If you can't explain it simply, you don't understand it well enough. (A. Einstein, 1879-1955)
Senin, 06 Juli 2009
Pilihlah Dengan Baik
Tanggal 8 Juli nanti, rakyat Indonesia akan menentukan siapa pemimpinnya untuk 5 tahun ke depan. Suatu kenaifan jika kita berkata bahwa pemilu nanti tidak membawa efek apa-apa kepada kita. Karena bagaimana pun juga, karakter pemimpin nantinya akan membawa nasib bangsa ini. Mungkin kebanyakan dari kita masih bingung, mau memilih yang mana. Namun yang manapun pilihan kita, hendaknya mencerminkan karakter-karakter yang paling ideal. Dalam Islam hal tersebut sudah ada koridornya, bagaimana pemimpin yang baik. Kalau kita ingin melihat contoh maka lihatlah Rasulullah saw, jadi pilihlah pemimpin yang paling mendekati karakter beliau.
Beberapa pedoman dalam memilih pemimpin ideal seorang muslim:
- Tidak memilih dari golongan yahudi dan nasrani (Al-Maidah:51)
- Tidak memilih dari pemimpin yg mempermainkan agamanya (Al-Maidah:57-58)
- Tidak memilih dari pemimpin yg memusuhi Islam (Al-Mumtahanah:1)
Sedangkan beberapa Kriteria pemimpin Ideal:
- Memiliki wawasan keilmuan yg luas (Al-baqarah:247)
- Amanah,professional,bertanggung jawab
- Tidak bersifat khianat (Ar-Ruum:39)
Jika kita kaitkan dengan kondisi Indonesia sekarang, maka kita bisa memilih pemimpin yang sekiranya:
- Jelas visi-misinya
- Paling konkret programnya
- Paling tidak menghujat pihak lain
Hendaknya semua hal ini menjadi pelajaran buat kita, karena bagaimanapun jabatan adalah suatu amanah yang tidak ringan.
Ada suatu riwayat, suatu ketika salah seorang sahabat Rasul saw, Abu Dzar Al-Gifari, berkata pada Rasul, " ya Rasulullah, jadikanlah saya pejabat." Kemudian Rasulullah menjawab sambil menepuk-nepuk pundak Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar sesungguhnya kau ini orang yang lemah. Jabatan itu amanah, ia kelak di hari kiamat merupakan kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkannya dengan benar dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan benar pula."
Maka sudah sewajibnya bagi kita untuk tidak lagi berpikir bahwa jabatan merupakan sumber kekuasaan, namun seperti pedang bermata dua, dapat bermanfaat atau justru mencelakai pemegannya.
Wallahualam bi shawab
(source: Koran Republika)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar