Pelatihan sekaligus bekerja adalah alasan utama saya mendapat kesempatan kembali mengunjungi Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan pertama, sebagian besar hari-hari saya di sini dihabiskan di sebuah institusi penelitian bernama NIBIO atau National Institute of Biomedical Inovation. NIBIO sendiri memiliki beberapa fasilitas riset di berbagai daerah di Jepang dengan pusatnya yang berada di Osaka. Di Tsukuba terdapat dua fasilitas riset NIBIO, yaitu Tsukuba Primate Research Center dan tempat saya ‘ngelab’, Research Center for Medicinal Plant Resources. Apa yang saya kerjakan di sini? Secara sederhana, saya mencari senyawa kimia bahan alam dari suatu spesies tanaman yang memiliki aktivitas anti hepatitis C. Kurang lebih, di sini saya mempelajari teknik-teknik yang biasa dilakukan oleh para peneliti di NIBIO dalam mengisolasi senyawa kimia bahan alam.
Dengan Takewaki-san, tetangga seberang meja kerja. Takewaki adalah mahasiswa farmasi Tokyo University of Science dan sedang menyelesaikan riset tugas akhirnya di NIBIO |
NIBIO, tempat lab saya berada, merupakan area yang cukup luas. Terdapat berbagai macam ladang tempat tanaman obat ditanam untuk dipanen. Koleksi herbariumnya juga banyak, menyimpan tanaman obat dari berbagai daerah di dunia, termasuk Indonesia. Terdapat dua gedung utama yang saya jelajahi untuk bekerja, satu gedung di mana saya menghabiskan sebagian besar waktu penelitian di sana (tempat saya berfoto dengan Takewaki-san di atas) dan satu gedung di mana berbagai instrumen analisis kimia berada. Di gedung yang saya sebut terakhir, biasa saya kunjungi untuk mendapatkan data spektrum NMR dari senyawa kimia yang saya dapat.
Orang-orang di lab ini sangat ramah dan menyenangkan. Sensei saya, Fuchino sensei, adalah orang yang humoris dan terkadang suka ‘jahil’ dengan anggota labnya. Bila jam makan siang tiba, beliau akan meminta semua anggota lab untuk menghentikan pekerjaannya dan makan siang bersama di ruang staf. Sudah menjadi budaya di sini untuk membawa bekal (bento) masing-masing. Oleh karena, lokasi lab yang jauh dari tempat makan ataupun combini (convenient store), maka saya biasanya membawa bento yang disisihkan dari jatah makan pagi di TBIC. Beberapa kali, sensei membawa banyak tomat atau semangka untuk dimakan bersama saat makan siang. Dan pertama kalinyalah saya mencoba memakan semangka yang ditaburi garam dahulu sebelumnya. Dan ternyata, lezat juga :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar