Jumat, 15 Januari 2010

Teknik Membaca Jurnal


Pertama, membaca Abstrak, Pendahuluan dan Kesimpulan dari sebuah makalah untuk mendapatkan gambaran umum yang jelas mengenai maksud, tujuan serta hasil dari makalah. Abstrak yang baik memang mampu memberikan gambaran umum mengenai isi dari makalah, Namun ternyata tidak semua Abstrakditulis dengan baik. Beberapa abstrak dapat saja tidak memberikan gambaran dari isi makalah. Sehingga pada akhirnya untuk mendapat gambaran umum, dapat dilakukan dengan membaca pendahuluan dan kesimpulan saja.



Kedua, setelah mendapat ide umum dari makalah, hal yang dilakukan kemudian membaca sepintas dan mencari ide‐ide umum dari setiap sub‐bab dalam makalah untuk mencari alur pengambilan kesimpulan secara jelas dari makalah yang ditulis. Apabila menemui detail‐detail makalah yang menarik perhatan ataupun yang diperkirakan memiliki andil besar dalam pengambilan kesimpulan, kita dapat memilih untuk membaca bagian tersebut terlebih dahulu. Diskusi yang mendahului pengambilan kesimpulan terkadang juga sangat penting untuk disimak untuk mencari hubungan antara penjelasan‐penjelasan sebelumnya dengan kesimpulan di akhir makalah. Setelah semua itu dilakukan, selanjutnya kita dapat membaca kalimat per kalimat pada makalah tersebut secara
lengkap. Cara membaca yang memakan waktu seperti ini hanya akan dilakukan apabila perlu.

Sumber: Mulyadi, Michael B. (2007). Makalah Ilmiah dan Mahasiswa:Sebuah evaluasi akhir mata kuliah seminar. [http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/etc/207-12-Michael-Budiman-Mulyadi-Ringkasan-Individu.pdf]. Halaman: 4-5.


Read More..

Senin, 11 Januari 2010

Peningkatan Mutu Pendidikan Ilmu Kesehatan sebagai Upaya Perbaikan Kualitas Sistem Pelayanan Kesehatan di Palestina

Ringkasan

M. Gama Ramadhan
Mahasiswa Departemen Farmasi Universitas Indonesia

Sepanjang sejarah kemanusian, mungkin penjajahan Israel atas palestina yang menimbulkan dampak paling luar biasa pada berbagai aspek kehidupan manusia. Aspek kesejahteraan, pendidikan, serta kesehatan menurun drastis sepanjang penjajahan Israel dari waktu ke waktu. Kita bisa membayangkan bagaimana akses baik masuk maupun keluar Palestina—pada khususnya Gaza—dibatasi hingga hampir tidak ada akses sama sekali.

Gambaran kondisi kesehatan rakyat Palestina saat ini adalah banyaknya angka kejadian malanutrisi dan kematian balita. Hal-hal tersebut diperparah dengan banyaknya rumah sakit yang dihancurkan sehingga menyulitkan perlakuan medis bagi penduduk Palestina. Dalam kondisi penjajahan seperti di Palestina, maka kualitas dan kuantitas dari tenaga kesehatan dipertaruhkan, terutama tenaga dokter spesialis. Karena jika hanya mengandalkan dokter umum (general practitioner) maka kemungkinan kesalahan perawatan baik dari segi diagnosis maupun penatalaksanaan medis akan besar. Selain masalah diagnosis, operasi-operasi besar seperti pengangkatan tumor sulit dilakukan di Gaza karena keterbatasan kemampuan dari dokter yang ada.

Pengiriman dokter-dokter spesialis dari negara-negara lain merupakan salah satu solusi yang bisa diterapkan. Namun hal ini hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan akar permasalahan yang ada. Oleh karena itu, langkah terbaik untuk bisa menyelesaikan masalah di atas adalah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia bangsa Palestina. Peningkatan kualitas sumber daya tenaga kesehatan ini dapat dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a.Tahap jangka pendek
Pada tahap jangka pendek difokuskan pada peningkatan kualitas tenaga medis
b.Tahap jangka panjang
Pada tahap jangka panjang lebih difokuskan kepada para mahasiswa.

Pendidikan memegang peranan kunci pada kehidupan bangsa Palestina. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui jalur pendidikan adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Hal-hal tersebut tidak hanya berpengaruh pada kualitas kesehatan penduduk Palestina, tetapi juga pada kemandirian bangsa Palestina. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah jalan keluar untuk perbaikan bangsa Palestina.


Korespondensi penullis: gm_ramadhan@yahoo.com
Read More..

4th International Symposium for Palestine:Education for Palestine (day 2)

Tulisan ini bukanlah tulisan resmi dari Panitia 4th International Symposium, melainkan hanya laporan atau tulisan pribadi penulis



Setelah pada hari pertama Simposium Internasional yang keempat ini dihadiri banyak peserta bahkan hingga ruangan aula lt. 2 gedung dekanat FE UI tidak dapat menampungnya, maka pada hari kedua fenomena yang sama masih terjadi meskipun terjadi penurunan.
Acara ini dipandu oleh pemeran Azzam dalam KCB, yaitu Cholidi Asadil Alam dan menghadirkan pembicara yang lebih banyak dari hari pertama, meskipun terdapat kekecewaan di mana para duta besar (Palestina, Arab, dan Mesir) tidak dapat hadir disebabkan alasan yang tidak jelas. Tim nasyid yang ditampilkan pun lebih menarik dikarenakan hadirnya Izzatul Islam dan Shoutul Harokah.
Acara pada hari kedua ini terbagi menjadi dua sesi yaitu sebelum dan sesudah zuhur, dengan tema yang sedikit berbeda dari hari pertama (pendidikan untuk rakyat Palestina), yaitu peluang negara-negara Islam dalam membantu bangsa Palestina. Pada sesi I, menghadirkan Mapres Nasional 2006, Bang Shofwan Al Banna dan pemred Sabili, Ust. Herry Nurdi. Sesi berlangsung menarik dengan bahasan mulai dari sejarah bangsa Palestina hingga ‘ada apa dengan negara-negara Arab’ dan potensi Indonesia dalam membantu membebaskan bangsa Palestina.

Pada sesi II diawali dengan pengumuman jejarin dana nasional untuk bangsa Palestina yang sudah terkumpul hingga saat itu sebesar 310 jutaan dan langsung diberikan kepada KNRP. Selanjutnya pengumuman para pemenang lomba (Alhamdulillah saya kalah, hehe…) dan nasyid dari Shohar. Pembicara pada sesi II ini adalah Ustadzah Yoyo Yusroh. Mohon maaf tidak bisa melanjutkan pelaporan karena pulang lebih awal disebabkan kondisi tubuh yang sudah tidak mau berkompromi lagi.
Secara garis besar acara ini berlangsung luar biasa, meskipun ada kekurangan di sana sini namun demikian masih dapat teratasi dengan baik. Semoga ini semua tidak sebatas wacana saja dan dapat ditindaklanjuti oleh masing-masing pribadi. Mengutip perkataan ustad Herry Nurdi,
“seperti Konstatinopel yang hanya bisa ditaklukan oleh panglima paling soleh dan pasukan yang paling soleh, jika ingin membebaskan Palestina maka antum harus menjadi soleh dan militan serta menjadi yang terbaik di bidang masing-masing.

Read More..

Sabtu, 09 Januari 2010

4th International Symposium for Palestine: Education for Palestine (day 1)


'Tulisan ini hanyalah hasil laporan ataupun pendapat dari penulis pribadi dan bukan dari panitia resmi simposium internasional ke-4'

Apa yang akan terlintas pada pikiran anda ketika mendengar kata Palestina? Penjajahan, Zionis Israel, penderitaan, peperangan tak pernah berhenti? Atau hal lainnya?

Ya, ketika berbicara tentang Palestina mungkin tidak akan pernah habis membicarakan tentang kejamnya penjajahan dan sebagainya. Tapi tunggu dulu....
Untuk apa kita berbicara Palestina? Negeri nun jauh di sana, sedangkan kondisi di negeri sendiri masih carut-marut. Apa keuntungannya untuk kita? Hal ini sempat dibahas oleh pembicara pada sesi pertama, yaitu Bang Firtra (wartawan TV-one) dan Pak Basuki (dokter dari Bulan Sabit Merah).


> landasan pertama kenapa kita membantu Palestina adalah karena persaudaraan muslim. Ya, muslim bagaikan satu tubuh jika salah satu bagian sakit maka akan merespon bagian yang lainnya.
> kedua, karena konstitusi kita mengharuskan demikian. Ingat pembukaan UUD 1945 yang biasa kita bacakan sewaktu SD hingga SMA, "Kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan..."
> ketiga, membiarkan kelakuan Israel yang jelas-jelas melanggar peraturan yang disepakati dunia dapat merusak tatanan dunia. Kenapa? Karena tatanan dunia dibangun atas dasar saling menghormati. Jika sikap semau gue ini menyebar maka sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.
> keempat, jika melihat dari segi ekonomi, tanah Palestina merupakan tanah yang subur dan menghasilkan berbagai macam hasil bumi yang berkualitas sangat baik. Selain itu sikap penduduk Palestina yang baik terhadap bangsa Indonesia menjadikan bangsa Indonesia memiliki prospek kerjasama ekonomi yang baik di sana
> dan lainnya, yang bisa kita gali sendiri.
Bisa kita simpulkan bahwa membantu perjuangan bangsa Palestina memiliki imbas tersendiri ke negara Indonesia.

Topik yang diangkat pada simposium kali ini adalah pendidikan bagi penduduk Palestina sebagai salah satu usaha rekontruksi Palestina. Tema ini sangat pantas untuk kita angkat, karena kemajuan dan kehebatan suatu bangsa bergantung pada kualitas SDM yang dimiliki. Maka tidak heran jika fasilitas-fasilitas pendidikan serta laboratorium penelitian dihancurkan untuk tujuan menghancurkan SDM di Palestina.
Pendidikan kedokteran (terutama spesialis) sangat dibutuhkan di sana, jika kita mendengar presentasi dari dr. Basuki. Oleh karena itu, BSM sudah berupaya untuk mensekolahkan dokter Palestina di Indonesia dan dikabarkan akan dibiaya 10 orang dokter Palestina.

Selain acara-acara talkshow juga ada penampilan nasyid dari berbagai macam tim nasyid dan penampilan teater. Acara ini berlangsung dua hari (9 dan 10 januari) bertempat di FEUI
Sekian untuk hari pertama, tunggu postingan selanjutnya untuk hari kedua....


Read More..

Jumat, 08 Januari 2010

Sebuah Pengakuan



Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka

Pernah mendengar syair di atas?

Menurut kebanyakan sumber, syair di atas dibuat oleh Abu Nawas pada masa-masa akhir hidupnya. Syair tersebut merupakan salah satu wujud pertaubatan Abu Nawas atas segala kesalahannya.
Al-I’tiraf berarti sebuah pengakuan, jika diartikan dalam bahasa Indonesia

Tuhanku... aku tidak layak memasuki syurga Firdaus
Dan aku pun tak mampu menahan siksa api Neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku amatlah banyak bagai butiran pasir
Terimalah taubatku, wahai Yang Maha Agung
Umurku berkurang setiap hari, sedangkan dosa-dosaku terus bertambah
Bagaimana aku sanggup menanggungnya?
Tuhanku... hamba-Mu yg durhaka ini datang bersimpuh menghadap-Mu
Mengakui dosa-dosa dan menyeru memohon kepada-Mu
Bila Kau mengampuni, Engkaulah Sang Pemilik Ampunan
Bila Kau campakkan aku, kepada siapa aku mesti berharap selain dari-Mu?


Menjadi sebuah muhasabah buat kita atas segala kesalahan-kesalahan kita.
Agar terus-menerus mengevaluasi diri pribadi dan meng-upgrade diri kita menjadi lebih baik lagi.


Read More..