Minggu, 01 Agustus 2010

Antara Al Qur’an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi


Seorang muslim memiliki dua buah pegangan dalam hidupnya, yang jika dia mengikutinya maka tidak akan tersesat di dunia dan akhirat, yaitu Al-Qur’an dan hadits. Al-Qur’an sebagai sumber utama rujukan bagi seorang muslim memiliki kedudukan yang paling tinggi, karena bersandar langsung kepada Allah swt dan redaksinya sudah ditentukan sejak di Lauh Mahfuzh. Selain Al-Qur’an juga terdapat hadits yang merupakan perkataan, perbuatan, dan persetujuan Rasulullah saw, yang kita tahu beliau merupakan manusia yang dijaga oleh Allah swt dari kesalahan dan dosa. Selain yang disebutkan di atas, ada lagi istilah hadits qudsi, apa itu? Apa perbedaannya dari Al-Qur’an dan hadits lainnya?

Hadits qudsi atau hadits Rabbani dapat didefinisikan sebagai kabar yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi-Nya saw dengan melalui ilham atau mimpi yang redaksi hadits tersebut berasal dari Nabi saw. Status Al-Qur’an tetaplah lebih mulia daripada hadits qudsi karena redaksi Al-Qur’an merupakan wahyu yang datang langsung dari Allah swt. Mulana Ali al-Qari mengatakan, “ Hadits qudsi adalah pesan dari Allah swt yang diriwayatkan oleh Nabi saw, dan penyampaiannya dapat melalui Jibril as, ilham, atau mimpi. Adapun redaksinya diserahkan kepada Nabi saw.”
Perbedaan hadits qudsi dengan Al-Qur’an adalah:
1.Redaksi Al-Qur’an sudah ditentukan sejak di Lauh Mahfuzh dan berasal dari Allah swt langsung, sedangkan hadits qudsi memiliki redaksi yang berasal dari Rasulullah saw.
2.Berdasarkan produk hukum yang dikemukakan oleh para ulama, bahwa shalat seseorang tidak dianggap sah dengan membaca hadits qudsi; menyentuh dan membaca kitab himpunan hadits qudsi juga tidak haram bagi orang yang sedang dalam keadaan jinabat, wanita yang sedang haid atau tengah mengalami nifas. Selain itu hadits qudsi tidak memiliki unsur mukjizat sebagaimana Al-Qur’an.

Sedangkan perbedaan hadits qudsi dengan hadits lainnya (hadits nabawi), Ath-Thayyibi berkata, “Hadist qudsi merupakan permberitahuan Allah lewat ilham atau mimpi kepada Nabi saw, dan beliaulah yang mengungkapkan pemberitahuan Allah tersebt kepada umatnya dengan redaksi dari beliau sendiri. Sedangkan hadits lainnya adalah riwayat yang tidak disandariakn kepada Allah dan juga tidak diriwayatkan dari-Nya. Senada dengan perkataan di atas, Muhammad Ali Faruqi mengemukakan, “ Hadits itu bisa berupa hadits nabawi dan hadits Ilahi atau lazim disebut hadits qudsi. Hadits qudsi ialah hadits yang diriwayatkan oleh Nabi saw dari Allah swt. Adapun hadits nabawi ialah hadits yang tidak diriwayatkan Nabi saw dari Rabbnya.”
Hal yang terpenting bagi kita seorang muslim adalah memegang teguh pedoman hidup langsung dari Pencipta alam semesta, yaitu Al-Qur’an, serta sunah Rasulullah saw, yaitu hadits. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai keduanya mendatangiku di haudh." (HR. Imam Malik secara mursal)

Pustaka:
Baidhun, Muhammad Ali. 2009. 400 Mutiara Hadits Qudsi. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

1 komentar:

  1. Alhmdulillah yach,
    sesuatu banget,
    akhirnya aku bisa menemukan perbandingannya
    thanks :D

    BalasHapus