Senin, 11 Januari 2010

4th International Symposium for Palestine:Education for Palestine (day 2)

Tulisan ini bukanlah tulisan resmi dari Panitia 4th International Symposium, melainkan hanya laporan atau tulisan pribadi penulis



Setelah pada hari pertama Simposium Internasional yang keempat ini dihadiri banyak peserta bahkan hingga ruangan aula lt. 2 gedung dekanat FE UI tidak dapat menampungnya, maka pada hari kedua fenomena yang sama masih terjadi meskipun terjadi penurunan.
Acara ini dipandu oleh pemeran Azzam dalam KCB, yaitu Cholidi Asadil Alam dan menghadirkan pembicara yang lebih banyak dari hari pertama, meskipun terdapat kekecewaan di mana para duta besar (Palestina, Arab, dan Mesir) tidak dapat hadir disebabkan alasan yang tidak jelas. Tim nasyid yang ditampilkan pun lebih menarik dikarenakan hadirnya Izzatul Islam dan Shoutul Harokah.
Acara pada hari kedua ini terbagi menjadi dua sesi yaitu sebelum dan sesudah zuhur, dengan tema yang sedikit berbeda dari hari pertama (pendidikan untuk rakyat Palestina), yaitu peluang negara-negara Islam dalam membantu bangsa Palestina. Pada sesi I, menghadirkan Mapres Nasional 2006, Bang Shofwan Al Banna dan pemred Sabili, Ust. Herry Nurdi. Sesi berlangsung menarik dengan bahasan mulai dari sejarah bangsa Palestina hingga ‘ada apa dengan negara-negara Arab’ dan potensi Indonesia dalam membantu membebaskan bangsa Palestina.

Pada sesi II diawali dengan pengumuman jejarin dana nasional untuk bangsa Palestina yang sudah terkumpul hingga saat itu sebesar 310 jutaan dan langsung diberikan kepada KNRP. Selanjutnya pengumuman para pemenang lomba (Alhamdulillah saya kalah, hehe…) dan nasyid dari Shohar. Pembicara pada sesi II ini adalah Ustadzah Yoyo Yusroh. Mohon maaf tidak bisa melanjutkan pelaporan karena pulang lebih awal disebabkan kondisi tubuh yang sudah tidak mau berkompromi lagi.
Secara garis besar acara ini berlangsung luar biasa, meskipun ada kekurangan di sana sini namun demikian masih dapat teratasi dengan baik. Semoga ini semua tidak sebatas wacana saja dan dapat ditindaklanjuti oleh masing-masing pribadi. Mengutip perkataan ustad Herry Nurdi,
“seperti Konstatinopel yang hanya bisa ditaklukan oleh panglima paling soleh dan pasukan yang paling soleh, jika ingin membebaskan Palestina maka antum harus menjadi soleh dan militan serta menjadi yang terbaik di bidang masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar