If you can't explain it simply, you don't understand it well enough. (A. Einstein, 1879-1955)
Sabtu, 09 Januari 2010
4th International Symposium for Palestine: Education for Palestine (day 1)
'Tulisan ini hanyalah hasil laporan ataupun pendapat dari penulis pribadi dan bukan dari panitia resmi simposium internasional ke-4'
Apa yang akan terlintas pada pikiran anda ketika mendengar kata Palestina? Penjajahan, Zionis Israel, penderitaan, peperangan tak pernah berhenti? Atau hal lainnya?
Ya, ketika berbicara tentang Palestina mungkin tidak akan pernah habis membicarakan tentang kejamnya penjajahan dan sebagainya. Tapi tunggu dulu....
Untuk apa kita berbicara Palestina? Negeri nun jauh di sana, sedangkan kondisi di negeri sendiri masih carut-marut. Apa keuntungannya untuk kita? Hal ini sempat dibahas oleh pembicara pada sesi pertama, yaitu Bang Firtra (wartawan TV-one) dan Pak Basuki (dokter dari Bulan Sabit Merah).
> landasan pertama kenapa kita membantu Palestina adalah karena persaudaraan muslim. Ya, muslim bagaikan satu tubuh jika salah satu bagian sakit maka akan merespon bagian yang lainnya.
> kedua, karena konstitusi kita mengharuskan demikian. Ingat pembukaan UUD 1945 yang biasa kita bacakan sewaktu SD hingga SMA, "Kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan..."
> ketiga, membiarkan kelakuan Israel yang jelas-jelas melanggar peraturan yang disepakati dunia dapat merusak tatanan dunia. Kenapa? Karena tatanan dunia dibangun atas dasar saling menghormati. Jika sikap semau gue ini menyebar maka sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.
> keempat, jika melihat dari segi ekonomi, tanah Palestina merupakan tanah yang subur dan menghasilkan berbagai macam hasil bumi yang berkualitas sangat baik. Selain itu sikap penduduk Palestina yang baik terhadap bangsa Indonesia menjadikan bangsa Indonesia memiliki prospek kerjasama ekonomi yang baik di sana
> dan lainnya, yang bisa kita gali sendiri.
Bisa kita simpulkan bahwa membantu perjuangan bangsa Palestina memiliki imbas tersendiri ke negara Indonesia.
Topik yang diangkat pada simposium kali ini adalah pendidikan bagi penduduk Palestina sebagai salah satu usaha rekontruksi Palestina. Tema ini sangat pantas untuk kita angkat, karena kemajuan dan kehebatan suatu bangsa bergantung pada kualitas SDM yang dimiliki. Maka tidak heran jika fasilitas-fasilitas pendidikan serta laboratorium penelitian dihancurkan untuk tujuan menghancurkan SDM di Palestina.
Pendidikan kedokteran (terutama spesialis) sangat dibutuhkan di sana, jika kita mendengar presentasi dari dr. Basuki. Oleh karena itu, BSM sudah berupaya untuk mensekolahkan dokter Palestina di Indonesia dan dikabarkan akan dibiaya 10 orang dokter Palestina.
Selain acara-acara talkshow juga ada penampilan nasyid dari berbagai macam tim nasyid dan penampilan teater. Acara ini berlangsung dua hari (9 dan 10 januari) bertempat di FEUI
Sekian untuk hari pertama, tunggu postingan selanjutnya untuk hari kedua....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar