Sabtu, 16 Juli 2011

Blood type test: Semudah A, B, …. O


Well, tulisan ini berawal dari sebuah pengalaman saya yang dijadikan objek uji coba untuk menvalidasi blood type test kit yang sudah kadaluarsa. Sama seperti makanan, pereaksi-pereaksi yang digunakan dalam suatu kit juga memiliki batas kadaluarsa, meskipun pereaksi-pereaksi tersebut dalam keadaan terpisah satu sama lain dalam wadah tersendiri. Namun, kemungkinan adanya zat pereaksi yang terurai setelah penyimpanan selama beberapa waktu dapat menjadikan hasil uji golongan darah menjadi tidak valid.

Pertanyaan yang mungkin muncul di benak pembaca sekalian adalah untuk apa menguji kit yang sudah kadaluarsa? Hehe.., ini berawal dari paradigma hemat agar kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk uji golongan darah di lab komersial, padahal lab sendiri ternyata bisa melakukannya. Kebetulan sekali ada seperangkat kit yang masih terbungkus rapi dan belum pernah dipakai namun sayangnya sudah kadaluarsa. Alhasil, lagi-lagi dengan berlandaskan paradigma hemat, dipakai saja kit tersebut. Nah, sebelum dicobakan ke orang yang ingin diketahui golongan darahnya, maka kita perlu menvalidasi dahulu kit tersebut dengan cara mencobakannya kepada orang yang sudah diketahui golongan darahnya, which in this term was me!. xp

Kisah A, B, dan O
Pada permukaan sel darah manusia terdapat antigen yang utamanya adalah glikoprotein (merupakan protein yang terikat molekul gula) yang kemudian disebut sebagai antigen A dan antigen B. Sistem penggolongan ABO ini dikembangkan oleh Karl Lendsteiner, seorang patologis dari Austria saat dia mengetahui adanya perbedaan reaksi yang terjadi setelah mencampurkan secara acak serum dan sel darah merah dari mahasiswa-mahasiswanya. Seperti yang bisa diduga, mereka yang bergolongan darah A hanya memiliki antigen A pada permukaan sel darah merahnya, golongan darah B hanya memiliki antigen B, golongan darah AB memiliki antigen A dan B, serta golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B. Bagaimanapun juga, tubuh kita akan membentuk antibodi terhadap antigen yang kita tidak miliki. Sehingga, mereka yang bergolongan darah A akan menghasilkan antibodi anti-B yang menyebabkan mereka tidak bisa menerima transfusi darah dari orang bergolongan darah B, dan begitu pula sebaliknya. Sisanya, golongan darah O akan menghasilkan antibodi anti-A dan antibodi anti-B sedangkan para pemilik golongan darah AB dapat menerima transfusi darah dari semua golongan darah karena tidak memiliki antibodi anti-A dan anti-B.

Eksekusi…
Back to lab, dan setelah perlengkap tersedia, pereaksi anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D (ini disebut juga anti-rhesus), kapas, alkohol, jarum steril, serta kartu golongan darah; eksekusi kemudian dilaksanakan. Caranya mudah anda tinggal menusukan jarum ke salah satu jari dengan cepat dan tanpa ragu-ragu, dengan pengecualian ibu jari dan jari kelingking (kalo saya tidak salah) tidak boleh digunakan karena kedua jari tersebut tidak dilewati oleh saluran getah bening. Tsk…. (saya tidak tahu sebenarnya bagaimana penulisan efek suara jari ditusuk), darah kemudian keluar dan diteteskan ke atas empat kotak yang tercetak di kartu golongan darah. Penting bagi mereka yang diperiksa darahnya untuk bersikap tenang dan rileks agar darah dapat keluar dengan mudah. Tentunya tenang saja, rasa sakitnya hanya sekejap saja. Darah yang telah berada di atas kartu golongan darah diratakan sedikit dan diteteskan reagen sesuai dengan keterangan yang ada di bawah gambar kotak. Lalu digoyang-goyang pelan untuk meratakan reaksi yang terjadi kemudian lihat hasilnya. Sebagai tambahan, hasil positif dinyatakan dengan terjadinya penggumpalan darah (aglutinasi).

Mereka yang bergolongan A
Pada kotak anti-A menunjukkan penggumpalan, kotak anti-B tidak ada penggumpalan, kotak anti-AB menunjukkan penggumpalan juga.
Mereka yang bergolongan B
Pada kotak anti-A tidak menunjukkan penggumpalan, kotak anti-B ada penggumpalan, kotak anti-AB menunjukkan penggumpalan juga.
Mereka yang bergolongan AB
Pada kotak anti-A menunjukkan penggumpalan, kotak anti-B juga ada penggumpalan, begitu pula dengan kotak anti-AB.
Mereka yang bergolongan O
Pada kotak anti-A tidak menunjukkan penggumpalan, kotak anti-B juga tidak ada penggumpalan, begitu pula kotak anti-AB.
Serta rhesus
Mereka yang memiliki rhesus positif akan terlihat adanya penggumpalan pada kotak anti-D dan begitu sebaliknya.

Setelah diperiksa jangan lupa untuk menutupi luka tusukan dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol. Sayang sekali, karena uji yang saya jalani gratis tis tis tis sehingga tidak ada roti apalagi mie, :p (memang bukan transfusi darah juga yaa..). Dan hasilnya, ternyata kit kadaluarsa itu masih dapat dipakai, terbukti setelah menghasilkan kesimpulan yang tepat dari golongan darah saya yaitu B.




(diolah dari berbagai referensi)

ps. Bagi mereka yang penasaran, isi pereaksi adalah komponen reaktif dari antibodi monoklonal yang spesifik terhadap antigen-A atau antigen-B. Antibodi monoklonal ini berasal dari immunoglobulin kelas IgM. Antibodi ini diencerkan dalam bovine albumin, etilendiamin tetraasetat (EDTA), dan sebagai pewarna, Patent Blue (Anti-A) atau Tartrazin (Anti-B).


2 komentar:

  1. kadaluarsanya berapa bulan kak? masih ada kemungkinan lamanya kadaluarsa juga jadi variabel bebas kan?

    BalasHapus
  2. lupa berapa lama..
    jelas semakin lama disimpan, kemungkinan bahan yg rusak jg semakin besar.
    setidaknya, kesimpulan pada percobaan iseng sederhana di atas adalah kit tersebut masih bisa digunakan pada hari itu ;D

    BalasHapus