Sabtu, 28 Juni 2014

Summer Tsukuba #4: Festival !

There is no summer, without a festival !

Saya kira musim panas adalah musim perayaan di banyak negara. Meskipun cuaca memanas, tak ada yang benar-benar menghalangi keceriaan musim panas. Dan mengunjungi sebuah festival musim panas adalah hal menyenangkan bagi siapa saja. Di Jepang, sejauh yang saya tahu, ada beberapa festival yang diadakan saat musim panas tiba, seperti Festival Tanabata, Festival Hanabi, Festival Obon ataupun Bon-Odori, dan berbagai festival lokal di daerah. Alhamdulillah, saya berkesempatan untuk mengunjungi tiga festival yang diadakan di Tokyo di bulan Juli, yaitu Festival Iriya-Asagao, Festival Tanabata, dan Festival Hanabi.

Festival Iriya-Asagao
Iriya-asagao atau morning glory flower merupakan bunga yang sangat familiar bagi warga Jepang. Bunga ini mudah dipelihara dan merawatnya sering dijadikan tugas musim panas bagi sekolah anak-anak di Jepang. Festival Iriya-Asagao diadakan setiap tahun pada minggu awal Juli di jalan Kototoi-dori, Iriya, Tokyo. Festival ini dicirikan dengan begitu banyaknya stand penjual bunga morning glory, serta tentu saja stand jajanan yang selalu ada di sisi-sisi jalan.

Festival Iriya-Asagao dengan bunga Asagao biru memesona
Hari minggu, 7 Juli, saya berangkat dari TBIC menuju Tsukuba center dengan ka Tia dan mba Lidya menggunakan Tsukubus yang melewati tempat pemberhentian bus Koyodai. Sesampainya di Tsukuba center, kami melanjutkan perjalanan dengan kereta Tsukuba express hingga stasiun Asakusa. Di sini kami kemudian bergabung bersama beberapa anggota lab NIBIO, Kawakami-san yang mengikutsertakan suaminya dan Matsubara-san yang mengajak temannya yang ternyata dapat berbahasa Indonesia dengan lumayan baik. Merekalah yang menjadi pemandu festival kami hari itu. Festival Tanabata sebenarnya merupakan tujuan utama kunjungan ke Tokyo kali ini, namun karena pada hari yang sama terdapat Festival Iriya-Asagao pula maka kami pergi ke festival ini terlebih dahulu. Jarak antara jalan Kototoi-dori, tempat Festival Iriya-Asagao berlangsung, dengan jalan Kappabashi, lokasi Festival Tanabata digelar mendukung rencana jalan-jalan kali ini. Dan oleh karena kami masih berada di daerah Asakusa, maka kurang lengkap rasanya bila tidak berkunjung ke Kuil Sansoji terlebih dahulu.

Kuil Sansoji yang berada di Asukasa ini merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik. Kamu bisa ikut mencoba melihat peruntungan di masa depan di sini ;)

Festival Tanabata
Tanabata dilaksanakan untuk merayakan pertemuan cinta antara sepasang suami-istri dewa-dewi langit, Orihime dan Hikoboshi, yang hanya dapat berjumpa satu tahun sekali pada tanggal 7 bulan ke 7. Agak mengenaskan sih, hanya bisa bertemu sehari dalam setahun, tapi kira-kira demikian sebagai hukuman dari langit qkarena terlalu asyik dengan dunia mereka sendiri setelah menikah sehingga melupakan tugas kelangitan mereka. Festival Tanabata memang diadakan setiap tahun pada (umumnya) tanggal 7 Juli di berbagai daerah di Jepang. Pada festival tanabata, setiap orang akan menuliskan harapan/cita-cita mereka pada sepotong kertas warna-warni (tanzaku) dan menggantungkan pada pohon bambu. Festival Tanabata tahun ini diadakan di sepanjang jalan Kappabashi, dengan berbagai untaian ornamen dan pernak-pernik warna-warni yang sangat menarik. Ketika memasuki jalan Kappabashi, kita akan disambut oleh fukinagasi, ornamen berbentuk bola pada pangkalnya dengan banyak pita menjuntai berwarna-warni, yang seakan menari bila terhembus angin.

Fukinagasi di sepanjang jalan Kappabashi memeriahkan keceriaan festival
Hari itu adalah hari yang sangat cerah, menambah semarak dan gairah orang-orang dalam berfestival. Kita akan melihat banyak orang yang memakai yukata warna warni, baik laki-laki maupun wanita. Di sepanjang jalan juga banyak pohon bambu tempat orang-orang menggantungkan tanzaku atau orizuru (kertas lipat berbentuk bangau), atau hiasan lain yang berbentuk segitiga atau lingkaran yang dipasang berkaitan satu sama lain hingga menjuntai beberapa sentimeter. Semakin ke tengah, kita akan melihat berbagai atraksi seperti tarian atau permainan yang saya tidak mengerti cara bermainnya, hahaa.

Festival Tanabata dan semarak kemeriahannya
Hal yang disayangkan, Fuchino sensei tidak dapat bergabung bersama kami hari itu, sehingga sebagai gantinya, beliau menitipkan uang untuk mentraktir kami unagi, makanan yang berisikan belut panggang yang disiram saus tertentu dan diletakkan di atas nasi. Satu kata untuk makanan ini: oishii !

Sebelum bersantap unagi. Dari kiri-kanan: Matsubara san, ka Tia, Saya, Kawakami-san dan suami, teman dari Matsubara-san. (Terimakasih untuk mba Lidya yang menjadi juru foto)

Festival Hanabi
Hanabi
dalam Bahasa Indonesia berarti kembang api, ya, Festival Hanabi adalah festival kembang api yang biasa diadakan setiap akhir Juli di berbagai daerah di Jepang. Hari itu sabtu, 27 Juli kami berangkat dari TBIC sekitar siang hari dengan cuaca cukup panas di bulan puasa. Seperti biasa, rombongan hari itu adalah saya, mas Andi, mas Dafi, mas Suryo, ka Tia, ka Nani berangkat menggunakan sepeda menuju TBIC. Di sana kami bergabung dengan mba Krisna dan mba Ria. Sama seperti pada Festival Hanabi, kami menggunakan kereta Tsukuba Express menuju Asukasa, di mana atraksi kembang api akan berlangsung di atas sungai Sumida yang melintas di samping menara Tokyo SkyTree. Atraksi dimulai sekitar pukul enam sore, sedangkan sekitar setengah lima kami sudah sampai di stasiun Asakusa. Kami menyempatkan diri untuk berjalan di sepanjang pasar tradisional di depan Kuil Sansoji yang sudah mulai pada dipenuhi pengunjung sekaligus memikirkan titik-titik di mana akan melihat atraksi kembang api yang bagus.

Suasana sore hari di daerah Kuil Sansoji sebelum atraksi kembang api dimulai
Saat sampai di Kuil Sansoji, kami terpisah menjadi dua grup karena padatnya manusia yang mulai memenuhi daerah di sekitar Kuil Sansoji dan sungai Sumida. Saya bersama grup mas Andi, kang Dafi, dan mba Krisna memutuskan untuk mencari tempat melihat kembang api di sekitar sungai Sumida. Berhubung hari itu sudah bulan puasa, setelah mendapatkan tempat yang cukup baik dan sudah membawa bekal untuk berbuka, kami memutuskan untuk membeli beberapa minuman dan kentang rebus yang ternyata besar sekali bagi saya untuk menghabiskannya, hahaa. Atraksi kembang api dimulai beberapa menit setelah kami berbuka.

Rona-rona kembang api di atas sungai Sumida. Aslinya jauh lebih dramatis dan spektakular
Bagaimanapun juga ternyata takdir berkata lain, sekitar pukul tujuh malam, hujan lebat mengguyur daerah Asukasu sehingga atraksi kembang api hanya berlangsung sekitar satu jam serta atraksi-atraksi utama belum sempat diluncurkan. Kami sempat berteduh dahulu di depan sebuah toko hingga hujan reda. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang agar tidak terlalu larut sampai di TBIC, walaupun mas Andi dan kang Dafi sempat mentraktir saya sushi seharga 300 yen lebih/potong, hohohoo. Berdasarkan pengamatan sok tahu, saya membagi tiga tingkat restoran sushi. Pertama yang menyajikan sushi seharga sekitar 100 yen. Biasanya potongan daging ikan sushi tersebut tidak dipotong segar ketika pengunjung memesan. Seperti jika makan di warteg, kita memilih sushi yang hendak dimakan dan langsung disajikan kepada kita. Restoran tipe kedua adalah yang menyajikan sushi seharga sekitar 300 yen ke atas. Potongan daging ikan akan dipotong segar saat kita memesan menu yang diinginkan. Sehingga kita harus menunggu dulu beberapa lama hingga pesanan sampai ke meja untuk siap dimakan. Restoran tipe ketiga adalah yang menyajikan sushi seharga lebih dari 1000 yen. Ini adalah restoran kelas atas yang tidak pernah saya bayangkan untuk masuk ke dalamnya. Menurut kabar yang beredar, pengunjung akan memilih sendiri ikan hidup yang akan dijadikan sushi. Weew…

Mampir-mampir sejenak sebelum kembali ke Tsukuba
Sampai kembali di stasiun Tsukuba sekitar pukul 9 malam. Kami mengambil sepeda yang diparkir di salah satu swalayan di dekat Tsukuba center dan bergerak menuju TBIC dalam dengan diiringi lampu sepeda. Sekitar pukul 11 malam kami sudah masuk ke kamar masing-masing. Oleh karena azan subuh sekitar pukul 3 pagi, maka saya memutuskan untuk terjaga hingga selesai shalat subuh. Setelahnya menuntaskan waktu tidur yang kurang di hari minggu :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar