Selasa, 28 Juli 2009

Global Warming dan Kemungkinan Mutasi Virus


Seperti yang kita ketahui dari publikasi melalui berbagai media, global warming telah mengancam kehidupan lingkungan dunia. Tak dapat dipungkiri, campur tangan manusia dibalik semakin parahnya kondisi lingkungan dunia. Pada tahun ini mulai tampak berbagai efek global warming mulai kita rasakan, perubahan musim yang mendadak, musim hujan yang semakin tidak menentu batasan waktunya sehingga batas antara musim hujan dan musim kemarau menjadi semakin tidak jelas, dan berbagai fenomena alam lainnya seperti angin puting beliung.

Tentunya gejala-gejala global warming, menimbulkan perubahan kondisi cuaca hingga kondisi temperatur di sekeliling kita yang cukup ekstrim. Hal ini tentunya dapat berakibat pada kondisi kesehatan hewan-hewan, ayam sebagai contoh. Ayam bisa saja mengalami stres sebagai akibat perubahan kondisi lingkungan yang cukup ekstrim. Sebagai konsekuensinya adalah kondisi daya tahan tubuh ayam yang akan menurun. Hal ini dapat memungkin ayam terserang penyakit menjadi lebih besar. Hal yang paling dikhawatirkan adalah virus avian influenza menjadi mudah menyerang ayam. Dan sangat besar kemungkinan manusia di sekitarnya terserang flu burung.


Pada virus H5N1 sendiri perubahan genetik akibat perubahan cuaca mungkin saja terjadi. Perubahan cuaca akibat global warming tentu saja merubah komposisi dan pola migrasi dari berbagai spesies burung. Tentu saja burung sebagai vektor utama virus H5N1 akan merubah kebiasaan migrasinya, sehingga memungkinkan perubahan lokasi migrasi. Efeknya adalah perubahan dari siklus hidup virus yang menyebabkan virus harus beradaptasi. Meskipun demikian dari berbagai observasi yang dilakukan, virus ini dapat beradaptasi dengan baik dalam range kondisi cuaca yang luas. Meskipun pengetahuan tentang transmisi dan daya tahan virus H5N1 masih belum lengkap, berbagai observasi ini mengindikasikan bahwa perubahan lingkungan berefek kecil pada epidemiologi virus.

Lain halnya dengan virus demam berdarah yang dengan mudah dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Virus ini dapat dikatakan berbasis lingkungan mengingat vektornya (nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus) memiliki perilaku yang bergantung lingkungannya. Mutasi yang merupakan sebuah respon dari kondisi lingkungan dapat memimbulkan varian-varian baru dari virus dengue ini. Sampai saat ini memang baru diakui empat tipe virus, yaitu serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang kemudian dapat melahirkan berbagai strain. Terdapat dua model perubahan genetik virus, yaitu terjadi spontan karena pengaruh lingkungan ekstrem di sekitarnya dan secara evolutif atau perlahan-lahan karena perubahan atau tekanan terhadap habitat virus maupun vektornya. Dan diperkirakan evolusi virus dengue telah terjadi selama 200 tahun terakhir.

Selain dua contoh virus di atas masih ada beberapa spesies virus lainnya yang mungkin saja mengalami mutasi, mengingat virus amat mudah bermutasi. Bagaimanapun juga global warming yang memicu perubahan lingkungan dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan manusia.

So..Stop Global warming, change your habit or climate changes

"Bila mentari tertutup asap hitam ?
Bila udara tak lagi menyegarkan ?
Bila kehidupan tak pedulikan alam ?
Bila semua hanyalah keegoisan ?
Kerusakan di muka bumi karena tangan-tangan manusialah semata
Dan manusialah yang akan merasakan akibatnya
Let?s start to care and love mother nature"

(Shaff-Fix_Mother Nature)

[Source: www. Depkes.go.id| infovet.blogspot.com| www.pubmedcentral.nih.gov]


Read More..

Kamis, 23 Juli 2009

Meneropong Lebih Jauh Isra’ Mi’raj Rasulullah

(sumber: news.nationalgeographic.com)
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Israa’: 1)

Pada bulan Rajab tanggal 23 (menurut mayoritas ulama) telah terjadi suatu peristiwa luar biasa yang bahkan hingga saat ini masih sulit dicerna oleh keterbatasan akal manusia. Sebuah peristiwa yang menguji keimanan, meneguhkan hati-hati kaum muslimin, yaitu Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. Pada masa itu, sekitar pada tahun dukacita (amul hazn) atau satu tahun sebelum peristiwa hijrah Rasulullah saw, para sahabat pun benar-benar diuji keimanannya untuk yakin pada peristiwa luar biasa tersebut.

Isra’ memiliki artian perjalanan Nabi saw pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang kemudian dilanjutkan dengan mi’raj yang berarti perjalanan Nabi saw ke Sidratul Muntaha dan langit tertinggi untuk bertemu Allah swt serta menerima perintah langsung shalat lima waktu.

Sekarang mari kita telaah pesan rahasia dari peristiwa tersebut dari sudut pengetahuan manusia saat ini. Perlu ditegaskan bahwa hal ini bukanlah untuk menggugat Isra’ dan Mi’raj, tapi mencoba menyibak sedikit lebih dalam mengenai hal-hal dibalik peristiwa luar biasa ini.

Dalam Isra’ dan Mi’raj paling tidak merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya dan tentu saja mengandung dua elemen, yaitu ruang dan waktu. Hal pertama yang kita pikirkan adalah Nabi saw bergerak dengan kecepatan cahaya untuk menempuh jarak dari Masjidil Haram ke Sidhratul Muntaha dan kembali lagi dengan selamat.

Namun argumen ini memiliki beberapa kelemahan. Seperti yang telah kita tahu cahaya bergerak 300.000 km/detik; dalam 4 jam Nabi saw hanya dapat mencapai jarak matahari-Neptunus (4.320 juta km). Bahkan dengan kecepatan cahaya sekalipun Nabi saw tidak akan mampu menembus langit pertama dalam waktu semalam, karena untuk mencapai Alfa Centauri saja perlu waktu 4,4 tahun!. Sehingga untuk keluar dari sistem tata surya sendiri pun belum. Selain itu andai Nabi saw bergerak dengan kecepatan mendekati cahaya maka tubuh beliau akan meledak sesuai dengan hukum relativitas khusus. Dengan demikian penjelasan melalui relativitas khusus ternyata tidak memadai untuk menjelaskan peristiwa isra’ dan mi’raj ini. Maka kita perlu menggunakan penjelasan lain.

Einstein mendapat hadiah Nobel karena penjelasannya terhadap efek foto listrik, namun menjadi raksasa ilmu pengetahuan karena melahirkan teori relativitas umum, teori geometri bagi gravitasi yang menyatakan bahwa tarik-menarik antar materi di alam semesta ini merupakan akibat dari kelengkungan ruang waktu! (silahkan tanya fisikawan terdekat yang bisa anda temui untuk penjelasan lebih rinci). Data yang ada memberikan kita informasi bahwa alam raya mengembang (expanding universe) yang berarti galaksi-galaksi saling menjauh. Jagat raya yang mengembang ini secara teoritis dapat dipenuhi oleh model jagat raya tertutup (closed), datar (flat), dan terbuka (open universe). Jika kita menggambarkannya secara dua dimensi maka kita akan mendapatkan permukaan bola, bidang datar, dan pelana kuda.

Kita ambil model alam semesta tertutup yang menjanjikan kehancuran (kiamat), big crunch. Dengan asusmsi alam raya berbentuk bola maka galaksi-galaksi yang ada akan menempel pada permukaan bola. Maka kita mengilustrasikannya dengan permukaan balon yang ditempeli kertas-kertas kecil. Permukaan balon menyatakan jagat raya secara keseluruhan, kertas-kertas kecil menyatakan galaksi-galaksi yang ada dan permukaan yang tidak tertutupi kertas menyatakan ruang antar galaksi. Jika balon atau jagat raya mengembang maka galaksi-galaksi yang ada di antaranya pun akan menjauh.

Meski bergerak dengan kecepatan cahaya, masih diperlukan jutaan tahun untuk bisa kembali lagi ke bumi, selain itu yang akan ditemui oleh Nabi saw, hanyalah galaksi, ruang kosong, galaksi, ruang kosong dan seterusnya. Maka penjelasan relativitas umum untuk ruang jagat raya melengkung juga tidak dapat memberikan penjelasan.

Penjelasan selanjutnya, kita memandang Mi’raj sebagai perjalanan keluar dari dimensi ruang-waktu kita. Di model 2 dimensi, kita tahu ada ruang ekstra di luar jagat raya kita. Ruang ekstra itu berada di dalam ataupun di luar permukaan bola. Jika raung antar-galaksi diasumsikan sebagai langit material, maka langit di ruang ekstra adalah langit immaterial. Oleh karena itu boleh jadi hukum-hukum ruang dan waktu tidak berlaku di sini, sehingga perjalanan luar biasa tersebut dapat berlangsung. Penjelasan di atas mungkin menimbulkan pertanyaan baru, seperti bagaimana formulasi dan implikasi dari eksistensi dimensi ekstra ini. Sekali lagi, penjelasan secara eksak dan tuntas mungkin masih jauh dari harapan kita, namun semua ini memberikan kita pesan tersirat bahwa masih adanya hal-hal di luar dimensi ruang-waktu kita ini. Wallahu alam bi shawab.

[Pustaka: Purwanto, Agus. Ayat-Ayat Semesta, 2008]


Read More..

Selasa, 21 Juli 2009

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah saw berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain.

Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun.

Kami berkata: Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ?.

Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu.

Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Siapa yang meringankan orang yang dimilikinya , maka Allah mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka.

Perbanyaklah melakukan 4 hal; dua perkara membuat Allah ridha dan dua perkara Allah tidak butuh dengannya. 2 hal itu adalah; Syahadat Laa ilaha illallah dan beristighfar kepada-Nya. Adapaun 2 hal yang Allah tidak butuh adalah engkau meminta surga dan berlindung dari api neraka.

Siapa yang membuat kenyang orang berpuasa, Allah akan memberikan minum dari telagaku (Rasul saw) satu kali minuman yang tidak akan pernah haus sampai masuk surga.”
(HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani)



Read More..

Senin, 06 Juli 2009

Pilihlah Dengan Baik


Tanggal 8 Juli nanti, rakyat Indonesia akan menentukan siapa pemimpinnya untuk 5 tahun ke depan. Suatu kenaifan jika kita berkata bahwa pemilu nanti tidak membawa efek apa-apa kepada kita. Karena bagaimana pun juga, karakter pemimpin nantinya akan membawa nasib bangsa ini. Mungkin kebanyakan dari kita masih bingung, mau memilih yang mana. Namun yang manapun pilihan kita, hendaknya mencerminkan karakter-karakter yang paling ideal. Dalam Islam hal tersebut sudah ada koridornya, bagaimana pemimpin yang baik. Kalau kita ingin melihat contoh maka lihatlah Rasulullah saw, jadi pilihlah pemimpin yang paling mendekati karakter beliau.

Beberapa pedoman dalam memilih pemimpin ideal seorang muslim:
- Tidak memilih dari golongan yahudi dan nasrani (Al-Maidah:51)
- Tidak memilih dari pemimpin yg mempermainkan agamanya (Al-Maidah:57-58)
- Tidak memilih dari pemimpin yg memusuhi Islam (Al-Mumtahanah:1)
Sedangkan beberapa Kriteria pemimpin Ideal:
- Memiliki wawasan keilmuan yg luas (Al-baqarah:247)
- Amanah,professional,bertanggung jawab
- Tidak bersifat khianat (Ar-Ruum:39)
Jika kita kaitkan dengan kondisi Indonesia sekarang, maka kita bisa memilih pemimpin yang sekiranya:
- Jelas visi-misinya
- Paling konkret programnya
- Paling tidak menghujat pihak lain

Hendaknya semua hal ini menjadi pelajaran buat kita, karena bagaimanapun jabatan adalah suatu amanah yang tidak ringan.
Ada suatu riwayat, suatu ketika salah seorang sahabat Rasul saw, Abu Dzar Al-Gifari, berkata pada Rasul, " ya Rasulullah, jadikanlah saya pejabat." Kemudian Rasulullah menjawab sambil menepuk-nepuk pundak Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar sesungguhnya kau ini orang yang lemah. Jabatan itu amanah, ia kelak di hari kiamat merupakan kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkannya dengan benar dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan benar pula."

Maka sudah sewajibnya bagi kita untuk tidak lagi berpikir bahwa jabatan merupakan sumber kekuasaan, namun seperti pedang bermata dua, dapat bermanfaat atau justru mencelakai pemegannya.
Wallahualam bi shawab

(source: Koran Republika)



Read More..