Senin, 30 November 2009

Prinsip Fermentasi Anaerob Penghasil Bioetanol



Pada fermentasi anaerob, zat-zat organik dikatabolisme tanpa kehadiran oksigen yang berarti tidak adanya akseptor elektron eksternal melainkan melalui keseimbangan reaksi oksidasi-reduksi internal. Produk dihasilkan selama proses penerimaan elektron yang dilepaskan saat pemecahan zar-zat organik. Oleh karenanya zat-zat organik tersebut berperan sebagai akseptor dan donor elektron. Pada fermentasi, substrat hanya dioksidasi sebagian dan oleh karena itu hanya sedikit energi yang bisa dihasilkan. Glukosa sebagai substrat akan melepaskan elektron saat dirubah menjadi piruvat, namun elektron tersebut kemudian akan diambil piruvat untuk menjadi etanol




Pada prosesnya glukosa yang digunakan dalam fermentasi dapat dihasilkan dari pati. Pati tersebut dihidrolisis terlebih dahulu menjadi uni-unit monomer glukosa. Pada prosesnya dapat dilakukan secara kimiawi ataupun enzimatis. Cara enzimatis menjadi pilihan karena lebih mudah dilakukan dan sifat enzim yang dapat memutuskan rantai polimer dari pati dengan spesifik. Enzim yang digunakan adalah α-amilase yang dapat menghidrolisis ikatan α-1,4-glukosida dan glukoamilase yang dapat menghidrolisis ikatan α-1,4-glukosida dan α-1,6-glukosida.
Glukosa yang dihasilkan kemudian difermentasi dalam kondisi anaerob. Proses fermentasi dilakukan oleh mikroorganisme jenis ragi (yeast), dan yang biasa digunakan adalah Sacchromyces serevisae.



S. serevisae akan memetabolisme glukosa membentuk asam piruvat melalui jalur Embden-Meyerhof-Parnas. Asam piruvat selanjutnya mengalami reaksi dekarboksilasi menjadi asetaldehia dan mengalami reaksi dehidrogenasi menjadi bioetanol. Bioetanol yang dihasilkan kemudian didestilasi sehingga dapat dipisahkan. Hasil destilasi ini masih mengandung jumlah air yang menyebabkannya menjadi belum dapat digunakan sebagai bahan bakar. Oleh karena itu bioetanol ini ditambahkan bahan yang dapat menyerap air seperti CaCO3 dan zeolit ataupun dengan menggunakan cara destilasi vakum.
Pada pembuatan biodiesel menggunakan prinsip yang mirip dengan pembuatan bietanol. Perbedaannya terletak dari substrat fermentasi dan mikroorganisme yang digunakan. Pada pembuatan biodiesel digunakan asam lemak yang dapat diperoleh dari hasil hidrolisis lipid. Asam lemak kemudian difermentasi menjadi trigliserida dengan berbagai proses reaksi. Trigliserida yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel.


Pustaka:
Khanal, Samir Kumar. 2008. Anaerobic Biotechnology for Bioenergy Production: Principles and Applications. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Assegaf, Faisal. 2009. Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa paradisiacal) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam dan Enzimatis. Lomba Karya Tulis Ilmiah. Semarang.

Musanif, Jamil. 2008. Bioetanol. http://agribisnis.deptan.go.id/xplore/files/PENGOLAHAN-HASIL/BioEnergi-Lingkungan/BioEnergi-Perdesaan/BIOFUEL/Bioetanol/Bioethanol.pdf. diakses tanggal 28 November 2009.


Read More..

Selasa, 24 November 2009

Analisis Vaksin Rabies


Vaksin apapun ketika akan dipasarkan haruslah memenuhi syarat uji. Pada kali ini akan dibahas mengenai beberapa cara analisis vaksin rabies. Berikut penjabarannya:

Baku Pembanding
Baku pembanding yang dipakai adalah BPFI (Baku Pembanding Farmakope Indonesia)

Identifikasi
Jika disuntikkan kepada hewan yang peka akan menimbulkan pembentukan antibodi rabies

Penetapan Potensi
1. Potensi vaksin rabies tidak kurang dari 2,5 unit per dosis dan batas kesalahan fidusial tidak kurang dari 25% dan tidak lebih dari 400%
2. Lakukan penetapan potensi dengan membandingkan dosis sediaan uji dan sediaan baku yang memberikan perlindungan sama bagi mencit terhadap efek virus rabies dosis tertentu yang diberikan secara intraserebral.

Hewan uji:
1. Sebagai hewan uji gunakan mencit sehat dari asal yang sama, umur kurang lebih 4 minggu dan bobot tubuh antara 11-15 gram.
2. Kelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing 16 ekor (untuk penetapan potensi) dan 4 kelompok masing-masing terdiri dari 10 ekor (untuk penetapan virus tatang), dari jenis kelamin yang sama atau jenis kelamin berbeda yang dibagi merata di antara kelompok.
3. Selama pengujian, hitung mencit yang mati atau menunjukkan gejala rabies (paralisis atau konvulsi), antara hari ke-5 hingga ke-14 stelah penyuntikkan virus. Mencit yang mati sebelum hari ke-5 tidak dihitung.

Suspensi virus tatang:
1. Biakkan galur Canine Street Virus (CSV) dari virus rabies dalam otak mencit
2. Panen virus dan buat sedemikian rupa sehingga diperoleh virus jernih dan disimpan dalam jumlah sedikit pada suhu di bawah -60°C
3. Encerkan suspensi segera sebelum digunakan dengan cairan yang sesuai hingga diperoleh suspensi virus tatang yang diperkirakan mengandung antara 5-50 dosis infektif 50% per 0,03 ml berdasarkan hasil titrasi pendahuluan. Tetapkan titer suspensi virus tatang bersamaan dengan penetapan potensi vaksin

Penetapan titer suspensi virus tatang
1. Buat 3 seri pengenceran suspensi virus tatang. Alokasikan suspensi virus tatang dan tiga pengencerannya pada masing-masing kelompok mencit yang terdiri dari 10 ekor.
2. Suntikkan secara intraserebral 0.03 ml suspensi virus tatang dan encerannya pada setiap mencit dalam masing-masing kelompok yang dialokasikan
3. Amati mencit selama 14 hari
4. Hitung titer suspensi virus tatang dalam dosis infektif 50% (ID50) per 0,03 ml dengan metode statistik baku dari jumlah mencit yang mati atau menunjukkan gejala rabies (paralisis atau konvulsi)

Prosedur
•Rekonstruksi sediaan baku dan sediaan uji vaksin yang akan ditetapkan potensinya
•Buat 3 seri pengenceran berkelipatan lima sediaan baku dan 3 seri pengenceran berkelipatan lima sediaan uji. Seri pengenceran sediaan baku dan sediaan uji dibuat sedemikian rupa sehingga pengenceran terendah melindungi lebih dari 50% yang telah ditatang dan pengenceran tertinggi melindungi kurang dari 50% mencit yang telah disuntik dengan cairan tatang
•Alokasikan tipe enceran sediaan baku dan sediaan uji pada masing-masing kelompok mencit yang terdiri dari 16 ekor. Suntikkan secara intraperitonial 0,5 ml tiap enceran pada tiap mencit dalam masing-masing kelompok yang telah diasosiasikan
•Setelah 7 hari, buat 3 pengenceran yang sama masing-masing sediaan baku dan sediaan uji, ulangi penyuntikkan.
•Amati mencit selama 14 hari
•Hitung potensi sediaan uji dengan menggunakkan cara statistik baku dari jumlah mencit yang dapat bertahan terhadap virus tatang
•Uji tidak absah, kecuali jika sediaan uji maupun sediaan baku yang dapat melindungi 50% hewan uji terletak antara dosis terendah dan dosis tertinggi yang diberikan pada mencit, kurva dosis respon yang menunjukkan kemiringan yang bermakna dengan deviasi yang tidak bermakna terhadap kesejajaran atau linearitas dan titer suspensi viru tatang antara 5 dan 50 ID50.

Uji Viabilitas
Uji viabilitas dilakukan untuk mengetahui titer dari suspensi CVS IP11 yang digunakan sebagai seed virus dalam produksi vaksin rabies.
Suspensi CVS IP11 disuntikkan pada 10 ekor mencit berat 11-13 gram secara intraserebral masing-masing 0,03 ml. Observasi selama 7-14 hari dan dilihat kematiannya dengan gejala rabies.

