Jumat, 27 Juni 2014

Summer Tsukuba #3: NIBIO Tsukuba

Research is what I'm doing when I don't know what I'm doing. (Wernher von Braun)

Pelatihan sekaligus bekerja adalah alasan utama saya mendapat kesempatan kembali mengunjungi Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan pertama, sebagian besar hari-hari saya di sini dihabiskan di sebuah institusi penelitian bernama NIBIO atau National Institute of Biomedical Inovation. NIBIO sendiri memiliki beberapa fasilitas riset di berbagai daerah di Jepang dengan pusatnya yang berada di Osaka. Di Tsukuba terdapat dua fasilitas riset NIBIO, yaitu Tsukuba Primate Research Center dan tempat saya ‘ngelab’, Research Center for Medicinal Plant Resources. Apa yang saya kerjakan di sini? Secara sederhana, saya mencari senyawa kimia bahan alam dari suatu spesies tanaman yang memiliki aktivitas anti hepatitis C. Kurang lebih, di sini saya mempelajari teknik-teknik yang biasa dilakukan oleh para peneliti di NIBIO dalam mengisolasi senyawa kimia bahan alam.

Dengan Takewaki-san, tetangga seberang meja kerja. Takewaki adalah mahasiswa farmasi Tokyo University of Science dan sedang menyelesaikan riset tugas akhirnya di NIBIO
Setiap pagi saya, mba Lidya, dan ka Tia berangkat dari TBIC menuju NIBIO bersama dengan para penghuni TBIC lainnya dengan bus yang disediakan oleh JICA. Penghuni TBIC berasal dari beragam negara dengan tujuan tinggal di sana biasanya karena mendapat beasiswa S2/S3 atau pelatihan dari JICA. Setiap pagi senin hingga jumat, kami selalu disediakan dua bus besar dengan rute yang berbeda untuk mengantar para penghuni TBIC ke lokasi aktivitasnya masing-masing. Perjalanan bisa lebih ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit dengan melewati berbagai institusi riset yang berada di Tsukuba. Begitu sampai, kami mengganti sepatu luar dengan sepatu lab, naik ke lantai dua (tempat lab kami berada), masuk ke ruang staf lab dan mengucapkan selamat pagi ohayou gozaimasu ! kepada setiap orang, terutama pada sensei kami. Selanjutnya masuk ke dalam lab dan mulai bekerja di bench masing-masing.

NIBIO, tempat lab saya berada, merupakan area yang cukup luas. Terdapat berbagai macam ladang tempat tanaman obat ditanam untuk dipanen. Koleksi herbariumnya juga banyak, menyimpan tanaman obat dari berbagai daerah di dunia, termasuk Indonesia. Terdapat dua gedung utama yang saya jelajahi untuk bekerja, satu gedung di mana saya menghabiskan sebagian besar waktu penelitian di sana (tempat saya berfoto dengan Takewaki-san di atas) dan satu gedung di mana berbagai instrumen analisis kimia berada. Di gedung yang saya sebut terakhir, biasa saya kunjungi untuk mendapatkan data spektrum NMR dari senyawa kimia yang saya dapat.

Orang-orang di lab ini sangat ramah dan menyenangkan. Sensei saya, Fuchino sensei, adalah orang yang humoris dan terkadang suka ‘jahil’ dengan anggota labnya. Bila jam makan siang tiba, beliau akan meminta semua anggota lab untuk menghentikan pekerjaannya dan makan siang bersama di ruang staf. Sudah menjadi budaya di sini untuk membawa bekal (bento) masing-masing. Oleh karena, lokasi lab yang jauh dari tempat makan ataupun combini (convenient store), maka saya biasanya membawa bento yang disisihkan dari jatah makan pagi di TBIC. Beberapa kali, sensei membawa banyak tomat atau semangka untuk dimakan bersama saat makan siang. Dan pertama kalinyalah saya mencoba memakan semangka yang ditaburi garam dahulu sebelumnya. Dan ternyata, lezat juga :3

Beberapa anggota lab natural product di NIBIO. Berdiri (dari kiri-kanan): mba Lidya, Mikiko-san, *yang berjas lab putih, saya lupa namanya, gomennasai :(*, Miyanaga-san, *ibu ini juga saya lupa namanya,sumimasen deshita*, Kumigay-san. Duduk (dari kiri-kanan): Kawakami-san, Fuchino sensei, Kawahara sensei, Takewaki-san, Matsubara-san. (dok. oleh ka Tia)  
Ah ya, satu budaya lagi yang biasa dilakukan di sini, terutama bila telah selesai bekerja atau pamit akan pulang, berucap otsukaresamadesu :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar