Minggu, 11 Maret 2012

Galau patologis

Kita mungkin perlu berpikir ulang tentang sakit hati dan kegalauan…

Sakit hati, patah hati, pecah hati atau apapun itu yang bermakna broken heart banyak disematkan untuk kondisi kegalauan dimana manusia merasa terpecah-pecah dan hancur berantakan secara konotatif. Kondisi kegalauan luar biasa dapat disebabkan oleh kekecewaan berat yang tentunya memiliki banyak musababnya di bagian awal. Sensasinya tidak menyenangkan, tidak ada luka yang bisa diobservasi tapi ada rasa tidak nyaman yang luar biasa. Obatnya mungkin juga tidak berbentuk dan karenanya sayang sekali orang yang mengandalkan obat penenang untuk mengatasinya.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan psikologis manusia, sesungguhnya memiliki kaitan dengan neurologis atau sistem persyarafan manusia. Otak manusia (mungkin dapat dikatakan sebagai otak terkompleks dari spesies yang ada di muka bumi) secara mendasar memiliki dua fungsi, yaitu fungsi fisiologis yang berarti pusat regulasi segala hal yang terjadi di dalam tubuh kita dan fungsi yang lebih tinggi yaitu fungsi intelektual yang berhubungan dengan memori dan kondisi mental. Oleh karena itu, pembahasan mengenai kondisi kejiwaan manusia, termasuk kegalauan, akan lebih komprehensif bila dilihat dari dua sudut pandang: psikologis dan neurosains.

Jika anda membuka KBBI kita, galau dapat didefinisikan sebagai, (1) sibuk beramai-ramai, ramai sekali; (2) kacau tidak keruan (pikiran). Baiklah, hanya definisi kedua yang kita pakai di tulisan ini. Sekali lagi, kondisi pikiran tidak keruan/kacau bisa berimplikasi banyak pada banyak hal. Anda mungkin membayangkan kondisi sulit tidur, lemas, tidak semangat melakukan apa-apa, perasaan cemas, gangguan makan atau bahkan depresi. Hal-hal tersebut mungkin akan sedikit sekali berimplikasi pada kesehatan, namun hal yang berbeda bila kondisinya berubah menjadi patologis, gangguan yang dialami dapat lebih parah. Mari kita bahas secara sederhana, beberapa dari kondisi galau level dua: galau patologis.

Galau dan sulit makan
Gangguan makan walau tampak sederhana merupakan hal yang kompleks untuk dijelaskan. Kondisi gangguan makan tidak dapat dijelaskan secara sederhana oleh psikologis, biokimia, fisiologis atau psikiatris. Oleh karena penyebab gangguan makan sangat banyak maka kita batasi hanya yang disebabkan oleh kondisi kegalauan. Gangguan makan yang dimaksud dapat berarti sulit makan atau anoreksia (memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan). Nampaknya ada abnormalitas pada sistem hormonal manusia yang berhubungan dengan kelenjar hipotalamus-ptiutari-gonad, hipotalamus-ptiuirari-adrenal dan hipotalamus-ptiuitari-tiroid. Oleh karena memiliki hubungan pada kelenjar gonad, gejala amenorrhea (tidak dapat haid) sering ikut serta pada sekitar 25% wanita dengan gangguan makan. Selain itu disfungsi pada neurotransmitter (bayangkan seperti sms versi otak) seperti serotonin, norepinefrin dan dopamine ikut berpengaruh karena ketiga neurotransmitter ini memiliki fungsi penting pada kontrol perilaku makan. Dan neurotransmitter tersebut juga berperan dalam suasana emosi manusia, seperti gembira dan sedih. Pengobatan terurutama lebih ditekankan pada aspek psikologis dibandikan aspek farmakologis. Namun bila membutuhkan intervensi farmakologis, antidepresan dapat diberikan.

Galau dan depresi
Galau yang berlebihan memang jika sampai menyebabkan depresi. Namun bukan tidak mungkin hal ini dapat terjadi karena kebanyakan gangguan depresi terjadi kareana gangguan pada mood individual yang diakibatkan oleh satu pengalaman atau lebih. Sayangnya, gangguan depresi juga terlalu kompleks untuk dijelaskan hanya melalui satu suduh pandang, karena depresi sepertinya merupakan efek dari gabungan beberapa faktor penyebab. Namun, bila kita melihat dari sudut pandang molecular biologi maka pada mayoritas pasien dengan gangguan depresi terjadi perubahan pada neurotransmitter monoamine pada otak, terutama pada norefinefrin, serotonin dan dopamine. Empat hipotesis mengenai terjadinya kondisi depresi beranggapan bahwa adanya perubahan pada neurotransmitter (baik pada senyawanya atau reseptornya) memiliki peranan penting dalam terjadinya depresi. Dan lagi-lagi kita dapat melihat bahwa kondisi mood/mental/kejiwaan yang bersifat ‘abstrak’ memiliki hubungan erat pada biokimia tubuh, dan setiap sisi memiliki hubungan saling mempengaruhi. Intervensi farmakologis umumnya dialamatkan pada obat dari golongan SSRi (selective serotonin reuptake inhibitor) seperti citalopram atau fluoxetine.

Galau dan kecemasan
Kondisi kecemasan mengacu pada perasaan gugup atau ketakutan atau terancam pada individual. Perasaan cemas tidak hanya mengakibatkan kenyamanan psikologis tetapi juga berpengaruh pada kondisi fisiologis seperti denyut jantung yang meningkat atau napas yang memendek. Dalam sudut pandang neurologis nampaknya kondisi gangguan kecemasan berhubungan dengan sistem neurotransmitter, seperti norefinefrin, GABA dan serotonin dan beberapa area dari otak. Bagian dari otak, amigdala memainkan peranan kritis dalam stimulasi rasa takut dan pembelajaran dari respon terhadap ketakutan. Locu ceruleus yang berada di pangkal otak mengandung norefinerin paling besar dari bagian otak lainnya bertanggung jawab atas respon takut, Dan bagian hipokampus berperan terhadap ingatan akan trauma.Orang yang mengalami gangguan kecemasan memerlukan terapi psikologis dan farmakologis. Obat lapis pertama untuk mengatas gangguan kecemasan adalah benzodiazepin

Jikalaupun galau…
Kondisi kegalauan semestinya dapat dicegah ataupun diatasi dengan baik tanpa perlu intervensi obat. Karena hal ini berhubungan dengan kondisi pikiran dan mental, maka pendekatan mengatasinya secara individual dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sikap hidup yang positif berpengaruh besar terhadap kondisi kejiwaan seseorang.


Referensi
Dipiro, John T., et al. (2005). Pharmacotherapy: A pathophysiologic approach 6th edition. Mc-Graw Hill: New York.



2 komentar:

  1. obat Galau itu cuma satu Gama, yaitu Agama yg memiliki arti Tidak Kacau

    BalasHapus
    Balasan
    1. tepat atau lebih tepatnya keyakinan. Karena orang yg beragama pun jika tidak punya keyakinan akan Tuhannya tetap akan terkena kegalauan. Some with those atheists, mereka yg tidak beragama tapi yakin akan diri sendiri pun tidak akan mengalami kegalauan. Sekarang, banyak kan remaja-remaja beragama yg galau dan bangga akan kegalauannya.

      *makna ad-dien dalam Islam pun tidak selalu tepat dengan makna agama dalam bahasa Indonesia :)

      Hapus