Uji Kontaminasi Bakteri
Sebelum hasil panen otak bayi mencit diinaktivasi (suspensi 10%), dilakukan titrasi untuk mengetahui kontaminasi bakteri.
Adapun caranya; disediakan 5 tabung reaksi masing-masing berisi 9 ml thyoglycolate broth. Ke dalam tabung pertama dimasukkan 1 ml suspensi otak bayi mencit 10% sehingga didapat pengenceran 10-2. Cara yang sama diulang sampai ke tabung ke-5 sehingga didapat pengenceran 10-3,10-4,10-5,10-6. Inkubasi dilakukan pada suhu 37°C selama 14 hari.

Uji Kontaminasi Virus Lain
Bersamaan dengan pelaksanaan uji kontaminasi bakteri dilakukan juga uji kontaminasi virus lain. Caranya: 0,5 ml supernatant dari suspensi 10% dicampur dengan 0,5 ml serum antirabies hiperimun undiluted. Kemudian campuran ini diinkubasi pada suhu 37°C selama 80 menit dan disuntikkan pada 10 ekor mencit dengan berat 11-13 gram masing-masing 0,03 ml secara intraserebral dan 10 ekor bayi mencit yang berumur 0-4 hari masing-masing disuntik 0,01 ml secara intraserebral. Setelah observasi selama 30 hari, mencit dewasa dan bayi mencit harus tetap sehat. Bila ada mencit yang mati, dibuktikan kematiannya itu disebabkan oleh virus rabies atau virus neurotropik lainnya dengan cara melakukan uji netralisasi indeks.

Uji Keamanan (Safety Test)
Sampel uji berisi SMB (Suckling Mouse Brain) kering (produk akhir), kemudian diencerkan dengan aquabides hingga diperoleh suspensi 2%. Pengujian dilakukan terhadap 4 ekor cavia dengan berat kurang lebih 20 gram disuntikkan 0,5 ml secara subkutan.
Observasi selama 14 hari. Penimbangan sebelum dan sesudah percobaan harus menunjukkan kenaikan berat badan atau minimal konstan.

Penentuan N Total
Penentuan N total dilakukan secara Kjehdahl. Senyawa yang mengandung nitrogen didestruksi menjadi NH3 kemudian dititrasi secara asam basa.
Sebanyak 1 ml vaksin rabies dimasukkan ke dalam labu Kjehdahl dengan pertolongan air suling dan NaOH encer kemudian ditambahkan 1,30 ± 0,03 gram K2SO4, 40 ± 5 mg HgO dan 2 ml H2SO4. Ke dalam labu tersebut ditambahkan juga 1-2 butir batu didih dan destruksi di ruang asam kurang lebih 4 jam. Setelah dingin ditambahkan sedikit mungkin kurang lebih 5 ml aquades kemudian cairan dimasukkan ke dalam alat destilasi nitrogen secara kuantitatif. Tahap berikurnya tempatkan labu Erlenmeyer 125 ml sebagai penampung destilat yang berisi sampel uji ditambahkan 8 ml campuran NaOH dan Natrium tiosulfat serta uji ada tidaknya kelebihan asam dengan metal jingga. Selanjutnya dilakukan destilasi sampai lebih kurang 50 ml destilat tertampung. Destilat dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan:
P x NHCl x 14 = ……… mg N/ml
P = jumlah (ml) larutan HCl yang diperlukan dalam titrasi.

Pustaka:
Harmita. 2007. Analisis Hayati 2. Depok: Departemen Farmasi UI. Halaman 75-79.

Read More..

Senin, 09 November 2009

Gerakan Dakwah Ideal


Mukadimah
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada kebajikan, dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali-Imran:104).
Islam adalah solusi dan karenanya proses pembinaan dan tarbiyah adalah suatu keharusan. Umat ini perlu dibangun agar mereka dapat mengembangkan usaha penyelamatan sebagaimana mereka mampu memberikan jalan keluar. Pengorganisasian sebuah gerakan Islam merupakan sebuah keniscayaan karena akan dapat membentuk generasi-generasi baru yang sesuai dengan pendidikan Rabbani. Dan pengorganisasian tersebut haruslah memiliki bentuk dan karakter yang ideal.


Kerusakan dan Penderitaan Manusia adalah Motifnya
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benarnya.” (Qs. Ar-Ruum: 41)
Saat ini kita bisa melihat banyaknya kerusakan yang terjadi di muka bumi. Bukan hanya bencana alam yang sering terjadi di Indonesia saat-saat ini, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Berbagai jenis kerusakan sudah merasuk ke seluruh bagian kehidupan manusia.
Kerusakan dalam bidang politik dan hukum sudahlah banyak terjadi. Kita bisa melihat banyaknya para penjahat kelas besar (baca koruptor) masih banyak yang berkeliaran dengan bebasnya. Adanya penguasa yang secara tidak langsung memplokamirkan dirinya sebagai Tuhan, yang berhak mengatur manusia untuk memenuhi hawa nafsunya. Berbagai ketidakadilan yang menimpa masyarakat yang kecil sehingga menambah panjang daftar penderitaan masyarakat. Tidak dikembalikannya sistem yang ada kepada Al-Qur’an dan Sunnah menjadi salah satu penyebabnya
Kerusakan dalam bidang sosial adalah kerusakan yang paling banyak bisa kita saksikan. Dimulai dari kemerosotan moral dan rusaknya akhlak hingga perubahan paradigma yang menjadi bersifat materialistik. Pornografi sudah merajalela dimana-mana, menghancurkan generasi-generasi muda umat Islam hingga mereka terbius oleh syahwat dan tidak menyadari realitas yang ada dan kegelapan yang melingkupinya.
Kaum wanita adalah sasaran eksploitasi yang sering digunakan untuk melawan Islam. Banyaknya kaum wanita yang dijerumuskan ke dalam lembah kegelapan dengan slogan-slogan kebebasan yang menipu. Kita bisa melihat sudah banyaknya rumah-rumah bordil yang bertebaran di negara-negara Arab, lalu atas nama seni, mereka juga mengadakan peragaan busana dan kontes-kontes kecantikan.
Dipelopori oleh hakim Inggris, Welmoor penggunaan bahasa ammiyah di Mesir dan sekitarnya dengan tujuan agar bahasa Arab (fusha) sebagai bahasa Al-Qur’an terlupakan oleh kaum muslimin digalakkan. Penyerangan juga dilakukan terhadap Qaidah Nahwu bahasa Arab yang dianggap terlalu sulit untuk dipelajari dan dianggap bodoh bila diwajibkan pada pemuda di abad 20 ini. Selain itu juga dilakukan pengaburan terhadap kelembutan bahasa Al-Qur’an, yang dianggap berasal dari pengaruh yahudi, dan hal ini dilakukan oleh seorang tokoh bernama Thaha Husain.
Usaha penghancuran juga dilakukan kepada sunnah nabawiyah. Mereka berusaha menciptakan keraguan pada kebenarannya. Hal ini dilakukan dengan pendiskreditkan kepada Abu Hurairah, sahabat Rasulullah saw yang paling banyak meriwayatkan hadist, serta anggapan bahwa perlunya penkritisan terhadap shahih Bukhari karena banyak hadist yang tidak shahih di dalamnya.
Sejarah Islam pun tidak lepas dari sasaran pengerusakan. Hal ini banyak dilakukan oleh kaum orientalis yang selalu berusaha melakukan distorsi sejarah, menafsirkannya secara materialis dan menciptak syubhat di dalamnya
Lain halnya dalam bidang ekonomi. Pengerusakan dilakukan oleh kaum yahudi melalui bank-bank mereka, serta sistem-sistem mereka yang penuh riba. Mereka mendirikan tempat-tempat hiburan, klub-klub judi, dan sebagainya. Banyak bukti bila kita cari di berbagai sumber yang memperlihatkan kejahatan zionis menghancurkan perekonomian di banyak negara dan tidak hanya itu, pengerusakan terhadap moral generasi muda negara tersebut juga dilakukan.

Dakwah sebagai jalan Keluar
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 3)
Solusi terbaik saat ini untuk mengatasi berbagai masalah di atas adalah membangun jamaah Islami yang menyeru kepada kebaikan, mencegah dari yang mungkar, dan mampu memikul beban dakwah yang mereka usung. Oleh karena merupakan sebuah kewajiban bagi tiap muslim untuk berdakwah maka kebutuhan untuk membentuk sebuah kelompok/jamaah/gerakan untuk memudahkan kepentingan dakwah merupakan sebuah keniscayaan.

Bersama dengan Jamaah
Orang-orang yang berjamaah adalah mereka yang senantiasa bertemu karena Allah, menyatu dalam agama-Nya walaupun jumlah mereka sedikit. Bersama dengan jamaah maka tugas dakwah yang diemban akan menjadi lebih ringan. Tidak ada seorang muslim pun yang sanggup menjalankan amanah tersebut sendirian. Selain itu dipelukan komitmen dari setiap anggota jamaah untuk tetap berjalan atau bergerak bersama dalam barisan jamaah, karena sesungguhnya orang-orang kafir itu bersatu padu melawan Islam dan bila umat muslim tidak bersatu juga saling bahu-membahu maka fitnah akan semakin menyebar, kebatilan menang di atas kebenaran.

Kewajiban Berjihad
Dengan banyak kerusakan pada saat ini, maka kewajiban berjuang di jalan Allah merupakan suatu hal yang mendasar. Semua hal ini ditujukan untuk menegakkan agama Islam dan menghadirkan masyarakatnya di seluruh penjuru dunia. Selain itu untuk menjadikan Islam sebagai titik tolak dari kaidah pertama. Sesungguhnya sosok yang paling rendah kualitas agamanya dan paling dimurkai Allah adalah orang yang meninggalkan kewajiban ini, walau ia hidup zuhud di dunia. Nabi saw selalu memanfaatkan hari-harinya dalam jihad hati, lisan, dan tangannya, karena itu beliau adalah da’I yang paling banyak zikirnya dan paling tinggi kedudukannya di sisi Allah azza wa jalla.

Jalan Para Nabi
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut” (Qs. An-Nahl: 36)
Tidak ada jalan lain yang dapat dilalui untuk mengembalikan dan menegakkan Islam di muka bumi ini, kecuali melalui jalan para Nabi. Ayat ke 36 surat An-Nahl merupakan sebuah intisari dari ajaran para Rasul, yaitu menyembah hanya kepada Allah dan menjauhi dari penyembahan terhadap selain-Nya. Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan mereka lalui jalan dakwah ini, maka contoh-contoh yang mereka berikan adalah sebuah telada sendiri bagi kita untuk mengikutinya.

Untukmu Da’i
Da’i merupakan penurus perjuangan para nabi, mereka melaksanakan peran-peran dakwah yang dilakukan para nabi. Peran yang hanya diletakkan Allah dan Rasul-Nya di atas leher para Rasul. Para da’i haruslah bagi mereka yang mempunyai pengetahuan dan kejujuran karena ketika mereka menyampaikan dakwah maka semua itu haruslah berlandaskan pada pengetahuan dan kejujuran.
Setiap da’i hendaknya selalu jujur dalam perkataan dan perbuatannya. Setiap langkahnya hanya ditujukan untuk Allah semata. Setiap da’i hendaknya memperbanyak interaksinya dengan Al-Qur’an melalui tilawah dan amalan, serta berinteraksi dengan sunah Rasul, senantiasa berjamaah, menghindari dosa-dosa kecil, mewaspadai fitnah, mendahulukan syariat daripada pendapat, dan mengutamakan akal dibanding hawa nafsu.. Mereka berbaur dengan manusia tetapi tidak melebur, mereka mewarna setiap sendi kehidupan masyarakat. Sesungguhnya ketergelinciran yang paling berbahaya bagi para da’i adalah ketamakan pada dunia dan kebiasaan mendatangi pintu penguasa. Hendaklah para da’I berekstra hati-hati terhadap tipu daya dunia, karena merekalah yang akan menjadi contoh masyarakat awam.

Karakter Gerakan Islam Penyelamat
Gerakan Islam sehingga bisa menjadi solusi bagi permasalahan yang terjadi di saat ini haruslah setidaknya memiliki beberapa karakter diantaranya:
•Kitabullah adalah sandaran bagi setiap referensi dan konsep yang digunakan untuk menetapkan tujua, sarana, cara menghadapi berbagai situasi dan kondisi.
•Ada kejelasan visi jamaah dalam mencapai tujuan dan metode beramal.
•Tarbiyah individu perlu lebih didahulukan
•Jamaah ini dapat memberi pengaruh dari sisi amal atas sisi teori
•Hendaknya jamaah ini mengambil seluruh sebab-sebab syar’I untuk menegakkan sistem Islam
•Untuk merealisasikan tujuan besar itu, jamaah harus memiliki sarana yang layak untuk mencapainya.

Arus Islam Kontemporer di Indonesia
Di Indonesia dengan berbagai ragam pemikiran, adat istiadat, dan kebiasaannya memberikan berbagai bentuk gerakan-gerakan Islam untuk dapat tumbuh dan berkembang. Masing-masing gerakan dakwah tersebut memiliki formatnya masing-masing dalam berjuang di medan dakwah. Beberapa diantaranya adalah Jamaah Tabligh, Jamaah Salafiyah, Jamaah Shufiyah, Hizbut-Tahrir, dan Al-Ikhwan Al-Muslimun.

Pustaka
Amin, Shadiq. (2006). Mencari Format Gerakan Dakwah Ideal. Jakarta: Al-I’tishom.
Read More..

Jumat, 06 November 2009

Amal Jama'i


"Dan berpeganganlah kamu sekalian dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (Ali-Imran: 103)

Mukadimah
Islam pada zaman ini, setuju atau tidak, masih menempati tempat yang kurang bila dibandingkan dengan umat lainnya. Sejarah masa lalu, saat periode emas Islam dibawah naungan kekhilafan, dari perintisan pada zaman Rasulullah saw, berlanjut pada masa Khulafa al-rasyidin, dan dinasti-dinasti keemasan Islam yang ditandai dengan terbentuknya pemerintahan madani, generasi-generasi Rabbani, dan ilmu yang maju dengan pesatnya, kini telah menurun. Arus deras perkembangan pemahaman dan pemikiran yang tidak sesuai dengan aturan pada Al-Qur’an dan sunnah telah menggerus jiwa-jiwa generasi Islam.
Islam tidak akan rela atas ketidakberdayaan kaum muslimin dalam menghadapi kenyataan ini. Islam tidak menghendaki umatnya lemah dan takluk pada musuh-musuh yang selalu berupaya untuk kehancuran Islam. Tiada kata lain selain umat ini harus bangkit dari keterpurukan, mengembalikkan kejayaan Islam di bumi ini. Hal tersebut menuntut perjuangan yang keras dan berkesinambungan dari umat muslim. Sebuah perjuangan melakukan perubahan tidak akan pernah menjadi besar bila dilakukan perseorangan, dia memerlukan kerja sama, koordinasi yang baik, dan organisasi yang rapi. Bukankah sapu lidi tidak akan bisa benar-benar menjalankan fungsinya bila dilakukan oleh satu batang lidi saja?.

Kita adalah Da’i Sebelum Apapun juga
Karakter dakwah Islamiyyah adalah kebersamaan setiap umat muslim untuk bergerak dan berusahan mewujudkan tuntunan Islam. Hal ini mensyaratkan setiap umat muslim untuk berusaha mewujudkan dan menegakkan kembali Daulah Islamiyah ‘Alamiyyah, suatu sistem pemerintahan atau negara Islam yang mendunia (bersifat internasional). Tujuan besar inilah yang merupakan kewajiban tiap muslim untuk menjalankannya sesuai dengan koridor Al-Qur’an dan sunnah.

Amal Jama’i adalah Kunci
Amal jama’i adalah amal bersama, dilakukan dengan bersama untuk mencapai tujuan bersama dan berefek pada semua, tidak hanya satu orang. Bedakan dengan amal fardhiyah yang merupakan amal yang dilakukan perindividu.
Perjuangan untuk mencapai tujuan yang besar, kebangkitan Islam, memerlukan suatu kerja sama, kebersamaan dalam bergerak dan koordinasi yang apik antar sesamanya. Karenanya peruangan melalui amal jama’I yang digerakkan oleh sebuah jama’ah Islam harus tersusun rapi dan kuat, sebuah gerakan bersama yang terkordinasi dengan baik.
Tujuan besar ini yang mungkin hanya bisa dicapai oleh konsep amal jama’I menjadikannya kita wajib melakukan amal jama’i. Sebab Ushul Fiqih menyatakan, “Sesuatu yang wajib yang tidak sempurna pelaksanaannya kecuali dengan suatu hal, maka hal tersebut menjadi wajib.” Lagipula Islam bukanlah agama individu, ia adalah agama satu umat, satu tubuh. Islam menyeru kepada kesatuan umat muslimin. Islam adalah dien yang diturunkan untuk seluruh umat manusia, dan medannya adalah umat seluruhnya.
Jika kita melihat kembali Sirah Rasulullah saw maka kita akan melihat sebuah gambaran bagaimana Rasulullah saw memimpin umat muslim dalam satu jama’ah. Amal jama’i merupakan konsep gerakan Rasulullah, sebuah prinsip gerakan Islam. Dengannya Rasulullah berhasil membentuk Daulah Islamiyah pertama, sebuah negeri madani dimana di dalamnya setiap muslim berkasih sayang pada sesamanya dan keras terhadap orang-orang kafir.

Menilik Alur Pergerakan Rasulullah
Kembali ketika kita menengok perjalanan Rasulullah saw dalam merintis dakwah Islamiyah, banyak hal yang bisa kita petik. Rasulullah saw bersama para sahabat (jama’ah Islam pertama) melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, menyiapkan generasi-generasi penggerak da’wah Islam. Kemudian diikuti dengan dakwah secara terbuka dan memperjuangkannya secara militan. Seterusnya Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, sebuah kota yang kaya dengan manusia yang berhati hidup dan siap membela Islam di setiap saat. Di sana, sesama muslim dipersaudarakan, sistem pemerintahan terbaik dijalankan, dan jihad total amat ma’ruf nahi munkar dilancarkan. Sebuah keadaan bagaimana kebersamaan dalam ukhuwah Islamiyah, kesatuan dalam beramal membuahkan hasil yang gemilang.

Amal Jama’i Berjalan dengan Manhaj, Pemimpin, dan Anggota
Amal jama’i dijalankan oleh jama’ah dan untuk mencapai tujuannya diperlukanlah arahan atau pedoman (manhaj) yang jelas dan bergerak menurut manhaj tersebut. Dalam kaitan ini Imam Hasan Al-Banna pernah berkata, “Mengulang kaji seluruh organisasi atau bangsa-bangsa, anda akan mendapati bahwa asas keberhasilan, kebangkitan, dan pembangunannya ialah adanya manhaj tertentu dan adanya kelompok yang bergerak terus atas dasar manhaj tersebut. Mereka tidak pernah jemu dan terus menerus berusaha mencapai tujuannya serta taat kepada pemimpinnya.”
Suatu jama’ah tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya pemimpin yang mengatur seluruh gerakannya, menentukan tujuan dan sasaran, serta sarana. Selain itu ia mengawasi serta mengontrol pelaksanaan program. Begitu pula dengan anggota, yang berjiwa prajurit dan berdisiplin tinggi tidak kalah penting kedudukannya dengan pemimpin. Karena pemimpin yang kuat sekalipun, niscaya tidak akan dapat melaksanakan program-program besarnya tanpa disertai anggota yang kuat dan berkemampuan. Sebaliknya, anggota yang kuat yang dipimpin oleh pemimpin yang lemah, masih berkemungkinan mengganti pimpinannya dan memilih yang baru dari kalangan mereka sendiri.

Amal Jama’i Menuntut Interaksi antar Pelaksananya
Oleh karena amal jama’I dijalankan oleh jama’ah, maka kordinasi yang baik adalah syarat utama. Sebuah koordinasi akan mensyaratkan adanya interaksi atau hubungan antara pihak-pihak yang terkait. Adapun beberapa adab dalam berinteraksi:
Saling menghormati dan menghargai
Menjaga perkataan saat berbincang
Saing menasihati
Rasulullah saw bersabda:
Al-Dien itu adalah nasihat. Kami bertanya, “Untuk siapa?” Rasulullah saw menjawab, “Bagi Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, pemimpin-pemimpin kaum Muslimin dan orang-orang awamnya.”
Saling memercayai dan berbaik sangka
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12).
Saling mencintai dan bersaudara

Penutup
Bergerak dalam dakwah Islamiyah dalam saru gerakan amal jama’i adalah suatu hal yang harus dilakukan. Sebuah kebaikan yang tak terorganisir dengan baik akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir dengan baik. Perlunya kita bergerak dalam amal jama’I yang rapi adalah suatu hal yang pasti. Wallahu alam.

Pustaka:
Mansyur, Syaikh Mushthafa. (2000). Fiqh Dakwah. Jakarta: Al-I’tishom. Halaman 395-401.
Read More..