Senin, 09 Juli 2012

Dilema Kemandirian Obat Indonesia

Berbicara mengenai kesehatan manusia, maka kita membicarakan masa depan suatu komunitas atau bahkan suatu bangsa. Kesehatan adalah aspek pendukung utama keberlangsungan suatu bangsa. Generasi yang berkualitas tidak akan bisa dihasilkan tanpa dukungan faktor kesehatan yang memadai. Anda bisa membayangkan betapa mudahnya wabah penyakit menghancurkan suatu bangsa. Kita melihat betapa virus AIDS melumatkan negara-negara di Benua Afrika atau wabah malaria yang menyerang negara-negara di Asia Tenggara sehingga memakan banyak korban nyawa. Sebuah kehilangan besar bagi suatu bangsa ketika para penerus mereka harus menjadi korban dari suatu wabah penyakit. Kesehatan boleh dibilang merupakan faktor pendukung utama kemajuan suatu bangsa. Tanpanya, kita tidak akan bisa berbicara mengenai pendidikan tinggi atau teknologi maju ataupun mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki suatu bangsa.

Berbicara mengenai faktor pendukung kesehatan suatu bangsa, maka berbagai aspek dapat diulas di dalamnya. Paling tidak saya melihat tiga hal yang menjadi pendukung utama kesehatan suatu bangsa: kualitas tenaga kesehatan, sistem kesehatan dan aplikasinya serta obat dan ketersediaanya di masyarakat. Dua pertama tidak akan saya bahas di esai ini, saya hanya akan membahas mengenai obat dan bagaimana kemandirian akan ketersediaan obat sangat penting bagi masa depan suatu bangsa. Seperti pendapat umum bahwa obat, baik obat regular maupun tradisional, menjadi tumpuan pertama penyembuhan suatu penyakit. Hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat kita saat ini memiliki ketergantungan dengan suatu tablet atau kapsul dibandingkan dengan gaya hidup sehat. Di zaman saat semua orang mengingkan hal-hal yang instan, obat merupakan jawaban terbaik untuk mengatasi kondisi tidak menyenangkan yang kemudian kita sebut sebagai sakit. Dari sini anda dapat melihat bahwa kebutuhan obat yang akan sulit surut di masyarakat menjadikannya pasar yang sangat potensial. Mengendalikan pasar obat bisa jadi mengendalikan tingkat kesehatan masyarakat atau bahkan pembangunan suatu bangsa.

Berbicara mengenai Indonesia, di sini pemerintah mencoba mengendalikan harga obat melalui program obat generik. Namun, ini hanyalah solusi yang menyembuhkan gejala, bukan sumber penyakitnya. Harga obat yang mahal menjadi penyebab utama mahalnya biaya kesehatan di sini. Mengapa harga obat dapat menjadi mahal? Biaya produksi obat menjadi salah satu penyebabnya. Ya, hingga saat ini bahan baku obat Indonesia (baik bahan aktif maupun bahan tambahan) hampir 96% diimpor dari luar negeri. Dengan demikian, harga obat sangat terpengaruh dari nilai mata uang kita dibandingkan dengan mata uang asing serta kondisi dari negara yang mengekspor bahan baku obat tersebut. Di satu sisi, kita ingin agar harga obat dapat ditekan, di sisi lain para pelaku usaha (industri farmasi) harus memperhitungkan keberlanjutan usahanya.

Sesungguhnya berbicara mengenai ketersediaan obat di masyarakat merupakan hal yang tidak sederhana. Obat boleh jadi tersedia di pasaran namun bila masyarakat tidak mampu membelinya, maka hal tersebut menjadi percuma saja. Tuntutan ditekannya harga obat juga tidak sesederhana yang terlihat, industri farmasi juga harus mengimbangi antara ongkos produksi dan laba yang didapat. Sama saja jika harga obat tidak dapat menutupi ongkos produksi, maka obat pun tidak bisa diproduksi. Produksi bahan baku obat dalam negeri bisa merupakan suatu solusi juga. Tetapi selama efisiensi produksi bahan baku dalam negeri tidak sebaik produksi luar negeri, maka harga bahan baku produksi dalam negeri dapat lebih mahal daripada produksi luar negeri. Lagi-lagi, ini persoalan investasi ke industri bahan baku obat nasional. Jika teknologinya ingin dikembangkan maka investasi dalam jumlah besar harus dilakukan.

Bagi saya pribadi, produksi bahan baku dalam negeri harus segera dilakukan, meskipun masih belum sempurna. Kita tidak bisa terus-menerus bergantung pada impor bahan baku obat dari luar negeri. Komitmen besar harus dimiliki oleh setiap stakeholder untuk menciptakan industri bahan baku obat nasional.


4 komentar:

  1. gama, suka nulis tentang vaksin juga tak?

    BalasHapus
  2. salah nanya. Gama pernah ngebahas vaksin disini kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pernah tentang, analisis vaksin rabies >> http://jurnalramadhan.blogspot.com/2009/11/analisis-vaksin-rabies.html

      Hapus