bahwa otak kiri berfungsi spesifik pada proses berpikir analisis dan otak kanan berfungsi spesifik pada proses berpikir abstrak atau holistik. Akan tetapi, teori tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dibuktikan. Pada eksperimen yang terkontrol, sebagai contoh, sangat sulit untuk menciptakan metode eksperimen yang hanya menguji proses berpikir analisis saja atau proses berpikir abstrak saja. <i>“Dalam kehidupan sehari-hari, hampir tidak ada pekerjaan yang tidak melibatkan kedua proses berpikir,”</i> tulis Vivian Leung, <i>“Saat anda membaca tulisan ini, otak bagian kiri akan memproses kata-kata dan urutannya, dan otak bagian kanan menyediakan makna dan konteks dari suatu kalimat”</i> <sup>(4)</sup>. Dari kerja sama kedua belah otak ini kemudian kita mengerti suatu kalimat secara menyeluruh.<br />
<br />
Kreativitas, sungguh, merupakan bagian dari kognisi manusia yang masih menjadi tanda tanya besar akan mekanisme sesungguhnya. Menciptakan eksperimen yang hanya menguji daya kreativitas saja, dan tidak lainnya adalah hal yang tidak mudah dilakukan. Seperti studi yang dilakukan oleh Aziz-Zadeh terhadap 13 subjek, laki dan perempuan dari berbagai latar belakang pendidikan menghasilkan kesimpulan yang menarik. Dengan menggunakan teknologi pencitraan pada otak manusia (fMRI), Aziz-Zadeh dan tim memeriksa bagian otak yang bekerja saat subjek diberikan tugas berupa tugas yang bersifat menguji kreativitas dan tugas non-kreatif. Hasilnya, otak kanan memang memegang peranan penting pada tugas kreatif, tetapi hal yang menarik adalah tugas kreatif justru lebih memicu otak kiri untuk bekerja dibandingkan tugas non-kreatif<sup>(5)</sup>. Nampaknya, kreativitas bukan sekedar dominasi dari kerja otak kanan. Begitu pula hasil review dari 72 eksperimen yang dilaporkan dalam 63 artikel oleh Dietrich memberikan kesimpulan bahwa kreativitas bukan hasil mandiri dari satu proses mental atau daerah otak tertentu, terutama bila dihubungkan dengan fungsi tunggal otak kanan atau sinkronisasi alfa, dan sebagainya<sup>(6)</sup>.<br />
<br />
Pada akhirnya, menilai bahwa diri sendiri atau orang lain lebih menggunakan otak kirinya atau otak kanannya adalah hal yang absurd. Bahkan dari studi pada sejumlah 1.011 subjek untuk melihat adanya kecenderungan orang lebih memakai otak kirinya atau otak kanannya tidak menunjukkan adanya kecenderungan demikian. Jeff Anderson dan tim dari Universitas Utah memindai otak subjek yang terdiri anak-anak hingga dewasa (7- 39 tahun). Kesimpulannya, tidak terlihat adanya pola kecenderungan lebih penggunaan otak kanan saja atau otak kiri saja<sup>(7)</sup>. Sebagai gambaran sederhana, pada aktivitas menggambar (yang mungkin sering dikatakan sebagai aktivitas otak kanan), otak kanan anda akan terkonsentrasi pada gambaran besar, hubungan antara satu objek dengan objek lainnya pada gambar, dan posisi relatif dari objek yang ada pada bidang gambar, sementara otak kiri anda akan fokus pada detail dari objek dan gambar yang anda buat. Tidak ada aktivitas khusus yang menggunakan otak kanan saja atau otak kiri saja.<br />
<br />
<i>Referensi:</i><br />
<ol><li>Boehm, K. 2012. Left brain, right brain: an outdated argument. Tersedia di <i>http://www.yalescientific.org/2012/04/left-brain-right-brain-an-outdated-argument/</i>.</li>
<li>Calvin, W.H. 1983. <i>The throwing Madonna: essay on the brain</i>. McGraw-Hill.</li>
<li>Eagleman, D. 2011. <i>Incognito: the secret lives of the brain</i>. Vintage Book.</li>
<li>Leung, V. 2013. The whole brain scientist. Tersedia di <i>http://www.scq.ubc.ca/the-whole-brain-scientist/</i>.</li>
<li>Aziz-zedah, L., et.al. 2012. Exploring the neural correlates of visual creativity. <i>Soc. Cogn. Affect. Neurosci.</i>, 8 (4): 475-480.</li>
<li>Dietrich, A., R. Kanso. 2010. A review of EEG, ERP, and neuroimaging studies of creativity and insight. <i>Psychological Bulletin</i>, 136 (5): 822-848.</li>
<li>Nielsen, J.A., et.al. 2013. An evaluation of the left-brain vs. right-brain hypothesis with resting state functional connectivity magnetic resonance imaging. <i>Plos one</i>, 8 (8): e71275.</li>
</ol><br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-9637460343092127982013-08-28T22:20:00.001+07:002013-08-29T16:29:47.009+07:00Saya, membaca, dan es krim<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAnmSodx7Lq7jOzuo49wI5y4FEY42C40KNQq1XewG77DPHkVv8vqXHRGIZy6EkkdD99p3QoYeEJ0IkST6T2ka9bf7188gghOJMegvi9lRNMm6p2lpbAeY0SSQOrWHNenBvS6P0FMg2T_c/s1600/Teaching_Reading.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAnmSodx7Lq7jOzuo49wI5y4FEY42C40KNQq1XewG77DPHkVv8vqXHRGIZy6EkkdD99p3QoYeEJ0IkST6T2ka9bf7188gghOJMegvi9lRNMm6p2lpbAeY0SSQOrWHNenBvS6P0FMg2T_c/s200/Teaching_Reading.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber: <a href="http://www.wowiamreading.com/images/Teaching_Reading.jpg" target="_blank">wowiamreading.com</a>)</td></tr>
</tbody></table><i>We read to know that we are not alone.</i> (C.S. Lewis)<br />
<br />
Saya sendiri tidak pernah mengingatnya dengan jelas, kapan saya mulai suka membaca. Hingga saat ini terkadang saya masih takjub dengan foto masa balita, seumur-umur yang belum bisa membaca, di mana saya duduk di sofa ruang tamu sambil membaca koran dengan posisi terbalik ! Saya sangat yakin bahwa pada saat itu, huruf ‘a’ atau ‘b’ atau ‘z’ tidak lebih dari sekedar gambar-gambar meliuk padat dan rapat. Saya kira ada sesuatu yang menarik perhatian seorang Gama kecil di koran yang terhampar begitu saja di sofa ruang tamu.<br />
<span class="fullpost"><br />
Sebelum memulai mengetik tulisan kali ini, saya menyempatkan diri membaca sejenak sebuah artikel yang terlihat menarik saat saya mengetik kata kunci <i>‘research reading cognitive'</i> pada mesin pencari Google. Pada bagian pendahuluan dari artikel yang ditulis oleh Cunningham dan Stanovich (2001)* tereja istilah <i>Matthew effects</i>. Sebuah istilah yang menggambarkan fenomena di mana orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Singkat cerita, konsep yang sama ternyata berlaku pada kebiasaan membaca manusia. Semakin sering kita terekspos oleh pengalaman membaca maka semakin senang kita dalam aktivitas membaca. Konsep yang sama kemudian mengilhamkan untuk membentuk ‘pengalaman membaca’ yang kaya pada anak-anak untuk menumbuhkan minat membaca sekaligus mengasah kemampuan kognitif mereka. Saya berpikir bahwa ‘pengalaman membaca’ tak mesti tentang anak yang duduk diam membaca, bisa jadi kegiatan-kegiatan yang memiliki banyak aktivitas gerak yang dihubungkan dengan ‘kegiatan membaca’ atau ‘buku’. <br />
<br />
Masa awal memasuki universitas boleh jadi menjadi waktu intensitas membaca saya meningkat drastis. Bukan hanya karena tuntutan kuliah, sungguh bukan hanya itu, tetapi juga karena pada masa awal tersebut saya belum memiliki alat elektronik bernama laptop. Alhasil, saya yang tinggal di kost pada saat itu sering berkunjung ke perpustakaan pusat universitas untuk sejenak mengatasi kebosanan di kamar kost pada akhir pekan, selain tentu saja karena saya bisa memakai lab komputernya untuk berselancar ria di dunia maya. Saya ingat ketika saya menyelusuri satu demi satu rak-rak buku di perpustakaan, dari sebelah rak-rak yang berisikan buku-buku psikologi, filsafat, juga agama, berlanjut ke buku-buku sains, kedokteran, teknik, hingga ke buku-buku rumpun humaniora. Dari sini saya menemukan ternyata mereka juga memiliki koleksi buku-buku fiksi ! Dari novel-novel ringan semacam <i>teenlit</i> hingga karya sastra karangan penulis besar yang saya bahkan baru sekedar melihatnya pun sudah tercium aroma beratnya sastra Indonesia. Maka saya perlu berterimakasih pada perpustakaan pusat universitas karena mengenalkan berbagai macam buku fiksi yang menarik untuk dibaca. Saya mengingatnya walau dengan samar, saya membaca hampir semua serial supernova karya Dee hasil pinjaman perpustakaan pusat, atau novel bahasa Inggris pertama yang saya baca karya James Patterson (judulnya saya lupa, yang pasti berhubungan dengan eksperimen genetik yang menjadikan anak manusia bersayap seperti malaikat) hingga novel karya Stephen King yang bahkan pada halaman pertamanya saja sudah membuat saya mengenyerengitkan dahi kemudian menyudahinya pada halaman kelima. Tentu saja saya tidak lupa untuk sekedar meminjam buku farmasi fisiknya Alfred Martin atau melihat-lihat beberapa halaman berwarna dari fisiologi manusianya William F. Ganong.<br />
<br />
Satu hal yang saya tahu bahwa membaca dapat membawamu sejenak dari realita di sekitarmu. Terutama ketika kita membaca buku-buku fiksi fantasi yang membawa realita kita ke negeri antah-berantah atau sekedar padang rumput bersemilirkan angin. Saya menyukai membaca dan buku tentunya, yang selalu saya anggap harta yang berharga. Kemajuan teknologi, <i>ebook</i>, tak akan pernah menggantikan kertas-kertas krem buku yang darinya tercium aroma khas yang memesona, atau paling tidak hingga manusia berhasil menciptakan sensasi yang sama pada saat kita membaca <i>ebook</i>. Di tengah pikiran yang sedang berat atau hati yang tidak keruan, membaca adalah pilihan yang selalu menyenangkan. Terutama membaca Qur’an, baca saja dan anda akan merasakan ketenangan yang menjalar dari ubun-ubun kepala. Oleh karena itu jika anda melihat saya sedang bersedih hati atau bermuram ria, berikan saja saya sebuah buku yang menarik untuk dibaca atau tulislah sebuah tulisan dan biarkan saya membacanya. Buku, tak ayal lagi, adalah <i>moodbooster</i> kedua terbaik selain, <i>ah</i> tentu saja yang terbaik pertama, <i>es krim coklat !</i><br />
<br />
*)Cunningham, A.E. and K.E. Stanovich. (2001). What reading does for the mind. <i>Journal of Direct Instruction</i>, 1(2), 137-149. <br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-5813071305631848012013-08-19T21:21:00.001+07:002013-08-19T21:21:45.971+07:00Parasetamol dan cerita lainnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh64QttLdvT8h-N14fh7r2FhcFPF19wrUyUUz5l3JwbO3KTSAmKEHN-Bf-FEExXA9_dDyLRJjXSmr3K6_E7NXjqCoMu47SzUfzfR7iITJUA9bJJBFeDkUltb1bUKYfL-HHGlvrAhpV4OMA/s1600/800px-Paracetamol-from-xtal-3D-balls.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh64QttLdvT8h-N14fh7r2FhcFPF19wrUyUUz5l3JwbO3KTSAmKEHN-Bf-FEExXA9_dDyLRJjXSmr3K6_E7NXjqCoMu47SzUfzfR7iITJUA9bJJBFeDkUltb1bUKYfL-HHGlvrAhpV4OMA/s200/800px-Paracetamol-from-xtal-3D-balls.png" /></a></div>
<i>“Hingga saat ini saya kira semua sepakat, parasetamol masih menjadi obat yang paling dicari-cari saat kepala sakit terasa, saat demam menggigil melanda.”</i><br />
<br />
Parasetamol tak pernah ditemukan benar-benar secara tidak sengaja, paling tidak hingga mereka menyebutnya parasetamol dan dipasarkan oleh Sterling-Winthrop Co. Meskipun demikian, rasanya kita perlu mencatat selalu ada pelajaran dari setiap kesalahan, dan dari sebuah kesalahan pemberian obat cacing, naftalen, menjadi asetanilid, dua orang asisten professor dari Universitas Strassburg mencatatkan dalam sejarah, obat penurun demam (antpiretik) baru yang dapat diproduksi dengan murah. Sayangnya, keberuntungan tak berlangsung lama, asetanilid memiliki efek samping serius pada hemoglobin darah dan peredarannya ditarik dari pasaran.<br />
<span class="fullpost"><br />
Berhenti hingga di sinikah? Tentu saja tidak. Ketidaksengajaan penemuan efek antipiretik asetanilid menggelitik rasa penasaran manusia. Rasa penasaran yang sama yang ada pada setiap penemu-penemu besar dunia. Rasa penasaran yang sama yang membangun peradaban manusia. Hingga singkat cerita, percobaan-percobaan dilakukan, sintesis senyawa baru yang memiliki potensi lebih baik dan efek samping rendah diciptakan. Setelah 60 tahun sejak kejadian kesalahan pemberian obat cacing di Universitas Strassburg, parasetamol dipasarkan ke dunia. Meledak menjadi obat sakit kepala dan demam yang dicari-cari umat manusia.<br />
<br />
Kesalahan-kesalahan selalu terjadi, dari sesepele salah mengambil warna dasi hingga salah memberikan obat. Kesalahan-kesalahan mungkin terjadi, pada pribadi yang sudah ahli dan terbiasa sekalipun. Tetapi mereka yang luarbiasa adalah mereka yang mengakui kesalahannya, menyelesaikannya, bahkan bisa jadi memanfaatkannya menjadi suatu yang lebih berguna.<br />
<br />
<i>Cerita-cerita sakit kepala</i><br />
Bahkan ketika mengetik tulisan ini, kepala saya masih agak terasa pening karena beberapa hal nampaknya terlalu menjadi beban pikiran. Beberapa hal memang tak perlu dipikirkan berlebihan karena hal-hal tersebut tercipta untuk dikerjakan. Masalah-masalah tak akan pernah selesai dengan memikirkan solusinya saja. Sakit kepala bisa saja tetap berlangsung walau solusi ditemukan, <i>jika solusi tersebut tak pernah dilakukan, yang berarti tidak terbukti ketepatannya, yang dengan demikian menambah sakit kepala anda !</i><br />
<br />
Banyak hal memang akan membuat anda sakit kepala, hal-hal yang tidak dapat dikendalikan atau rencana-rencana yang tak berjalan sesuai harapan. <i>Bahkan harapan sendiri bisa membuat anda sakit kepala !</i> Sekali lagi jika harapan tersebut hanya dibayangkan, tak selangkah pun coba diwujudkan. Bayangan-bayangan masa depan bisa jadi sangat menyeramkan, tetapi bayangan hanyalah bayang-bayang, ketakutan-ketakutan akan masa depan tidak pernah perlu terjadi, dan masa depan sendiri bukanlah sesuatu yang harus selalu dibayang-bayangkan. Masa depan ada untuk kemudian kita melangkah memeluknya.<br />
<br />
Urusan cinta yang membius banyak orang bisa jadi membuat anda lebih sakit kepala lagi. Tak ada kegilaan yang lebih memayahkan kecuali pada orang-orang yang memendam rindu dan tersiksa karena kerinduannya. Urusan gila-menggila karena cinta-rindu-harap sebenarnya bisa dihindari dengan <i>mindset</i> yang tepat. <i>Ah</i>, terlalu awam bagi saya untu berbicara persoalan gila-rindu-cinta-harap yang tak habis-habis. Paling tidak, satu solusi yang bisa saya tawarkan untuk meredakan sakit kepala anda sementara, minumlah obat sakit kepala, <i>parasetamol !<br />
</i><br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-24100589738814269442013-08-08T08:26:00.000+07:002013-08-08T08:26:04.222+07:00Happy Eid Mubarak 1434H :D<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzf30OFak2nEadF7Nx77ol0CwkppxHyYU7tSS0_iTB5EyaKO0MgNpqk_aeqzTwMT902WCPALtNGpj1b4vH-GveQRDgvR9L8HoiXNDFlR7wPVsUyBQr3NN1sPRfnBbyueQb7L1nruQST-U/s1600/lebaran+card+2013.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzf30OFak2nEadF7Nx77ol0CwkppxHyYU7tSS0_iTB5EyaKO0MgNpqk_aeqzTwMT902WCPALtNGpj1b4vH-GveQRDgvR9L8HoiXNDFlR7wPVsUyBQr3NN1sPRfnBbyueQb7L1nruQST-U/s640/lebaran+card+2013.png" /></a></div>
<span class="fullpost"><br />
Taqabbalallahu minna wa minkum.<br />
Mohon maaf pembaca sekalian atas segala postingan yang tidak berkenan.<br />
Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi :D<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-3098213012523278622013-05-23T21:16:00.001+07:002013-05-23T21:16:28.125+07:00Menandai catatan, happy 4th anniversary Journal of Ramadhan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRRRVTnf2YasaH4vNHMLstNf29BEqz3e-bcg1v42jVTDURgdw6tI-ohdoqPtCcn-G27mhj8pbd-fqvV2-4WU08Qqm1xFxK4VsLeWzTAqRJhSjCo2tuU_A1QRL7Qj94jPt-0VJJTZUJD14/s1600/JoR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRRRVTnf2YasaH4vNHMLstNf29BEqz3e-bcg1v42jVTDURgdw6tI-ohdoqPtCcn-G27mhj8pbd-fqvV2-4WU08Qqm1xFxK4VsLeWzTAqRJhSjCo2tuU_A1QRL7Qj94jPt-0VJJTZUJD14/s640/JoR.jpg" width="640" /></a></div>Tidak ada kue ulangtahun, perayaan dengan berbagai <i>giveaway</i>, bahkan pesta-pesta meriah malam malam. Bukan, memang kau kira perayaan ulangtahun orang kaya dan terkenal.<br />
<br />
<i>Well, alhamdulillah</i>, masih diberi konsistensi untuk menulis catatan-catatan sedikit ilmu di kepala atau dari buku-buku yang dibaca, jurnal, <i>paper</i>, artikel yang sedang iseng-iseng gak ada kerjaan terbaca :p, dalam sebuah blog yang sejak Mei 2009 lalu terterbitkan di dunia maya, <i>Journal of Ramadhan</i> !<br />
<span class="fullpost"><br />
Tentu saja bukan sebuah blog populer, dari 4 tahun malang melintang di dunia maya, hanya tercatat 32 <i>followers</i> dan 56.345 <i>views</i> (berdasarkan statistik internal blogger) yang tanpa sengaja tersesat ke blog <i>Journal of Ramadhan</i>. Mungkin karena tulisan saya yang memang gak bagus atau topik yang tidak populer atau bahkan keduanya!. HAHAHA. <i>Though I don't really care about it</i>. Di titik awal ketika memutuskan untuk menulis blog, hanya ada keinginan untuk berbagi keingintahuan tentang alam kita, diri kita sendiri, bahkan mengintip sedikit misteri mengagumkan di dunia. Saya selalu percaya, dengan sudut yang tepat, topik-topik sains selalu akan semengagumkan cerita fantasi sebelum tidur, seindah roman cinta paling memukau, atau serenyah kisah metropop di novel-novel teenlit. Suatu hari nanti, saya yakin ada saat di mana kita dapat berbincang tentang kisah penemuan menakjubkan terbaru, sehangat kopi yang kita minum di warung kopi sebelah.<br />
<br />
<i>After all</i>, terimakasih kepada para pembaca yang tanpa sengaja tersesat dan yang (jika ada) menanti blogpost terbaru tiap bulannya atau para <i>silent reader</i> dan tentu saja pembaca yang berbaik hati meninggalkan jejaknya di bagian komentar. <i>Trims and I'll keep writing or, oh well, blogging</i> ;)<br />
<br />
<i>ganbarimashou !</i><br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-48939311963366703472013-05-14T23:41:00.000+07:002013-05-15T00:07:41.802+07:00mtDNA dan Jejak Ibu Peradaban<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwdnUCl4S5vpR748El078JS_-h8Tkw4Qs0hZZtoc_-EMNjDrFfeP5hySvv4OaLOjCA9_4SgircUOPPuCITIDEyZLDeh97UG4R_rLuogEEVCY7zwZyddRZ59ukYAwurYYrLL8orWQ1uIMs/s1600/Mitochondrial_Eve_by_dawnsartstudio.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwdnUCl4S5vpR748El078JS_-h8Tkw4Qs0hZZtoc_-EMNjDrFfeP5hySvv4OaLOjCA9_4SgircUOPPuCITIDEyZLDeh97UG4R_rLuogEEVCY7zwZyddRZ59ukYAwurYYrLL8orWQ1uIMs/s200/Mitochondrial_Eve_by_dawnsartstudio.jpg" width="148" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(<i>sumber gambar: <a href="http://enb-105.blogspot.com/2010/11/mitochondrial-eve.html" target="_blank">ENB 105</a></i>)</td></tr>
</tbody></table><i>Pada tahun 1987, sebuah penelitian menarik dilakukan oleh Rebecca L. Cann dari University of California, Barkeley terhadap sampel populasi dari 5 daerah geografis yang berbeda. Rebecca L. Can, dkk mengambil darah 147 orang dari total 5 daerah dengan kondisi georgrafis yang berbeda, mengekstrak DNA yang berada di dalam organel sel bernama mitokondria, melakukan peruntunan gen (genome sequencing), dan melakukan analisis (mapping) sekuens gen-gen tersebut. Kesimpulan yang didapat sungguh menarik, semua DNA mitokondria ini berasal dari satu garis keturunan yang sama, berasal dari seorang wanita, yang diperkirakan hidup sekitar 200.000 tahun lalu dan tinggal di Afrika. Sesosok Hawa?</i><br />
<span class="fullpost"><br />
DNA (<i>Deoxyribonucleic acid</i>), kita kenal sebagai suatu cetak biru manusia, di mana seluruh informasi ‘luar-dalam’ manusia dikodekan dalam suatu untaian berpilin ganda. Dalam sel manusia, DNA utama tersimpan rapi dalam suatu inti sel atau nukleus. Meskipun demikian, ada suatu organel sel, tempat dihasilkannya energi bagi sel, yang memiliki untaian DNA berpilin dan membentuk lingkaran, yaitu mitokondria. DNA mitokondria (mtDNA) menjadi salah satu alat istimewa dalam melacak asal usul manusia karena karakteristiknya yang justru berbeda dari DNA pada inti sel. Sementara DNA di inti sel didapatkan dari hasil kombinasi gen ayah dan ibu, mtDNA hanya diwariskan oleh ibu. Meskipun seorang pria memiliki mtDNA yang berasal dari ibunya, ia tidak akan bisa menurunkan mtDNA kepada keturunannya. Hal ini disebabkan, saat proses pembuahan terjadi, ketika sel sperma memasuki sel ovum, mitokondria sel sperma akan mengering dan mati. Alhasil, hanya mtDNA dari sel ovumlah yang akan diwariskan kepada keturunan selanjutnya. Selain karakter di atas, mtDNA memiliki karakteristik lain, seperti tingginya jumlah kopi gen mtDNA, rendahnya proses rekombinasi DNA, laju mutasi yang lebih tinggi.<br />
<br />
Sebuah pertanyaan menarik adalah bila mtDNA diturunkan hanya melalui jalur ibu dan tidak ada kombinasi dari gen ayah, apakah hal itu berarti kita memiliki sekuens gen mtDNA yang sama? Jawabannya adalah tidak. Laju mutasi gen mtDNA lebih tinggi dari DNA pada inti sel, terutama mutasi titik, di mana terjadi perubahan pada pasang basa DNA di titik-titik tertentu. Laju mutasi ini tampaknya tetap dari generasi ke generasi, yakni sekitar satu mutasi tiap 3000 generasi, sehingga para peneliti dapat mengestimasikan berapa lama mutasi yang telah terjadi. Secara sederhana, kita dapat melacakan (<i>tracing</i>) pendahulu-pendahulu kita dengan menganalisis mutasi yang terjadi pada mtDNA. Bila kita mencocokkan sekuens mtDNA pada orang-orang yang hidup saat ini, maka garis kesamaan sekuens dapat terlihat yang berarti semakin sama sekuensnya menunjukkan semakin berkerabat orang tersebut. Lebih lanjut, pada mtDNA terdapat bagian-bagian khas tertentu pada sekuens gen yang mengalami mutasi dan cenderung menunjukkan spesifitas daerah geografis tertentu. Misal mutasi pada bagian (<i>macrohaplogroup</i>) L pada mtDNA menunjukkan mtDNA berasal dari daratan Afrika, sementara <i>macrohaplogroup</i> A, B, C, dan D berasal dari Asia. Setelah dilakukan sekuens gen mtDNA pada populasi di berbagai daerah geografis di dunia, mencocokkan berbagai kombinasi gen yang sedemikian kompleks dengan menggunakan simulasi komputer, arus migrasi populasi dunia dapat dibuat dan titik awal populasi tersebut berada pada dataran Afrika. Pada titik kesimpulan inilah, hipotesis mengenai adanya nenek moyang yang sama pada seluruh umat manusia diajukan.<br />
<br />
Pendekatan pencarian asal-usul leluhur manusia dengan menggunakan mtDNA tentu saja memiliki kelemahan. Beberapa metode lain diajukan, seperti dengan menggunakan penanda kromosom-Y (yang spesifik hanya laki-laki) sebagai pelengkap analisis dengan metode mtDNA. Terlepas dari apakah anda pendukung teori evolusi atau tidak, kesimpulan bahwa kita berasal dari leluhur yang sama masih sangat kuat dan dapat diperdebatkan.<br />
<br />
<br />
<i>Bacaan lebih lanjut:</i><br />
<ol><li>Oppenheimer, S. <i>Mitochondrial DNA: the eve gene</i>. Tersedia di <a href="http://www.bradshawfoundation.com/journey/eve.html">http://www.bradshawfoundation.com/journey/eve.html</a> [diakses 14 Mei 2013] </li>
<li>Pakendorf, B. dan M. Stoneking. (2005). Mitochondrial DNA and human evolution. <i>Annu. Rev. Genomics Hum. Genet.</i>, 6, 165-183.</li>
<li>Wilkins, A. <i>How mitochondrial eve connected all humanity and rewrote human evolution</i>. Tersedia di <a href="http://io9.com/5878996/how-mitochondrial-eve-connected-all-humanity-and-rewrote-human-evolution">http://io9.com/5878996/how-mitochondrial-eve-connected-all-humanity-and-rewrote-human-evolution</a> [diakses 14 Mei 2013]</li>
<li>Witas, H.W. dan P. Zawicki. (2004). Mitochondrial DNA and human evolution: a review. <i>Antrop. Rev.</i>, 67, 97-110.<br />
</li>
</ol><br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-41074223923092954702013-04-23T23:30:00.000+07:002013-04-24T00:03:17.567+07:00Ikuti kata hati (?)<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZhtjitmvBxqUAQvDEPa4-x9Hh9ju1NKgfJfknPdDhm2xq-OcI4UJy0gNisdRmcZTdzsFHwX_EJvCsbwh_GTdExbBaiRMeXzo6bgkVz5MgKivbK8o96yVyeG1XlEmknVhpTWKS5d9H66k/s1600/coin_toss_11_large.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZhtjitmvBxqUAQvDEPa4-x9Hh9ju1NKgfJfknPdDhm2xq-OcI4UJy0gNisdRmcZTdzsFHwX_EJvCsbwh_GTdExbBaiRMeXzo6bgkVz5MgKivbK8o96yVyeG1XlEmknVhpTWKS5d9H66k/s200/coin_toss_11_large.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber: <a href="http://cdn3.sbnation.com/entry_photo_images/3131482/coin_toss_11_large.jpg" target="_blank">cdn3.sbnation.com</a>)</td></tr>
</tbody></table>
<i>Sadar-tidak sadar, kita seringkali mengambil keputusan-keputusan strategis berdasarkan apa yang kita sebut sebagai ‘feeling’. Seiring dengan kebanggaan akan keputusan-keputusan logis yang dibuat, ‘feeling’ mempengaruhi keputusan kita lebih dari yang kita bayangkan.</i><br />
<br />
Lupakan sejenak tentang pikiran alam sadar kita, tentang tempat di mana semua informasi yang bisa sepenuhnya kita akses serta kebanggaan atas kecerdasan-kecerdasan logika kita. Perhatikan diri kita pada sebuah cermin, tidak hanya padamuka-muka yang menampakkan kecantikan dan ketampanannya, tetapi lebih jauh masuk ke dalam, terdapat organ kenyal berwarna merah-jambu yang tersusun atas sel-sel yang mengatur dan beraturan, namun kompleks seperti alam semesta ini. Di pertengahan abad kedua puluh, para pemikir mulai menyadari bahwa sangat sedikit yang kita tahu tentang diri kita sendiri. Dan hal pertama yang kita pelajari dari seluruh untaian yang membangun siapa diri kita adalah sebuah pelajaran sederhana: Kebanyakan dari apa yang kita lakukan dan pikirkan dan rasakan tidak berada di bawah kontrol kesadaran kita. Segala hal yang kita sebut sebagai ‘kita’, kesadaran kita, merupakan sebagian kecil dari apa-apa yang dioperasikan oleh neuron-neuron yang saling bertautan membentuk sebuah organ-kenyal-merah-jambu.<br />
<span class="fullpost"><br />
Sebuah penelitian menarik dilakukan oleh Antoine Bechara dkk, mereka memberikan 4 buah dek kartu di mana para subjek diminta mengambil satu kartu dari keempat dek dalam satu kesempatan . Setiap kartu memiliki arti ‘mendapatkan uang’ atau ‘kehilangan uang'. Selang beberapa waktu, para subjek mulai menyadari setiap dek memiliki karakteristik, dua diantaranya berarti dek yang bagus (mendapatkan uang) sedangkan yang lainnya berarti dek yang jelek (kehilangan uang). Hal yang menarik adalah, para peneliti tersebut mengukur respon konduksi kulit, yang mencerminkan aktivitas saraf otonom manusia. Para peneliti melihat sesuatu yang menarik: sistem otonom menyadari karakteristik dek dengan baik sebelum alam sadar subjek menyadarinya, yaitu saat subjek akan mengambil dek yang jelek, ada aktivitas yang tercatat pada pengukur respon konduksi kulit yang menandakan sebuah tanda peringatan. Bagian-bagian tertentu otak subjek nampaknya menyadari adanya akibat dari mengambil suatu dek tertentu sebelum kesadaran subjek mengenai mana dek yang bagus atau buruk timbul. Subjek mulai memilih dek yang bagus sebelum mereka secara sadar mengetahui mengapa. Hal ini berarti pengetahuan yang kita sadari atau di alam sadar kita pada situasi tersebut ternyata tidak terlalu diperlukan untuk mengambil keputusan yang baik.<br />
<br />
Beberapa studi lain nampaknya berkesimpulan bahwa keadaan atau respon tubuh sebagai bagian dari sistem otonom kita membentuk perasaan yang mempengaruhi bahkan membimbing pengambilan keputusan kita. Tanpa pernah kita sadari, insting bertahan hidup manusia mempengaruhi kondisi output yang terjadi pada tubuh. Ketika suatu kondisi yang buruk terjadi, secara otomatis otak kita mempengaruhi seluruh organ tubuh (denyut jantung, keringat, kontraksi otot, pupil mata, dsb) untuk menyimpan ‘perasaan fisik’ tersebut dan ‘perasaan’ ini kemudian diasosiasikan dengan kondisi yang sedang terjadi. Ketika suatu saat kondisi tersebut kembali terlintas di benak kita, otak secara otomatis menjalankan simulasi yang akan terjadi, membangkitkan kembali perasaan fisik yang kita alami sebelumnya dan kemudian perasaan tersebut atau praduga sebelumnya mempengaruhi keputusan yang akan kita ambil. Dengan kata lain, kondisi tubuh yang telah terekam sebelumnya menyediakan apa yang kita sebut sebuah firasat yang kemudian mempengaruhi sikap yang kita ambil. Sehingga seringkali, kita mengambil keputusan atau mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum kesadaran kita sampai pada mengapa kita melakukan hal tersebut.<br />
<br />
Jika kita tidak bisa selalu mengakses pengetahuan dari alam bawah sadar, kemudian bagaimana agar kita dapat mengambilnya? Idenya tentu saja sederhana untuk mengetahui apa yang firasatmu coba katakan. Jika suatu ketika kamu berada dalam dua pilihan sulit dan bingung apa yang harus dipilih, jentikkan sebuah koin ke udara. Setiap sisi koin mewakili pilihan yang hendak diambil. Hal yang paling penting adalah feeling saat koin mendarat di tanganmu. Jika secara misterius kamu merasakan perasaan lega pada hasil dari jentikan koin maka itulah pilihan yang tepat. Jika, sebaliknya, kamu merasakan suatu hal yang konyol dari hasil sisi jentikan koin, maka itu adalah pertanda bahwa sebaiknya kamu memilih opsi lainnya. <i>Selamat mencoba !</i><br />
<br />
<i>Untuk yang ingin tahu lebih banyak:</i><br />
Eagleman, D. (2011). <i>Incognito: the secret lives of the brain</i>. New York: Vintage Books<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-74339498754936426922013-03-04T22:04:00.002+07:002013-03-04T22:34:37.234+07:00Quran and Babies<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPDuMvOYCzVv82WTxQe5qEKwRH8cDzwFlOBHWRSWFKXn5buucomzQM-xxX6G0GYcxtYk4gLiY0sVqudZe3kU_RsfKg3PW1_hRCFc9-OTRqqXiP7Hhg0OXeCTd2Vgul7VlsmJKLr4epJPo/s1600/sleeping-with-baby-001.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPDuMvOYCzVv82WTxQe5qEKwRH8cDzwFlOBHWRSWFKXn5buucomzQM-xxX6G0GYcxtYk4gLiY0sVqudZe3kU_RsfKg3PW1_hRCFc9-OTRqqXiP7Hhg0OXeCTd2Vgul7VlsmJKLr4epJPo/s200/sleeping-with-baby-001.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber:<i> <a href="http://www.guardian.co.uk/lifeandstyle/2009/oct/16/sudden-infant-death-syndrome-children" target="_blank">guardian.co.uk</a></i>)</td></tr>
</tbody></table><i>‘Mozzart Effect’</i> masih menyediakan beragam kontroversi soal kebenarannya dalam meningkatkan <i>spatial-temporal reasoning</i>, sebuah kecerdasan yang esensial dalam bagaimana cara kita berpikir pada matematika dan sains <sup>1</sup>. Berbagai studi mengenai perkembangan kecerdasan manusia semenjak di dalam rahim mengindikasikan adanya faktor eksternal yang ikut serta berperan <sup>2</sup>. Sepertinya bukan menjadi perdebatan lagi bahwa kecerdasan manusia dipengaruhi oleh <i>nature</i> dan <i>nurture</i>. Studi ‘efek peningkatan kecerdasan’ masih terus dipelajari lebih lanjut, mengingat topik ini tidak hanya menjadi hal yang menarik bagi para peneliti tetapi juga begitu hangat terutama di kalangan orangtua. Bagaimanapun juga, studi mengenai <i>‘Mozzart Effect’</i> pada janin, paling tidak, membuktikan bahwa stimulus suara (auditori) dapat diterima semenjak manusia berada dalam rahim. Bagaimana dengan Quran? Bila para (calon) ayah dan bunda memberikan stimulus bacaan Quran semenjak dini pada anak-anak mereka. Nampaknya belum ada studi mengenai hal tersebut (atau mungkin saya-nya yang kurang telaten mencari literatur), namun saya akan mencoba membaginya kepada anda, (calon) ayah-bunda, bahwa stimulus auditori dapat diterima oleh manusia semenjak di dalam janin. Bahwa mencoba memberikan stimulus berupa bacaan ayat Quran merupakan hal yang layak untuk dicoba.<br />
<span class="fullpost"><br />
<b><i>Suara bunda suara dunia</i></b><br />
Coba bayangkan anda berada dalam kondisi gelap gulita, sendiri, dalam ruangan yang hanya sebesar tubuh anda, tenggelam dalam air di dalamnya. Itulah rahim, tempat pembentukan awal fisik dan psikis manusia. Dimulai dari proses pembuahan, perubahannya menjadi zigot, terus-menerus sel tersebut membelah secara biner, membentuk fungsi-fungsi yang lebih spesifik, hingga akhirnya terciptalah aspek-aspek yang membentuk manusia hingga saat ini. Hal yang menarik tentu saja, janin dapat menangkap stimulus auditori di dalam ruang gelap ini semenjak trimester akhir kehamilan dan mengingat stimulus ini hingga beberapa hari setelah kelahiran <sup>2,3</sup>. Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Nottingham pada ibu-ibu hamil dengan usia kehamilan 37-42 minggu menunjukkan janin yang diberikan stimulus musik memberikan respon yang sama dengan saat dia telah berumur 5 hari setelah kelahiran. Para peneliti mengukur respon kecepatan denyut jantung subjek saat masih berada di dalam rahim dan setelah dilahirkan <sup>2</sup>. Tentu saja studi ini tidak memberikan kesimpulan bahwa efek dari stimulus tersebut akan bermanfaat dan berjangka panjang atau tidak. Akan tetapi garis kesimpulan dapat ditarik, bahwa janin dapat merespon stimulus auditori yang diberikan.<br />
<br />
Pertanyaannya selanjutnya adalah, bagaimana janin dapat menangkap stimulus tersebut. Secara garis besar, suara dapat sampai ke organ pendengaran janin lewat dua cara, gelombang suara menjalar melalui cairan amnion (ketuban) dan sampai ke bagian dalam telinga, membran timpani; atau gelombang suara menjalar melalui vibrasi tulang tengkorak janin sehingga sampai ke telinga bagian dalam <sup>4</sup>. Beberapa studi, salah satunya oleh Ockleford, dkk, menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir lebih memilih suara bundanya dibandingkan suara-suara lain <sup>5</sup>. Begitu pula dengan jenis suara, bayi lebih memilih suara yang berupa ucapan (<i>speech</i>) dibandingkan dengan tanpa ucapan (hanya musik atau nada) <sup>6</sup>. Nampaknya, janin lebih familiar dengan suara bundanya sendiri dibandingkan dengan suara-suara lainnya. Bunda, sejak dalam masa kehamilan, merupakan penghubung antara suara sang bayi dan suara dunia.<br />
<br />
<i>Saran-saran</i><br />
Apa yang bisa kita lakukan dalam mengoptimalkan pemberian stimulus bacaan Quran sejak berada dalam janin? Jawabannya jelas, suara bunda adalah suara ternyaman untuk bayinya. Stimulus bacaan Quran terbaik yang bisa diberikan kepada sang janin adalah melalui suara bundanya sendiri. Terutama menjelang trimester akhir kehamilan, di mana organ pendengaran telah terbentuk, intensitas bacaan Quran bunda perlu dikonsistenkan bahkan ditingkatkan jika perlu. Mendapat stimulus selain dari suara bundanya memang tidak menjadi masalah, tetapi menurut hemat saya, suara bunda akan lebih diingat oleh sang janin dibandingkan suara lainnya.<br />
<br />
<i><b>Memasuki masa emas</b></i><br />
Dengan menggunakan fMRI (<i>functional magnetic resonance imaging</i>), Dehaene-Lambertz beserta rekan-rekannya, mencoba mengukur aktifitas otak bayi-bayi berumur dua bulan saat diberi stimulus berupa suara bundanya dan suara musik sehingga dapat diketahui bagian-bagian mana dari otak bayi yang aktif oleh stimulus suara tersebut <sup>7</sup>. Hasilnya bisa diduga, bayi lebih merespon suara bunda dibanding suara musik atau suara orang asing. Area lobus temporal sebelah kiri serta korteks prefrontal kiri dan kanan merupakan bagian yang terstimulasi oleh suara bunda. Artinya, suara bunda memiliki pengaruh dalam stimulasi bagian otak yang berperan dalam komunikasi dan pembentukan bahasa serta bagian yang berperan dalam proses emosional dan intelegensia bayi. Studi ini juga menemukan bahwa bayi-bayi akan lebih baik dalam mempelajari kata yang diucapkan oleh bundanya dibandingkan oleh suara orang lain. Pada masa emas 0-5 tahun, bagian-bagian yang berperan dalam stimulus auditori akan berkembang pesat melalui stimulus suara bunda.<br />
<br />
<i>Saran-saran</i><br />
Nampaknya, suara bunda memegang peran kunci dalam perkembangan bahasa dan emosional bayinya. Stimulus bacaan Quran yang dilakukan oleh bundanya sendiri memegang peranan penting dalam membentuk penghargaan anak akan bacaan Quran. Meskipun demikian, peran serta seluruh anggota keluarga akan lebih mengoptimalkan tumbuh-kembang anak bersama Quran. Meskipun terlalu awal, kita mungkin dapat mengambil hipotesis bahwa kecintaan anak pada Quran memang berawal dari titik mulanya, sang Bunda.<br />
<br />
<b><i>Catatan-catatan</i></b><br />
Hingga tanda titik terakhir yang berada di tulisan ini dibubuhkan, penulis sendiri belum menikah dan tidak mempunyai anak (<i>bukan curhat rekan-rekan</i> :p), oleh karenanya saran-saran yang dibuat hanya berada dalam tataran teoritis. Aplikasi yang dapat dilakukan tentunya akan sangat beragam dan bisa menjadi sangat kreatif. <i>Nah (calon) ayah-bunda, selamat mencoba !</i><br />
<br />
<i>Sumber-sumber:</i><br />
<ol><li>Habe, K. dan N. Jausovec. (2003). Mozart effect – reality or science fiction? <i>Horizon of psychology</i>, 12(4), 23-32.</li>
<li>James, D.K., et.al. (2002). Fetal learning: a prospective randomized controlled study. <i>Ultrasound obstet gynecol</i>, 20, 431-438.</li>
<li>Mampe, B., et.al. (2009). Newborn’s cry melody is shaped by their native language.<i> Current biology</i>, 19, 1994-1997.</li>
<li>Sohmer, H., et.al. (2001). The pathway enabling external sounds to reach the fetal inner ear. <i>Audiology & Neuro-Otology</i>, 6(3), 109-116.</li>
<li>Ockleford, E.M., et.al. (1988). Responses of neonates to parents’ and other’s voices. <i>Early hum dev</i>, 18(1), 27-36.</li>
<li>Hespos, S.J. Language Acquisition: when does the learning begin? <i>Current biology</i> 17(16).</li>
<li>Dehaene-Lambertz, G., et.al. (2010). Language or music, mother or mozzart? Structural and environmental influences on infants’ language networks. <i>Brain & language</i> 114(2), 53-56.</li>
</ol><br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-38374993034800012092013-02-25T22:00:00.002+07:002013-02-25T22:00:24.294+07:00Sesederhana Telur, Apel, dan Pemandian Umum<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgswz-7CWv0VqfSKEoM0T4XaxxlDRlrFM7RuJkc5hzg1Nn7xuS2iDLWsBev9LVEbUXIucafK4e-Qf-E4QcS8rYNM6bR17HjmnuCqOX27-ONkBOVuiGccI_NG8Kc7tgDxkEPG23fBQUO5kQ/s1600/incandescentbulb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgswz-7CWv0VqfSKEoM0T4XaxxlDRlrFM7RuJkc5hzg1Nn7xuS2iDLWsBev9LVEbUXIucafK4e-Qf-E4QcS8rYNM6bR17HjmnuCqOX27-ONkBOVuiGccI_NG8Kc7tgDxkEPG23fBQUO5kQ/s400/incandescentbulb.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(sumber gambar: <a href="http://lightbulbcentral.files.wordpress.com/" target="_blank"><i>lightbulbcentral</i></a>)</td></tr>
</tbody></table><i>Christoper Columbus pulang dari pelayaran melelahkan menemukan daratan di seberang laut Atlantik. Disambut suka cita oleh rakyat Spanyol dan rajanya, didengungkan sebagai pahlawan pembawa dunia baru bagi Spanyol. Pesta perayaan dibuat, ditengah makan malam pelaut-pelaut hebat berkata nyinyir, “Kau telah menemukan dunia di luar samudra kita, lalu ada apa dengan semua itu? Siapa pun dapat menyebrangi lautan dan menemukannya.” Alih-alih menjawab, Columbus mengambil sebutir telur dan menantang semua hadirin untuk membuatnya berdiri tanpa bantuan apa pun. Setiap orang mencoba, telur tetap berputar dan jatuh, gagal memenuhi tantangan, dan mereka mengatakannya tidak mungkin. Columbus melakukannya, meretakkan sedikit pada bagian bawah telur hingga menjadi rata dan mendirikannya dengan mudah. “Apa yang lebih mudah dari melakukan hal yang kalian anggap tidak mungkin?”, ucap Columbus, “Siapa pun dapat melakukannya.”</i><br />
<span class="fullpost"> <br />
Kesadaran seringkali merupakan pemicu dari segalanya. Hal-hal sederhana, inspirasi-inspirasi mengagumkan, ide-ide cemerlang selalu berawal dari kesadaran yang menyentak diri manusia. Kesadaranlah yang membedakan antara inovator dengan orang biasa dan para filsuf dengan rakyat jelata. Apel jatuh mungkin hanyalah sekedar apel yang jatuh dalam pandangan orang lain, namun tidak bagi Newton. Ada sesuatu yang lebih besar terkuak di dalamnya, sebuah kesadaran muncul, menyentak Newton. Apel berada dalam posisi diam di atas pohon, jatuh dengan kecepatan yang semakin cepat ke bawah. Pada akhirnya, hanya Newton lah yang tersadarkan, bukan petani atau sembarang orang yang melintasi pohon apel. Dan dari kesadaran ini muncul ide cemerlang tentang alam semesta, <i>gaya gravitasi</i>.<br />
<br />
Orang-orang menyebutnya <i>insight</i>, pemahaman akan suatu kebenaran yang tersembunyi. Ide-ide yang muncul seringkali sederhana, namun menuju ide tersebut adalah hal yang lain. Kisah klasik yang meskipun diragukan kebenarannya memberikan kita contoh, kisah penemuan hukum Archimedes yang merupakan prinsip sederhana yang dapat dimengerti ke siswa kelas menengah pertama. Dari semua orang yang berendam dalam pemandian umum mungkin hanya Archimedes yang menyadarinya. Columbus, Newton, Archimedes melihat sesuatu yang berbeda dari suatu hal yang dianggap biasa. Mereka memberikan kita contoh ide-ide sederhana dapat berakibat besar dan ditemukan dengan cara-cara yang tidak biasa. Penemuan-penemuan besar terkadang diinspirasikan dari sesuatu yang sederhana. Observasi, telaah, analisis, percobaan-percobaan membuka yang tersembunyi dari hal-hal sederhana.<br />
<br />
Bahwa inspirasi ada di sekitar kita dan menunggu untuk ditemukan adalah keniscayaan. Hal yang kita perlukan mungkin sekedar melihat dari sisi yang berbeda, menemukan maksud dari suatu fenomena, atau bahkan berbagi dengan orang lain. Yakinlah, kita akan bisa menemukan keunikan dari kepolosan, ketakjuban dari ketidakbiasaan, dan keindahan dari hal-hal sederhana. <br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-71556650510087719592013-01-27T15:46:00.001+07:002013-01-27T15:46:29.192+07:00Negative result is not a failure<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNAHJ-fgUFu6j-9noQFgRkSOX_K4cOiMncgzsa_eGjKMzhD9Qfp5gYn9u6eHJzwDoMSr_2THJ_RjpkH9-G6uNny6NUCez2DLh07zK-XItdeoYKmc48rHvHoajNmWr2XLCGmEsw04QN2tU/s1600/my_point_of_view_by_grotesquedarling13-d3dug2h.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNAHJ-fgUFu6j-9noQFgRkSOX_K4cOiMncgzsa_eGjKMzhD9Qfp5gYn9u6eHJzwDoMSr_2THJ_RjpkH9-G6uNny6NUCez2DLh07zK-XItdeoYKmc48rHvHoajNmWr2XLCGmEsw04QN2tU/s400/my_point_of_view_by_grotesquedarling13-d3dug2h.jpg" width="365" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(<i>sumber</i>: <a href="http://oasisforya.blogspot.com/2012/09/ya-novels-person-tense.html">oasisforya.blospot.com</a>)</td></tr>
</tbody></table>Eksperimen-eksperimen selalu berangkat dari sebuah pertanyaan, para peneliti kemudian mengandaikan hasilnya dengan membuat hipotesis, mereka melakukan percobaan-percobaan dan mendapatkan hasil. Percobaan-percobaan, bukan satu tetapi banyak percobaan, sehingga dapat menjawab persoalan yang membentang. Hal yang menarik tentu saja betapa satu jawaban dapat menimbulkan sepuluh pertanyaan lanjutan. Dan apa yang kita dapat dari siklus tak terbatas ini adalah apa-apa yang kita lihat sekarang, dari <i>microchip</i> berukuran mini hingga <i>spaceship</i> penjelajah angkasa.<br />
<span class="fullpost"><br />
Ada sebuah adagium terkenal dalam dunia riset, “hasil negatif bukanlah sebuah kegagalan”. Hasil positif dan negatif adalah paket dalam semua hal di dunia ini. Kita tak pernah bisa mengharapkan data yang selalu bagus, linearitas yang selalu 0.9999, atau hasil yang selalu optimal. Kegagalan pasti ada pada setiap eksperimen, pencilan sering ada dalam setiap statistik, dan hasil negatif sangat mungkin muncul dalam setiap assay, namun bagaimana cara pandang terhadap setiap kegagalan, data pencilan, dan hasil negatif merupakan hal yang esensial. Karena setiap hasil negatif, setiap kegagalan yang dialami tidak lain merupakan penemuan akan suatu cara untuk tidak membuat suatu tujuan tercapai. Sebuah momen pembelajaran langsung yang tak didapat di bangku kuliah. Sehingga manusia akan terus-menerus berusaha, <i>trial and error</i>, mencapai hasil yang diinginkan.<br />
<br />
Hasil negatif tidak perlu menjadi suatu kegagalan, tidak tercapainya cita tak pernah perlu menjadi akhir kehidupan. Karena setiap kita memiliki pilihan untuk mengambil jalan lain, jika kamu masih kuat melawan tantangan, lawanlah sekuat tenaga, jika takdir memilihkan yang lain maka ambillah. Beranjak dari suatu kegagalan akan cita juga adalah keberanian, berani menyusun ulang kembali cerita cita, berani menjalani langkah yang baru. Dan hal itu bukanlah tanda penyerahan !<br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6264224810854663055.post-14814024681322705882012-12-28T23:30:00.003+07:002012-12-28T23:41:26.380+07:00As Simple as...<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDy-6GiIcgkJYRqw40RC7T9rKVjOcW-1aFBjrtaou0nmCFP2vUy_c12PR-RONp4evPItsraiTPELIo65gVINqlUyjfrHXQXjsmJ16OFO4O61vEIiq50_N_oLY_rkl1M91UhOcVX094kfU/s1600/Flowers-beautiful-nature-24414944-778-459.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDy-6GiIcgkJYRqw40RC7T9rKVjOcW-1aFBjrtaou0nmCFP2vUy_c12PR-RONp4evPItsraiTPELIo65gVINqlUyjfrHXQXjsmJ16OFO4O61vEIiq50_N_oLY_rkl1M91UhOcVX094kfU/s200/Flowers-beautiful-nature-24414944-778-459.jpg" width="178" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(<i>sumber</i>: <a href="http://images4.fanpop.com/image/photos/24400000/Flowers-beautiful-nature-24414944-778-459.jpg" target="_blank">fanpop.com</a>)</td></tr>
</tbody></table><i>Life is as simple as if you’re strong you’ll survive yet if you’re weak you’ll die. The survival of the fittest.</i><br />
<br />
Seleksi alam (<i>natural selection</i>) menjadi topik hangat dalam dunia evolusi mahluk hidup sejak diusulkan oleh Darwin pada abad ke-19. Jika teori evolusi adalah sebuah mobil maka seleksi alam merupakan mesinnya. Apa yang kemudian diusulkan oleh Darwin merupakan hasil pengamatannya di Pulau Galapagos, tempat bersemayam hewan-hewan langka dan menakjubkan. Tetapi, saat ini kita tidak akan berbicara mengenai evolusi, karena <i>pertama</i> saya bukan ahli dalam bidang ini, <i>kedua</i> saya keberatan dengan hipotesis kera adalah nenek moyang manusia. Jadi kita pinggirkan dahulu teori evolusi dalam perdebatan-hingga-akhir-zaman. Mari kita berbicara mengenai ide universal di alam semesta, mau tidak mau, anda akan dibuat setuju dengannya.<br />
<span class="fullpost"><br />
Ada sebuah prinsip universal yang terjadi di dunia ini, dari hutan rimba di pedalaman Kalimantan yang mulai menghilang hingga di kantor eksekutif papan atas. Seleksi alam, memegang prinsip siapa yang paling dapat beradaptasi dengan lingkungannya, maka dialah yang paling bertahan. Kau yang kuat bertahan terhadap tantangan kehidupan akan selamat, hidup, dan melanjutkan generasi. Sementara mereka yang tak sanggup menanggung beban perubahan akan terkikis, tersingkir dari arena kehidupan.<br />
<br />
Hidup memilih siapa yang pantas untuk melanjutkan hidup, maka buktikanlah bahwa kau cukup berharga untuk hidup. Kita diseleksi setiap hari, setiap detik-menit-jam kita bernapas melalui ujian dalam berbagai bentuk. Hal yang menjadi pertanyaan utama adalah apakah kita lulus? Ujian mengingatkan kita bahwa mereka yang tak bisa mencapai batas minimum kelulusan akan gagal. Ada ambang yang tercipta di dalam sebuah seleksi dan menjadi keharusan kita untuk melewati ambang tersebut.<br />
<br />
Bersyukurlah kita dilahirkan sebagai manusia. Kau tahu? Manusia memiliki keterbatasan besar dalam menundukkan lingkungan secara langsung. Kita tidak memiliki penglihatan dan pendengar setajam serigala atau cakar yang dengannya dapat melumpuhkan makanan. Kita tak pernah sekuat gajah atau banteng atau badak sehingga dapat menerjang segala sesuatu dengan mudah. Tetapi manusia diwarisi gumpalan massa seperti gel di dalam rongga tengkorak mereka, otak. Kemampuan manusia untuk belajar dari kejadian masa lalu, mengolahnya, kemudian membuat hal baru atau memprediksi masa depan berdasarkan pengalaman tersebut merupakan kekuatan mahadasyat. Kecerdasan manusia adalah sumber kekuatan terbesar. Dengannya manusia menjadi mahluk yang paling mungkin lolos dalam upacara seleksi alam. Manusia merekayasa apapun, alat-alat sehingga kita dapat menciptakan peradaban, benda-benda sehingga kita dapat menundukkan darat, laut, dan udara, bahkan merekayasa kebenaran untuk berbagai kepentingan. <i>The survival of the fittest</i>, kecerdasan manusia membuatnya paling cakap dalam beradaptasi dengan kehidupan.<br />
<br />
<b><i>Is that bad to be weak?</i></b><br />
Sayangnya, jawaban dari pertanyaan di atas adalah ‘Ya’. Tak pernah diragukan lagi, mereka yang lemah akan tersingkir dari percaturan hidup. Bapak-ibu penjual yang digusur misalnya, kelemahan akan kekuasan membuat mereka menjadi tak berdaya menghadapi penguasa. Tidak ada kekuatan menawar, mereka akhirnya tergusur tanpa sempat melawan atau melawan dengan sedikit. Pada kenyataanya kau harus kuat untuk bisa bahagia. Kuat mengatasi kesengsaran akan membawa bahagia, begitu pula kau harus kuat dalam berbahagia. Mereka yang tidak kuat berbahagia bisa jadi merupakan penghuni di salah satu kamar rumah sakit jiwa. Senang, sedih, susah, galau, nelangsa harus dihadapi dengan kuat atau kau akan menjadi lemah, tersingkir, dan tak berdaya.<br />
<br />
Kuat bukanlah soal kekuasaan, kekuatan, kelebihan, apapun itu. Kita berbicara mengenai adaptasi, kekuatan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan. Maka selalu ada kesempatan bagi si lemah untuk bertransformasi menjadi kuat. Adaptasi, si lemah yang mampu beradaptasi sehingga bisa selamat pada dasarnya tidaklah lemah, karena dia sanggup menjawab tantangan kondisi. Apa-apa yang kau sebut sebagai membantu orang lemah pun dapat menjadikan mereka kuat dan bertahan. Bahkan Tuhan pun turut campur tangan dalam menguatkan orang-orang lemah. Secara substansial, siapapun yang lemah akan tersingkir kemudian mati dan yang kuat akan bertahan dan melanjutkan generasi. Jangan pernah berpikir hanya sekedar hidup seadanya, citakanlah untuk menjadi berkecukupan sehingga paling tidak kau akan berpikir untuk terus maju. Fokuslah ke target tertinggi bukan ke batas terendah. <br />
<br />
<br />
</span>Gama Ramadhanhttp://www.blogger.com/profile/17534966482549795495noreply@blogger.com0