Jumat, 14 Agustus 2009

Alzhemier: Sang Penghapus Kenangan

Alzheimer sebuah istilah yang mungkin tidak asing di sebagian pembaca; ya merupakan suatu penyakit neurodegeneratif (berarti penurunan fungsi saraf) yang mengakibatkan demensia (penurunan daya ingat/pikun dan fungsi intelektual lainnya). Secara umum penyakit ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu early onset (jika diderita pada usia kurang dari 58 tahun) dan late onset (jika lebih dari 58 tahun). Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun secara mendasar terdapat kelainan pada otak yang meliputi degenerasi neuronal serta kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan penurunan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif. Faktor penyebabnya dapat berasal dari faktor genetika, lingkungan, neurotransmitter, trauma, immunologis.

Gejala klinis penyakit ini terjadi secara perlahan-lahan, sehingga penderita ataupun keluarga baru mengetahuinya setelah beberapa tahun. Secara dasar gejala klinis terjadi dimulai dari penurunan daya ingat, penurunan fungsi spasial (cenderung disorientasi atau bingung dengan keadaan sekitar), penurunan fungsi bahasa (sulit berkata-kata atau memilih kata), dan perasaan sensitif. Kemudian dilanjutkan dengan penurunan daya ingat yang semakin parah (hingga dapat melupakan nama sendiri), hilangnya kemampuan memakai dan memahami kata, munculnya kegelisahan, kemudian mencapai stadium selanjutnya yaitu penurunan fungsi intelektual yang parah dan kekakuan pada anggota badan.

Hingga saat ini terapi pada penderita Alzheimer hanya sebatas pengobatan simptomatik (gejala) tanpa disertai kesembuhan secara total dari penderita. Diantara daftar obat yang umum dipakai adalah, inhibitor kolinesterase, thiamin, haloperidol (bila terjadi gangguan psikosis (seperti halusinasi), Asetil L-karnitin (ALC). Obat-obat tersebut biasanya hanya berfungsi sebagai penghambat, tetapi tidak benar-benar menyembuhkan Alzheimer.

Meskipun demikian hingga saat ini terus dilakukan penelitian pada obat-obat yang berpotensi untuk mengobati Alzheimer. Umumnya obat-obat baru yang dikembangkan ini bekerja dengan cara menghilangkan plak protein pada otak. Zat-zat yang berpotensi menjadi obat baru diantaranya adalah antioksidan, NSAIDs (Non-Steroidal Anti inflammatory Drugs/ Obat anti inflamasi non steroid), statin (obat penurun kolesterol), asam lemak omega-3, ginkgo biloba, estrogen, dan lain sebagainya. Sayang nya dari berbagai percobaan yang dilakukan, sampai saat ini masih belum ada hasil yang memuaskan.

Percobaan klinis yang terus dilakukan haruslah sangat memerhatikan faktor keselamatan pada pasien penggunanya. Resiko kematian tidaklah kecil dalam percobaan pada manusia, seperti kasus percobaan klinis pada tahun 2002, yang mengakibatkan 6 % dari total 300 orang percobaan menderita efek samping yang parah dan beberapanya meninggal. Bagi para penderita masih harus bersabar untuk mendapatkan obat jenis baru, mengingat pengembangan obat tidaklah sebentar (dapat mencapai 15 tahun !).

Sumber:

http://www.ahaf.org/alzheimers/treatment/potential/
http://www.ahaf.org/alzheimers/treatment/clinicaltrials.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar